ABSTRAK
IX+68 Hal+6 Diagram+15 Gambar+5 Table+7 Lampiran
The American society memperkirakan 241.240 wanita Amerika Serikat terdiagnosis angka kesakitan akibat mastitis sedangkan di kanada jumlah wanita yang terdiagnosis angka kesakitan akibat mastitis adalah 24.600 orang.Indonesia hanya 0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi berupa mastitis. Menurut hasil laporan Dinas Kesehatan tahun 2011, diketahui 8725 orang dan yang mengalami mastitis berjumlah 108 orang (Depkes RI,2008). Mastitis merupakan peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi,sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk melihat pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (Mastitis). Populasi adalah seluruh ibu hamil yang ada di Klinik Chairani Harahap Am.Keb Rantau Selatan pada bulan Januari-Maret tahun 2015 sebanyak 35 orang. Sampel dari populasi yang diambil dari keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel (total sampling)..
Dari hasil penelitian ini mengambil sampel sebanyak 35 orang ibu hamil,hasilnya 5 responden (14,28%) berpengetahuan baik ,25 responden (71,43%) berpengetahuan cukup dan 5 responden (14,28%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan umur 15-20 tahun mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (40%),pada pendidikan menengah mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (34,28%),pada pekerjaan pegawai Negeri mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,85%),pada grandmultigravida mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 4 responden (11,42%),dan tidak mendapatkan sumber informasi mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,14%).
Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (Mastitis) dan masih ditemukan ibu hamil yang berpengetahuan cukup. Untuk itu diharapkan memberikan promosi dan penyuluhan kepada seluruh ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (Mastitis) agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang bagaimana pencegahan terjadinya bendungan ASI (Mastitis).
Kata kunci : Pengetahuan,Ibu Hamil, Pencegahan Terjadinya Bendungan ASI (Mastitis)
Daftar Pustaka :11 (2005-2013)
_____________________________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi kesehatan dunia (2008) memperkirakan lebih dari 1,4 juta orang terdiagnosis menderita mastitis. The American society memperkirakan lebih dari 1,4 juta orang terdiagnosis menderita mastitis. The American society memperkirakan 241.240. wanita Amerika Serikat terdiagnosis mastitis sedangkan di kanada jumlah wanita yang terdiagnosis mastitis adalah 24.600 orang dan di Australia sebanyak 14.791 orang
Millenium Development Goals (MDGS) adalah hasil kesepakatan 189 negara termasuk Indonesia yang mulai dijalankan pada September tahun 2000. Adapun program pemerintah dalam rangka percepatan penurunan Angka kematian ibu guna mencapai target MDGs tahun 2015, telah dirumuskan skenario percepatan penurunan Angka kematian ibu yaitu, target MDGs akan tercapai apabila 50% kematian ibu per provinsi dapat dicegah/dikurangi.
Angka kematian ibu di Indonesia masih termasuk yang tinggi dibandingkan negara-negara di Asia misalnya Thailand dengan Angka kematian ibu 130/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Data Survey Demografi Kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2007 mencatat angka kematian ibu diIndonesia mencapai 228 per 100.000 KH.
Sedangkan di Indonesia hanya 0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi berupa mastitis (Depkes RI,2008). Menurut hasil laporan Dinas Kesehatan tahun 2011, diketahui jumlah ibu nifas tahun 2010-2011 yaitu 2010-2011 yaitu ada 8725 orang dan yang mengalami mastitis berjumlah 108 orang (Depkes RI,2008).
Angka kematian ibu (AKI) yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yaitu 152 kasus. Penyumbang kematian terbanyak adalah Kota Bandar Lampung dengan kasus terbanyak adalah eklampsia dan perdarahan, Rata-rata penyebab kematian ibu adalah perdarahan (23%), eklampsi 33%, infeksi payudara 2%, dan kematian karena adanya penyakit-penyakit lain 42% (Dinkes Lampung, 2012).
Banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu bersama dengan angka kematian bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Mengacu Angka kematian ibu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas jumlah kematian ibu maternal dikabupaten labuhanbatu mengalami turun naik pada tahun 2009-2013. Jumlah kematian ibu tahun 2012 sebesar 33 kasus kematian menurun tahun 2013 menjadi 16 kematian ibu maternal. Jumlah kematian ibu maternal dan jumlah kelahiran hidup per kab/kota dilabuhanbatu tahun 2011 cakupan pelayanan nifas 82,79% meningkat menjadi 86,14% tetapi padatahun 2013 terjadi penurunan sekitar 1,67% menjadi 84,47% hal ini perlu mendapat perhatian dari pengelola program untuk meningkatkan cakupan layanan (Dinkes labuhanbatu).
Selama 24 hingga 49 jam pertama setelah persalinan sekresi lakteral, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu atau “caked breasi” sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. (suherni,2008)
Tiga hari pasca-persalinan payudara sering terasa penuh,tegang dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda air susu ibu mulai banyak diproduksi jika karena sakit ibu malah berhenti menyusui,kondisi ini akan semakin parah ditandai dengan mengkilatnya payudara dan ibu mengalami demam.(Rizki Natia wiji,2013)
Untuk menghindari dan mengatasi payudara bengkak,berikan ASI pada bayi segera setelah lahir dengan posisi yang benar dan tanpa jadwal. Jika produksi ASI melebihi kebutuhan bayi,keluarkan ASI dengan jalan diperah. Jangan berikan minuman lain kepada bayi dan lakukan perawatan payudara pasca persalinan seperti pemijatan.(Rizki Natia wiji,2013)
Ada sejumlah factor yang telah diduga dapat meningkatkan resiko mastitis yaitu teknik menyusui yang buruk mengakibatkan pengeluaran ASI (mastitis) yang tidak efisien, pekerjaan diluar rumah yang menyebabkan interval menyusui yang panjang sehingga kekurangan waktu untuk pengeluaran ASI yang adekuat dan trauma pada payudara karena penyebab apapun yang dapat merusak jaringan kelenjar dan saluran susu sehingga dapat menyebabkan mastitis.(kompas 2008)
Dari survey awal bulan Januari tahun 2015 diklinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb kecamatan Rantau utara kabupaten Labuhanbatu data yang saya peroleh sebanyak 35 orang ibu hamil dari TM I,TM ll dan TM III. Hasil wawancara pada ibu bidan bahwa diantara ibu nifas yang berjumlah 5 orang diantaranya ada yang terkena bendungan ASI berjumlah 3 orang ibu nifas dan yang tidak terkena 2 orang. Dari hasil wawancara pada 8 orang ibu hamil yang mengetahui tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) sebanyak 3 orang ibu hamil, sedangkan yang tidak mengetahui 5 orang ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang bendungan ASI (mastitis) terutama dalam teknik menyusui yang baik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di Klinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb. Kecamatan Rantau selatan kabupaten labuhan batu tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis berkeinginan untuk mengangkat permasalahan tentang pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis).
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di klinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Bagi penulis
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal melakukan suatu penelitian khususnya dalam masalah Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di klinik bersalin Chairani Harahap Am.keb.
1.4.2 Praktis 1.Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian yang selanjutnya tentang pencegahan terjadiya bendungan ASI (mastitis) dan dapat dijadikan bahan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa Akbid ikabina Labuhanbatu.
2.Bagi masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi ibu hamil untuk meningkatkan pemahaman tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis).
3. Bagi petugas kesehatan
Masukan bagi petugas kesehatan ditempat penelitian untuk dapat meningkatkan palayanan kepada ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di klinik bersalin Chairani Harahap Am.keb.
____________________________________________________________________________________
Sedangkan di Indonesia hanya 0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi berupa mastitis (Depkes RI,2008). Menurut hasil laporan Dinas Kesehatan tahun 2011, diketahui jumlah ibu nifas tahun 2010-2011 yaitu 2010-2011 yaitu ada 8725 orang dan yang mengalami mastitis berjumlah 108 orang (Depkes RI,2008).
Angka kematian ibu (AKI) yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 yaitu 152 kasus. Penyumbang kematian terbanyak adalah Kota Bandar Lampung dengan kasus terbanyak adalah eklampsia dan perdarahan, Rata-rata penyebab kematian ibu adalah perdarahan (23%), eklampsi 33%, infeksi payudara 2%, dan kematian karena adanya penyakit-penyakit lain 42% (Dinkes Lampung, 2012).
Banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu bersama dengan angka kematian bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Mengacu Angka kematian ibu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas jumlah kematian ibu maternal dikabupaten labuhanbatu mengalami turun naik pada tahun 2009-2013. Jumlah kematian ibu tahun 2012 sebesar 33 kasus kematian menurun tahun 2013 menjadi 16 kematian ibu maternal. Jumlah kematian ibu maternal dan jumlah kelahiran hidup per kab/kota dilabuhanbatu tahun 2011 cakupan pelayanan nifas 82,79% meningkat menjadi 86,14% tetapi padatahun 2013 terjadi penurunan sekitar 1,67% menjadi 84,47% hal ini perlu mendapat perhatian dari pengelola program untuk meningkatkan cakupan layanan (Dinkes labuhanbatu).
Selama 24 hingga 49 jam pertama setelah persalinan sekresi lakteral, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu atau “caked breasi” sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. (suherni,2008)
Tiga hari pasca-persalinan payudara sering terasa penuh,tegang dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda air susu ibu mulai banyak diproduksi jika karena sakit ibu malah berhenti menyusui,kondisi ini akan semakin parah ditandai dengan mengkilatnya payudara dan ibu mengalami demam.(Rizki Natia wiji,2013)
Untuk menghindari dan mengatasi payudara bengkak,berikan ASI pada bayi segera setelah lahir dengan posisi yang benar dan tanpa jadwal. Jika produksi ASI melebihi kebutuhan bayi,keluarkan ASI dengan jalan diperah. Jangan berikan minuman lain kepada bayi dan lakukan perawatan payudara pasca persalinan seperti pemijatan.(Rizki Natia wiji,2013)
Ada sejumlah factor yang telah diduga dapat meningkatkan resiko mastitis yaitu teknik menyusui yang buruk mengakibatkan pengeluaran ASI (mastitis) yang tidak efisien, pekerjaan diluar rumah yang menyebabkan interval menyusui yang panjang sehingga kekurangan waktu untuk pengeluaran ASI yang adekuat dan trauma pada payudara karena penyebab apapun yang dapat merusak jaringan kelenjar dan saluran susu sehingga dapat menyebabkan mastitis.(kompas 2008)
Dari survey awal bulan Januari tahun 2015 diklinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb kecamatan Rantau utara kabupaten Labuhanbatu data yang saya peroleh sebanyak 35 orang ibu hamil dari TM I,TM ll dan TM III. Hasil wawancara pada ibu bidan bahwa diantara ibu nifas yang berjumlah 5 orang diantaranya ada yang terkena bendungan ASI berjumlah 3 orang ibu nifas dan yang tidak terkena 2 orang. Dari hasil wawancara pada 8 orang ibu hamil yang mengetahui tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) sebanyak 3 orang ibu hamil, sedangkan yang tidak mengetahui 5 orang ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang bendungan ASI (mastitis) terutama dalam teknik menyusui yang baik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di Klinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb. Kecamatan Rantau selatan kabupaten labuhan batu tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis berkeinginan untuk mengangkat permasalahan tentang pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis).
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di klinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) berdasarkan umur di klinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb rantauprapat tahun 2015.
- Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya ASI (mastitis) ibu berdasarkan pendidikan di klinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb rantauprapat tahun 2015.
- Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) berdasarkan pekerjaan di klinik bersalin Chairani Harahap Am.Keb rantauprapat tahun 2015.
- Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) berdasarkan gravida di klinik bersalin Chairani Harahap Am.keb rantauprapat tahun 2015.
- Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) berdasarkan sumber informasi di klinik bersalin Chairani Harahap Am.keb rantauprapat tahun 2015.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Bagi penulis
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal melakukan suatu penelitian khususnya dalam masalah Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di klinik bersalin Chairani Harahap Am.keb.
1.4.2 Praktis 1.Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian yang selanjutnya tentang pencegahan terjadiya bendungan ASI (mastitis) dan dapat dijadikan bahan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa Akbid ikabina Labuhanbatu.
2.Bagi masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi ibu hamil untuk meningkatkan pemahaman tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis).
3. Bagi petugas kesehatan
Masukan bagi petugas kesehatan ditempat penelitian untuk dapat meningkatkan palayanan kepada ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di klinik bersalin Chairani Harahap Am.keb.
