Obat-Obatan yang Berhubungan dengan Efek yang Merugikan Janin
Jenis Obat-Obatan Efek Merugikan bagi Janin
ACE inhibitor Oliguria insufisiensi renal (Gagal Ginjal)
Asam asetilsalisilat Perdarahan intrakranial, retardasi pertumbuhan

 Retardasi Pertumbuhan 

Alkohol Mikrosefalus, retardasi pertumbuhan, hidung pendek, maksila hipoplastik, defek jantung

 Mikrosefalus
 
Metotreksat aminopterin Meningoensefalokel, hidrosefalus, brakisefalus, retardasi pertumbuhan
 
Karbamazepin Meningomielokel, defek jantung, hipoplasia nasal


Warfarin Hipoplasia nasal, deformitas skelet, penyakit jantung kongenital, stippled epiphysis, kondroplasia punctata, retardasi pertumbuhan, perdarahan




Daunorubisin Anensefali, detak jantung


Anensefalus
Litium Defek jantung
Metil merkuri Mikrosefalus
Fenitoin Defek jantung kongenital, mikrosefalus, falanges distal hipoplastik, retardasi pertumbuhan
Propitiourasil, metimasol Goiter, aplasia cutis
 Aplasia Cutis Congenital
Quinolon Erosi kartilagenus
 
Asam retinoat Defek jantung kongenital, hidrosefalus, mikrosefalus, deformitas ekstermitas

               Deformitas Estremitas


Tetrasiklin Deformitas ekstremitas, gigi desidua kuning
Trimetadion Mikrosefalus, defek jantung, club foot, retardasi pertumbuhan
Asam valproat Meningomielokel, mikrosefalus, tetralogi Fallot, hipoplasia nasal, telinga letak-rendah



View Post
A. Pengertian

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.

B. Tujuan Kunjungan
Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut
1. Mendapatkan perawatan kehamilan
2. Memperoleh rujukan konseling genetik
3. Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.
4. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
5. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
6. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
7. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan
8. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya


C. Pengkajian Data
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut.
  • Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien
  • Memperkenalkan diri kepada klien
Setelah hal-hal di atas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.

1. Menanyakan identitas, yang meliputi : 
Nama Isteri / Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.

Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.

Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.

Pendidikan, Minat, Hobi
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.

Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.

Alamat bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.

Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

No. RMK (Nomor Rekam Medik)
Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.

2. Menanyakan keluhan utama klien (KU)

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien.

Mendengar keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti ” Untuk apa Nyonya datang kemari ?” atau ”Apa keluhan Anda?” dapat memberikan keterangan banyak ke arah diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya turun / keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk, maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang sedang dihadapi oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan serviks uteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena diagnosis tidak boleh berdasarkan atas anamnesis semata.

3. Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :

Riwayat Haid
  • Menarche (Usia pertama datang haid)
Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum.
  • Siklus
Siklus haid terhitung mulai hari pertma haid hingga hari pertama haid berikutnya, siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien mempunyai kelainan siklus haid atau tidak. Siklus normal haid biasanya adalah 28 hari.
  • Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah +- 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhinya.
  • Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila darahnya terlalu belebih, itu berarti telah menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.
  • Dismenorhoe (Nyeri haid)
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak di tiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda bahwa kontrakasi uterus klien begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid.

Riwayat Hamil Sekarang

– HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.

– TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery [EDC]) yang disebut taksiran partus (estimated date of confinement [EDC]) di beberapa tempat. EDD ditentukan dengan perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. Contoh : Jika HPHT adalah 10 Januari, dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari, diperoleh tanggal 17 Oktober. Jika HPHT adalah 18 November, perhitungan akan lebih mudah dilakukan mundur, yakni dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun sehingga EDD-nya 25 Agustus. Kadang-kadang perhitungan bergeser ke bulan berikutnya. Anggap saja HPHT adalah 26 September. Hitung mundur dengan mengurangi 3 bulan, maka diperoleh bulan Juni tanggal 26. Sekarang tambahkan 7 hari dan 1 tahun, maka akan didapat 3 juli (bulan juni hanya 30 hari).

– Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.

– Masalah-masalah
  • Trimester I
Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada kehamilam trimester I, masalah-masalah tersebut misalnya hiperemesis gravidarum, anemia, dan lain-lain.
  • Trimester II
Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester II kehamilan pada kehamikan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi.
  • Trimester III
Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester III kehamilan pada kehamikan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi.


– ANC (Antenatal Care / Asuhan Kehamilan)
Trimester I
Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I.

Trimester II
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang.

Trimester III

Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apbila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan khamilan tersebut pada kehamilan sekarang.

