A. Pengertian
Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.
B. Tujuan Kunjungan
Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut
1. Mendapatkan perawatan kehamilan
2. Memperoleh rujukan konseling genetik
3. Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.
4. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
5. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
6. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
7. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan
8. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
C. Pengkajian Data
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut.
1. Menanyakan identitas, yang meliputi :
Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.
B. Tujuan Kunjungan
Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut
1. Mendapatkan perawatan kehamilan
2. Memperoleh rujukan konseling genetik
3. Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.
4. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
5. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
6. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
7. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan
8. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
C. Pengkajian Data
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut.
- Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien
- Memperkenalkan diri kepada klien
1. Menanyakan identitas, yang meliputi :
Nama Isteri / Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.
Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.
Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
Pendidikan, Minat, Hobi
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.
Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
Alamat bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.
Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.
No. RMK (Nomor Rekam Medik)
Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.
2. Menanyakan keluhan utama klien (KU)
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien.
Mendengar keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti ” Untuk apa Nyonya datang kemari ?” atau ”Apa keluhan Anda?” dapat memberikan keterangan banyak ke arah diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya turun / keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk, maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang sedang dihadapi oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan serviks uteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena diagnosis tidak boleh berdasarkan atas anamnesis semata.
3. Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :
Riwayat Haid
Riwayat Hamil Sekarang
– HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
– TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery [EDC]) yang disebut taksiran partus (estimated date of confinement [EDC]) di beberapa tempat. EDD ditentukan dengan perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. Contoh : Jika HPHT adalah 10 Januari, dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari, diperoleh tanggal 17 Oktober. Jika HPHT adalah 18 November, perhitungan akan lebih mudah dilakukan mundur, yakni dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun sehingga EDD-nya 25 Agustus. Kadang-kadang perhitungan bergeser ke bulan berikutnya. Anggap saja HPHT adalah 26 September. Hitung mundur dengan mengurangi 3 bulan, maka diperoleh bulan Juni tanggal 26. Sekarang tambahkan 7 hari dan 1 tahun, maka akan didapat 3 juli (bulan juni hanya 30 hari).
– Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.
– Masalah-masalah
– ANC (Antenatal Care / Asuhan Kehamilan)
Trimester I
Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I.
Trimester II
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang.
Trimester III
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apbila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan khamilan tersebut pada kehamilan sekarang.
– Tempat ANC
Tanyakan kepada klien di mana tempat ia mendapatakan asuhan kehamilan tersebut.
– Penggunaan obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut.
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.
Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.
Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
Pendidikan, Minat, Hobi
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.
Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
Alamat bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.
Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.
No. RMK (Nomor Rekam Medik)
Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.
2. Menanyakan keluhan utama klien (KU)
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien.
Mendengar keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti ” Untuk apa Nyonya datang kemari ?” atau ”Apa keluhan Anda?” dapat memberikan keterangan banyak ke arah diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya turun / keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk, maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang sedang dihadapi oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan serviks uteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena diagnosis tidak boleh berdasarkan atas anamnesis semata.
3. Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :
Riwayat Haid
- Menarche (Usia pertama datang haid)
- Siklus
- Lamanya
- Banyaknya
- Dismenorhoe (Nyeri haid)
Riwayat Hamil Sekarang
– HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
– TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery [EDC]) yang disebut taksiran partus (estimated date of confinement [EDC]) di beberapa tempat. EDD ditentukan dengan perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. Contoh : Jika HPHT adalah 10 Januari, dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari, diperoleh tanggal 17 Oktober. Jika HPHT adalah 18 November, perhitungan akan lebih mudah dilakukan mundur, yakni dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun sehingga EDD-nya 25 Agustus. Kadang-kadang perhitungan bergeser ke bulan berikutnya. Anggap saja HPHT adalah 26 September. Hitung mundur dengan mengurangi 3 bulan, maka diperoleh bulan Juni tanggal 26. Sekarang tambahkan 7 hari dan 1 tahun, maka akan didapat 3 juli (bulan juni hanya 30 hari).
– Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.
– Masalah-masalah
- Trimester I
- Trimester II
- Trimester III
– ANC (Antenatal Care / Asuhan Kehamilan)
Trimester I
Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I.
Trimester II
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang.
Trimester III
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apbila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan khamilan tersebut pada kehamilan sekarang.
– Tempat ANC
Tanyakan kepada klien di mana tempat ia mendapatakan asuhan kehamilan tersebut.
– Penggunaan obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut.
- Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil
- Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umumnya aman diberikan setelah hamil trimester II.