____________________________________________________________________________________
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangkan Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep –konsep atau variabel – variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian (Notoatmojdo, 2012). Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang upaya pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di klinik Chairani Harahap Am.keb RantauPrapat Tahun 2015 di bawah ini :
3.2 Defenisi Operasional
Defenisi Operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, yang kemungkinan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena ( Notoatmojdo,2012 ).
3.2.1 Pengetahuan Ibu Hamil
Pengetahuan adalah hasil tahu, ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) dalam kehamilan yang dinilai dari jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuisioner dan hasilnya di kategorikan dengan :
1. Baik,jika jawaban responden benar 21-30 ( 70%-100% )
2. Cukup,jika jawaban responden benar 11-20 ( 37%-67% )
3. Kurang,jika jawaban responden benar 0-10 ( 0%-33% )
Skalaukur : Ordinal
Alatukur : Kuisioner
3.2.2 Umur
Usia memepengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Rahmawati, 2008).
1.15-20 tahun
2. 21-25 tahun
3. 26-30 tahun
4. 31-35 tahun
Skala ukur : Interval
Alat ukur : Kuisioner
3.2.3. Pendidikan
Pendidikan adalah merupakan Jenjang pendidikan terakhir yang diselesaikan ibu hamil ditandai dengan ijazah.
1. Pendidikan dasar meliputi (SD-SMP)
2. Pendidikan menengah meliputi ( SMA, MA, SMK Sederajat )
3. Pendidikan Tinggi meliputi( Akademi, PerguruanTinggi )
( Depdiknas, 2003 ).
Skala ukur : Ordinal
Alat ukur : Kuisioner
3.2.4 Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas responden untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya.
1. Pegawai Negri ( Bekerja)
2.Pegawai Swasta (Bekerja)
3. Wiraswasta (Bekerja)
4. Petani (Bekerja)
5. IRT (Tidak bekerja)
Skala ukur : Nominal
Alat ukur : Kuiesioner
3.2.5 Gravida
Gravida adalah jumlah kehamilan yang dialami seorang ibu dan akan melahirkan seorang anak baik hidup ataupun meninggal. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dengan kategori :
Menurut Manuaba (1998) Gravida terbagi atas 4 bagian yaitu:
1.Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya.
2.Secundigravida adalah wanita yang hamil untuk kedua kalinya.
3.Multigravida adalah wanita yang hamil untuk ketiga kalinya.
4.Grandmultigravida adalah wanita yang hamil untuk kelima kalinya
Skala ukur : ordinal
Alat ukur : Kuisiner
3.2.6 Sumber Informasi
Sumber Informasi adalah informasi yang di peroleh ibu tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di kategorikan dalam:
1. Ada
a. Ada meliputi Tenaga kesehatan ( Dokter, bidan, perawat )
b. Media masa meliputi ( Buku. Koran, Majalah )
c. Media elektronik meliputi ( Televisi, Radio, Internet ).
2. Tidak ada
Skala ukur : Nominal
Alat ukur : Kuesioner
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan tentang keadaan secara objektif mengenai pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) dalam kehamilan di klinik Chairani Harahap Am.Keb Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten LabuhanBatu Tahun 2015. (Notoatmodjo, 2012 )
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di klinik Chairani Harahap Am.Keb Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten LabuhanBatu Tahun 2015.
3.4.2 Waktu Penelitian
Adapun Waktu penelitian mulai bulan januari– juni 2015.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Klinik Chairani Harahap Am.Keb pada bulan Januari-Maret tahun 2015 sebanyak 35 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 35 orang ibu hamil (total sampling) di Klinik Chairani Harahap Am.Keb Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten LabuhanBatu tahun ( Notoatmodjo, 2012).
3.6 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
3.6.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder
3.6.1.1 Data primer
Data primer: Data yang diperoleh langsung dari responden melalui jawaban kuesioner maupun wawancara diklinik Chairani Harahap Am.Keb. Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten LabuhanBatu.
3.6.6.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kumpulan sumber dari catatan, media, laporandi klinik Chairani Harahap Am.Keb. Data sekunder juga dapat sebagai data penunjang atau penguat sebagai bukti kebeneran data tersebut.
