STRUKTUR DAN FUNGSI PLASENTA

A. Plasenta
1. Struktur
Plasenta (uri) berbentuk bundar atau oval dengan ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm dan berat 500-600 gram. Biasanya uri terbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira 16 minggu dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim. Letak uri dalam rahim yang normal umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak kearah fundus uteri.




Tipe-tipe plasenta:

a) Menurut bentuknya
1). Plasenta normal
2). Plasenta membranasea (tipis)
3). Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)
4). Plasenta spuria
5). Plasenta bilobus
6)plasenta trilobus

b) Menurut pelekatan pada dinding rahim
1). Plasenta adhesiva (melekat)
2). Plasenta akreta (lebih melekat)
3). Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
4). Plasenta perkreta (sampai ke serosa)

Plasenta terdiri atas tiga bagian:

a) Bagian janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri atas:
1). Vili korialis
2). Ruang-ruang interviller

3). Amnion yang melapisi permukaan plasenta. Di bawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat.

b) Bagian maternal (maternal portion)
Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis pada plasenta matang disebut lempeng korionik (basal).

c) Tali pusat 
 
2. Fungsi

a. Nutrisasi, yaitu alat yang memberi makanan pada janin
b. Respirasi, yaitu alat penyalur zat asam dan CO2
c. Ekskresi, yaitu alat pengeluaran sampah metabolisme
d. Imunisasi, yaitu alat penyalur berbagai macam antibodi ke janin
e. Pertahanan, yaitu alat yang menyaring obat-obatan atau kuman-kuman yang bisa melewati uri.
f. Produksi, yaitu alat yang menghasilkan hormon-hormon


Hormon yang dihasilkan:

1). Human chorionic gonadotropin (HCG)
2). Chorionic somatomammotropin (placental lactogen)
3). Estrogen
4). Progesteron
5). Tirotropin korionik dan relaksin

3. Sirkulasi




Plasenta memiliki peran penting dalam kehamilan untuk kelangsungan hidup fetus. Segala nutrien, oksigen dan keperluan fetus dikirimkan melalui darah. Darah ibu dibawa melalui arteri spiral yang berada di desidua basalis kemudian memasuki ruang interviller. Pada sistol darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmhg seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales. Kemudian oksigen, air, glukosa, asam amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu menembus membran dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus dan diteruskan menuju vena umbilikalis. Darah yang membawa bahan kumuh dari fetus dibawa melalui tali pusat menuju villi dan di lepas di ruang interviller. Kemudian memasuki vena maternal pada vena-vena di desidua.

Di tempat-tempat tertentu ada implantasi placenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir placenta di beberapa tempat terdapat pula suatu rung vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.

Darah ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.

Walaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi kedua-dua darah tidak bercampur kerana dipisahkan oleh suatu membran. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin terpisah. Pertukaran terjadi melalui sinstial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisika-kimia.

B. Tali Pusat

1. Struktur
a. Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan fetal janin.
b. Warnanya dari luar putih, merupakan tali yang terpilin.
c. Panjangnya rata-rata 50-55 cm, diameter 1-2,5 cm.
d. Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.
e. Jelly wharton merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.




f. Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu: 2 arteri umbilikalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan. , 1 vena umbilikalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale..

2. Fungsi
a. Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.

b. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.


3. Sirkulasi

Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti “jari” atau vilus tumbuh dari membran yang menyelimuti fetus dan menembus dinding uterus, yaitu endometrium. Endometrium pada uterus kaya dengan aliran darah ibu. Di dalam vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Oksigen, air, glukosa, asam amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu menembus membran dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus. Darah yang kaya dengan oksigen dan nutrien ini kemudian dibawa melalui vena umbilicalis menuju fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat mengandung bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang terdapat di sekeliling vilus.