- Obat yang aman diberikan namun tidak ada keterangan tertulis yang lengkap.
- Obat atau bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan dengan seksama.
- Obat atau bahan kimia yang aman jika diberikan pada kehamilan, yaitu vitamin khusus untuk ibu hamil.
Tabel 1 Obat-Obatan yang Berhubungan dengan Efek yang Merugikan Janin
Jenis Obat-Obatan | Efek Merugikan bagi Janin |
ACE inhibitor | Oliguria insufisiensi renal |
Asam asetilsalisilat | Perdarahan intrakranial, retardasi pertumbuhan |
Alkohol | Mikrosefalus, retardasi pertumbuhan, hidung pendek, maksila hipoplastik, defek jantung |
Metotreksat aminopterin | Meningoensefalokel, hidrosefalus, brakisefalus, retardasi pertumbuhan |
Karbamazepin | Meningomielokel, defek jantung, hipoplasia nasal |
Warfarin | Hipoplasia nasal, deformitas skelet, penyakit jantung kongenital, stippled epiphysis, kondroplasia punctata, retardasi pertumbuhan, perdarahan |
Daunorubisin | Anensefali, detak jantung |
Litium | Defek jantung |
Metil merkuri | Mikrosefalus |
Fenitoin | Defek jantung kongenital, mikrosefalus, falanges distal hipoplastik, retardasi pertumbuhan |
Propitiourasil, metimasol | Goiter, aplasia cutis |
Quinolon | Erosi kartilagenus |
Asam retinoat | Defek jantung kongenital, hidrosefalus, mikrosefalus, deformitas ekstermitas |
Tetrasiklin | Deformitas ekstremitas, gigi desidua kuning |
Trimetadion | Mikrosefalus, defek jantung, club foot, retardasi pertumbuhan |
Asam valproat | Meningomielokel, mikrosefalus, tetralogi Fallot, hipoplasia nasal, telinga letak-rendah |
– Imunisasi : TT (Tetanus Toxoid) I
TT (Tetanus Toxoid) II
Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan bisa memberikannya. Imunisasi tenatus toxoid diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara IM (intramusculer), dengan dosis 0,5ml.
– Penyuluhan yang didapat
Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi kehamilnnya.
Menanyakan Riwayat Kehamilan Lalu, yang meliputi :
- Jumlah kehamilan (Gravid / G)
- Jumlah anak yang hidup (L)
- Jumlah kelahiran prematur (P)
- Jumlah keguguran (A)
- Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forsep)
Dapatkan salinan catatan medis persalinan dan pembedahan, bila memungkinkan, untuk mendokumentasikan penyempitan jaringan parut uterus. Catatan tentang alat bantu lahir juga harus diperoleh jika kelahiran dibantu forsep atau vakum. Catatan ini memfasilitasi klien memahami alasan pemakaian alat bantu dalam persalinan dan membantu instruktur persalinan menghindari masalah selama proses persalinan dan melahirkan pada kehamilan saat ini.
- Riwayat perdarahan pada persalinan atau pascapersalinan
- Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
- Berat bayi < 2,5 atau 4 kg
- Masalah lain
5. Menanyakan Riwayat Kesehatan, yang meliputi :
- Riwayat kesehatan ibu
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien. Apabila klien pernah menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit yang sama.
® Penyakit yang sedang diderita
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang ia derita sekarang. Tanyakan bagaiaman urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit tersebut. Hal ini diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya. Misalnya klien mengatakan bahwa sedang menderita penyakit DM, maka bidan harus terlatih memberikan asuhan kehamilan klien dengan DM.
® Apakah pernah dirawat
Tanyakan kepada klien apakah pernah dirawat di rumah sakit. Hal in ditanyakan untuk melengkapi anamnesa.
® Berapa lama dirawat
Kalau klien menjawab pernah, tanyakan berapa lama ia dirawat. Hal ini ditanyakan untuk melengkapi data anamnesa.
® Dengan penyakit apa dirawat
Kalau klien menjawab pernah pada pertanyaan apakah ia pernah dirawat, tanyakan dengan penyakit apa ia di rawat. Hal ini diperlukan karena apabila klien pernah dirawat dengan penyakit itu dan dalam waktu yang lama hal itu menunjukkan bahwa klien saat itu mengalami penyakit yang sangat serius.
- Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk smentara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.
® Penyakit keturunan / genetik
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya hemofili, TD tinggi, dsb). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.