3.6.2 Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data diambil dari klinik Chairani Harahap Am.Keb Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu yaitu dengan cara memberikan undangan kepada responden ( ibu hamil trimester l,ll,dan lll ) dengan maksud agar responden datang ke klinik bidan Chairani Harahap Am.Keb pada hari yang di tentukan dengan tujuan mengisi kuesioner dan memberikan penyuluhan tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) dilakukan setelah responden selesai mengisi kuesioner yang diberikan. Sebelum responden menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner, peneliti menjelaskan tata cara pengisian kuesioner, dan responden diminta menandatangani kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Setelah kuesioner disebarkan kepada responden, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner serta meminta responden untuk menandatangani persetujuan menjadi responden ( informand consent ).
Setelah selesai menjawab seluruh pertanyaan, kuesioner , dikumpulkan kembali untuk diperiksa kelengkapan jawaban responden. Jawaban yang telah diisi seluruhnya secara langsung dikumpulkan. Sedangkan jika ada jawaban yang belum lengkap, responden diminta mengisi jawaban yang belum dijawab tersebut. Cara pembuatan kuesioner berdasarkan kisi-kisi soal yang berisikan tentang pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI ( mastitis).
3.7 Pengolahan dan Tehnik Analisa data
3.7.1 Pengelolahan Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan langkah –langkah sebagai berikut :
1. Editing (pengeditan)
Pada langkah ini peneliti melakukan pengecekan terhadap kuesioner bertujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengelolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang teliti.
2. Coding (pengkodean)
Pada langkah ini peneliti melakukan pengkodean dengan cara mengubah jawaban responden ke dalam bentuk angka, misalnya nama responden dirubah menjadi 1, 2, 3,.....30
3. Tabulating (table)
Untuk mempermudah analisis data serta mengambil kesimpulan, data, dimasukan ke dalam table di stribusi frekuensi, dan dihitung perensentasenya untuk setiap variabel yang diteliti.
4. Scoring (skor)
Melakukan pemeriksaan terhadap jawaban responden yang ada dan memberikan skor yang akan diperoleh pada kuesioner, lalu pengelompokan sesuai kategori pengetahauan.( Notoatmojdo, 2010)
3.7.2 Tehnik Analisis Data
Dalam penlitian ini tehnik analisa data di sajikan dengan menggunakan table frekuensi dengan melihatkan presentasi data yang di kumpulkan lalu membahas hasil penelitian dengan menggunakan secara membandingkan dengan teori dan keputusan yang ada. Proses analisa pada penlitian ini adalah dengan melakukan tabulasi terhadap data yang masuk dalam kategor yang benar dan salah. Kemudian dilakukan scoring, Proses selanjutnya adalah apakah hasil scoring tersebut masuk dalam kategori: baik, cukup, dan kurang penelitian acuan patokan.
Peneliti mengumplkan data pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) dengan menggunakan kuesioner terbuka yaitu yang sudah di lengkapi dengan pilihan jawaban a, b, c, d kemudian di lakukan scoring.
Menurut Arikunto( 2006 ) kategori nilai / skor adalah sebagai berikut :
1. Baik,jika jawaban responden benar 21 - 30 % ( 70%-100% )
2. Cukup,jika jawaban responden benar 11- 20 ( 37%-67% )
3. Kurang,jika jawaban responden benar 0-10 ( 0%-33% )
Setelah diperoleh kategori pengetahuan dari masing-masing responden, kemudian dilakukan presentase.
4.Grandmultigravida adalah wanita yang hamil untuk kelima kalinya
Skala ukur : ordinal
Alat ukur : Kuisiner
3.2.6 Sumber Informasi
Sumber Informasi adalah informasi yang di peroleh ibu tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) di kategorikan dalam:
1. Ada
a. Ada meliputi Tenaga kesehatan ( Dokter, bidan, perawat )
b. Media masa meliputi ( Buku. Koran, Majalah )
c. Media elektronik meliputi ( Televisi, Radio, Internet ).
2. Tidak ada
Skala ukur : Nominal
Alat ukur : Kuesioner
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan tentang keadaan secara objektif mengenai pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) dalam kehamilan di klinik Chairani Harahap Am.Keb Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten LabuhanBatu Tahun 2015. (Notoatmodjo, 2012 )
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di klinik Chairani Harahap Am.Keb Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten LabuhanBatu Tahun 2015.