6. Menanyakan Riwayat Sosial ekonomi, yang meliputi :
Status pernikahan
- Menikah
- Usia saat menikah
- Lama pernikahan
- Dengan suami sekarang
- Isteri keberapa dengan suami sekarang
Riwayat KB
- Metode
Ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester pertama, tetepi lebih baik dirujuk ke dokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu. Pelepasan IUD menurunkan risiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD tetap terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester. Riwayat penggunaan IUD terdahulu meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
- Lama
- Masalah
Kebiasaan hidup sehat
Pola Nutrisi
- Jenis makanan
- Porsi
- Frekuensi
- Pantangan
- Alasan pantang
« Personal Hygiene
- Frekwensi mandi
Tidak mandi air panas
Tidak mandi air dingin
Pilih antara shower dan bak mandi sesuai dengan keadaan personal
Pada kehamilan lanjut, shower lebih aman dari pada bak mandi.
- Frekwensi gosok gigi
- Frekwensi ganti pakaian
- Kebersihan vulva
« Pola aktifitas
Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran kepad klien untuk menghindari mengangakat beban berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan olah raga berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan sebagainya
« Pola Eliminasi
¯ BAB (Buang Air Besar) :
- Frekwensi
- Warna
- Masalah
¯ BAK (Buang Air Kecil) :
- Frekwensi
- Warna
- Bau
- Masalah
« Pola tidur dan istirahat
- Tidur siang
- Tidur malam
- Masalah
« Pola seksual : Frekwensi / masalah
Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat perbedaan respons fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dengan wanita tidak hamil. Terdapat empat fase selama siklus respons seksual, antara lain :
1. Fase gairah seksual
Labia mayora
° Nulipara / tidak hamil : pembesaran labia mayora sama.
° Multipara : labia mayora lebih membesar daripada nulipara.
Labia minora : nuli dan multipara sama dan terjadi pembesaran 2 – 3X
2. Fase plateau
Lanjutan dari fasegairah seksual menuju orgamus.
° Terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah sekali bersamaan dengan orgasme.
° Umumnya, wanita hamil dan tidak hamil sama pada fase ini
3. Fase orgasmus
° Merupakan puncak dari respons seksual.
° Pada wanita hamil, terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus.
° Selama trimester III, khususnya pada minggu ke-4 terakhir kehamilan, uterus mengalami spasme tonik, di samping ritme kontraksi yang teratur.
4. Fase resolusi
° Umumnya pada ibu hamil, kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi dibandingkan wanita tidak hamil.
° Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa waktu.
Hubungan seksual dilarang selama kehamilan, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu, seperti :
Sering terjadi abortus / prematur.
Terjadi perdarahan per vaginam pada saat koitus.
Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak.
Terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas)
Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi.
« Merokok / Minuman keras / Obat terlarang
Hal ini perlu ditanyakan karena ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus secara tegas mengingatkan klien harus menghentikan kebiasaan buruk tersebut
7. Menanyakan tempat untuk persalinan
Tempat yang diinginkan klien sebagai tempat persalinan perlu ditanyakan karena untuk memperkirakan layak tidaknya tempat yang diinginkan klien tersebut. Misalnya klien menginginkan persalinan di rumah, bidan harus secara detail menanyakan kondisi rumah dan lingkungan sekitar rumah klien, apakah memungkinkan atau tidak untuk melaksanakan proses persalinan. Apabila tidak memungkinkan, bidan bisa menyarankan untuk memilih tempat lain misalnya rumah sakit atau klinik bersalin sebagai alternatif lain tempat persalinan.
8. Menanyakan petugas untuk persalinan
Petugas persalinan yang diingankan klien perlu ditanyakan karena untuk memberikan pandangan kepada klien tentang perbedaan asuhan persalinan yang akan didapatkan antara dokter kandungan, bidan dan dukun beranak. Apabila ternyata klien mengatakan bahwa ia lebih memilih dukun beranak, maka tugas bidan adalah memberikan pandangan-pandangan bagaimana perbedaan pertolongan persalinan antara dukun beranak dengan tenaga medis dan paramedis yang sudah terlatih. Jangan memaksakan klien untuk memilih salah satu. Biarkan klien menentukan pilihannya sendiri, tentunya setelah kita beri pandangan-pandangan yang jujur tentang perbedaan-perbedaab pertolongan persalinan tersebut.
9. Menanyakan Data Psikologis, yang meliputi :
© Respon ibu hamil terhadap kehamilan
Ada bermacam-macam respon wanita hamil terhadap kehamilannya, diantaranya sebagai berikut.
Respon ibu hamil pada kehamilan yang diharapkan :
Ö Siap untuk kehamilan dan siap menjadi ibu
Ö Lama didambakan
Ö Salah satu tujuan perkawinan
Respon ibu hamil pada kehamilan yang tidak diharapkan :
Ö Belum siap
Ö Kehamilan sebagai beban (mengubah bentuk tubuh, mengganggu aktivitas)
Oleh karena ada bermacam-macam respon ibu hamil terhadap kehamilannya, maka bidan pun harus pintar-pintar mencari celah hati terdalam ibu apabila dia berada pada kondisi kehamilan yang tidak diingnkan agar ia dapat menerima dengan lapang dada kehamilannya tersebut.
© Respon suami terhadap kehamilan
Respon suami terhadap kehamilan perlu diketahui untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan. Mengingat, suami merupakan sumber dukungan utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit kehamilan. Apabila respon suami klien terlihat kurang bahagia menyambut kehamilan klien, maka bidan harus pintar mempengaruhi suami klien agar bisa menerima kehamilan istrinya tersebut dengan kebahagiaan.
© Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan
Hal ini perlu ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana respon dan dukungan keluarga lain misalnya anak (apabila telah mempunya anak), orang tua, serta mertua klien. Apabila ternyata keluarga lain kurang mendukung, tentunya bidan harus bisa memberikan strategi bagi klien dan suami agar kehamilan klien tersebut dapat diterima di keluarga.
Biasanya respon keluarga akan menyambut dengan hangat kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai:
³ Salah satu tujuan dari perkawinan
³ Rencana untuk menambah jumlah anggota keluarga
³ Penerus keturunan
³ Untuk memperkuat tali perkawinan
Sebaliknya, respon keluarga akan dingin terhadap kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai:
³ Salah satu faktor keturunan tidak baik
³ Ekonomi kurang mendukung
³ Ketidakstabilan dalam keluarga
³ Karir belum tercapai
³ Jumlah anak sudah cukup
³ Kegagalan kontrsepsi
© Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan perlu ditanyakan karena untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan apabila ternyata bidan mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi kondisi kehamilan klien yang memerlukan adanya penanganan serius. Misalnya bidan telah mendiagnosa bahwa klien mengalami tekanan darah tinggi yang sangat serius dan berkemungkinan besar akan dapat menyebabkan eklampsia, bidan tentunya harus menanyakan siapa yang diberi hak klien mengambil keputusan, mengingat kondisi kehamilan dengan eklampsia sangat beresiko bagi ibu dan janinnya. Misalnya, klien mempercayakan suaminya untuk mengambil keputusan, maka bidan harus memberikan pandangan-pandangan kepada suami klien seputar kehamilan dengan eklampsia, apa resiko terbesar bagi ibu bila hamil dengan eklampsia. Biarkan suami klien berpikir sejenak untuk mementukan tindakan apa yang seharusnya mereka ambil, meneruskan ataukah tidak meneruskan kehamilan istrinya.
10. Menanyakan data spiritual
Data spiritual klien perlu ditanyakan apakah keadaan rohaninya saat itu sedang baik ataukah sedang strees karena suatu masalah. Apabila sedang stress, bidan harus pintar memberikan konseling untuk membentu memecahkan masalah klien tersebut dan meminta suami klien untuk terus memberi dukungan. Mengingat, wanita yang sedang hamil dan keadaan rohaninya sedang tidak stabil, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehamilannya.
11. Menanyakan Data Sosial Budaya, yang meliputi :
– Tradisi yang mempengaruhi kehamilan
Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang tentunya dari tiap suku bangsa tersebut mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita saat hamil. Misalnya pada suku Banjar, apabila wanita telah hamil dan usia kandungannya menginjak usia tiga bulan ada sebuah trdisi yang rutin di lakukan yaitu Batapung Tawar Tian Tiga Bulan. Tugas bidan adalah mengingatkan bahwa tradisi-tradisi semacam itu diperbolehkan saja selagi tidak merugikan kesehatan klien saat hamil.
– Kebiasaan yang merugikan kehamilan
Hal ini perlu ditanyakan karena setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Dari bermacam-macam kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak positif dan negatif. Misalnya klien mempunyai kebiasaan suka berolah raga, tentunya bidan harus pintar menganjurkan bahwa klien bisa memperbanyak olah raga terbaik bagi ibu hamil yaitu olah raga renang. Sebaliknya apabila klien mempunyai kebiasaan buruk, misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat merugikan, tentunya bidan harus tegas mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut sangat berbahaya bagi kehamilannya.