3.4.2 Waktu Penelitian
Adapun Waktu penelitian mulai bulan januari– juni 2015.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Klinik Chairani Harahap Am.Keb pada bulan Januari-Maret tahun 2015 sebanyak 35 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 35 orang ibu hamil (total sampling) di Klinik Chairani Harahap Am.Keb Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten LabuhanBatu tahun ( Notoatmodjo, 2012).
3.6 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
3.6.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder
3.6.1.1 Data primer
Data primer: Data yang diperoleh langsung dari responden melalui jawaban kuesioner maupun wawancara diklinik Chairani Harahap Am.Keb. Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten LabuhanBatu.
3.6.6.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kumpulan sumber dari catatan, media, laporandi klinik Chairani Harahap Am.Keb. Data sekunder juga dapat sebagai data penunjang atau penguat sebagai bukti kebeneran data tersebut.
3.6.2 Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data diambil dari klinik Chairani Harahap Am.Keb Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu yaitu dengan cara memberikan undangan kepada responden ( ibu hamil trimester l,ll,dan lll ) dengan maksud agar responden datang ke klinik bidan Chairani Harahap Am.Keb pada hari yang di tentukan dengan tujuan mengisi kuesioner dan memberikan penyuluhan tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) dilakukan setelah responden selesai mengisi kuesioner yang diberikan. Sebelum responden menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner, peneliti menjelaskan tata cara pengisian kuesioner, dan responden diminta menandatangani kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Setelah kuesioner disebarkan kepada responden, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner serta meminta responden untuk menandatangani persetujuan menjadi responden ( informand consent ).
Setelah selesai menjawab seluruh pertanyaan, kuesioner , dikumpulkan kembali untuk diperiksa kelengkapan jawaban responden. Jawaban yang telah diisi seluruhnya secara langsung dikumpulkan. Sedangkan jika ada jawaban yang belum lengkap, responden diminta mengisi jawaban yang belum dijawab tersebut. Cara pembuatan kuesioner berdasarkan kisi-kisi soal yang berisikan tentang pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI ( mastitis).
3.7 Pengolahan dan Tehnik Analisa data
3.7.1 Pengelolahan Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan langkah –langkah sebagai berikut :
1. Editing (pengeditan)
Pada langkah ini peneliti melakukan pengecekan terhadap kuesioner bertujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengelolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang teliti.
2. Coding (pengkodean)
Pada langkah ini peneliti melakukan pengkodean dengan cara mengubah jawaban responden ke dalam bentuk angka, misalnya nama responden dirubah menjadi 1, 2, 3,.....30
3. Tabulating (table)
Untuk mempermudah analisis data serta mengambil kesimpulan, data, dimasukan ke dalam table di stribusi frekuensi, dan dihitung perensentasenya untuk setiap variabel yang diteliti.
4. Scoring (skor)
Melakukan pemeriksaan terhadap jawaban responden yang ada dan memberikan skor yang akan diperoleh pada kuesioner, lalu pengelompokan sesuai kategori pengetahauan.( Notoatmojdo, 2010)
3.7.2 Tehnik Analisis Data
Dalam penlitian ini tehnik analisa data di sajikan dengan menggunakan table frekuensi dengan melihatkan presentasi data yang di kumpulkan lalu membahas hasil penelitian dengan menggunakan secara membandingkan dengan teori dan keputusan yang ada. Proses analisa pada penlitian ini adalah dengan melakukan tabulasi terhadap data yang masuk dalam kategor yang benar dan salah. Kemudian dilakukan scoring, Proses selanjutnya adalah apakah hasil scoring tersebut masuk dalam kategori: baik, cukup, dan kurang penelitian acuan patokan.
Peneliti mengumplkan data pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan terjadinya bendungan ASI (mastitis) dengan menggunakan kuesioner terbuka yaitu yang sudah di lengkapi dengan pilihan jawaban a, b, c, d kemudian di lakukan scoring.
Jumlah jawaban benar
_____________________ x100%
Jumlah Soal
Menurut Arikunto( 2006 ) kategori nilai / skor adalah sebagai berikut :
1. Baik,jika jawaban responden benar 21 - 30 % ( 70%-100% )
2. Cukup,jika jawaban responden benar 11- 20 ( 37%-67% )
3. Kurang,jika jawaban responden benar 0-10 ( 0%-33% )
Setelah diperoleh kategori pengetahuan dari masing-masing responden, kemudian dilakukan presentase.
0 komentar:
Posting Komentar