– Tempat ANC
Tanyakan kepada klien di mana tempat ia mendapatakan asuhan kehamilan tersebut.

– Penggunaan obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut.
  • Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil
  • Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umumnya aman diberikan setelah hamil trimester II.
  • Obat yang aman diberikan namun tidak ada keterangan tertulis yang lengkap.
  • Obat atau bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan dengan seksama.
  • Obat atau bahan kimia yang aman jika diberikan pada kehamilan, yaitu vitamin khusus untuk ibu hamil.
Tanyakan klien riwayat pemakaian obat-obatan resep dan obat bebas. Tanyakan juga tentang alergi obat, mencakup berbagai reaksi yang terjadi setelah obat ditelan Tanyakan secara spesifik suplemen vitamin dan pengobatan bukan tradisional. Minta klien membawa kotak vitamin pada saat kunjungan pranatal supaya kandungan vitamin tersebut didokumentasikan.

Tabel 1 Obat-Obatan yang Berhubungan dengan Efek yang Merugikan Janin
Jenis Obat-Obatan Efek Merugikan bagi Janin
ACE inhibitor Oliguria insufisiensi renal
Asam asetilsalisilat Perdarahan intrakranial, retardasi pertumbuhan
Alkohol Mikrosefalus, retardasi pertumbuhan, hidung pendek, maksila hipoplastik, defek jantung
Metotreksat aminopterin Meningoensefalokel, hidrosefalus, brakisefalus, retardasi pertumbuhan
Karbamazepin Meningomielokel, defek jantung, hipoplasia nasal
Warfarin Hipoplasia nasal, deformitas skelet, penyakit jantung kongenital, stippled epiphysis, kondroplasia punctata, retardasi pertumbuhan, perdarahan
Daunorubisin Anensefali, detak jantung
Litium Defek jantung
Metil merkuri Mikrosefalus
Fenitoin Defek jantung kongenital, mikrosefalus, falanges distal hipoplastik, retardasi pertumbuhan
Propitiourasil, metimasol Goiter, aplasia cutis
Quinolon Erosi kartilagenus
Asam retinoat Defek jantung kongenital, hidrosefalus, mikrosefalus, deformitas ekstermitas
Tetrasiklin Deformitas ekstremitas, gigi desidua kuning
Trimetadion Mikrosefalus, defek jantung, club foot, retardasi pertumbuhan
Asam valproat Meningomielokel, mikrosefalus, tetralogi Fallot, hipoplasia nasal, telinga letak-rendah


– Imunisasi : TT (Tetanus Toxoid) I
TT (Tetanus Toxoid) II
Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan bisa memberikannya. Imunisasi tenatus toxoid diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara IM (intramusculer), dengan dosis 0,5ml.

– Penyuluhan yang didapat
Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi kehamilnnya.
Menanyakan Riwayat Kehamilan Lalu, yang meliputi :

  • Jumlah kehamilan (Gravid / G)
Jumlah kehamilan ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan bahwa saat ini adalah kehamilan yang pertama, maka bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang bagiaamana merawat kehamilannya dengan maksimal.
  • Jumlah anak yang hidup (L)
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya akan beresiko mengalami keguguran kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diinginkan.
  • Jumlah kelahiran prematur (P)
Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya maka dapat menimbulkan resiko persalinan prematur berikutnya.
  • Jumlah keguguran (A)
Tanyakan kepada klien apakah ia pernah kegguguran atau tidak. Sebab apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat persalinan sebelumnya akan beresiko untuk mengalami keguguran pada kehamilan berikutnya (keguguran berulang).
  • Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forsep)
Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum. Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk kehamilan saat ini ia mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini biasanya bergantung kepada lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan di rumah sakit untuk berespon segera ruptur uterus terjadi, dan keinginan calon ibu.

Dapatkan salinan catatan medis persalinan dan pembedahan, bila memungkinkan, untuk mendokumentasikan penyempitan jaringan parut uterus. Catatan tentang alat bantu lahir juga harus diperoleh jika kelahiran dibantu forsep atau vakum. Catatan ini memfasilitasi klien memahami alasan pemakaian alat bantu dalam persalinan dan membantu instruktur persalinan menghindari masalah selama proses persalinan dan melahirkan pada kehamilan saat ini.

  • Riwayat perdarahan pada persalinan atau pascapersalinan
Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami perdarah pascapersalinan sebelumnya. Perdarahan antepartum atau intrapartum misalnya placenta previa, solosio placenta, retensio placenta, atonia uteri, ruptur uteri, dan lain-lain cenderung dapat berulang pada kehamilan berikutnya.
  • Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
Pertanyaan ini perlu ditanyakan untuk mendiagnosis apakah klien beresiko mengalami preeklampsi / eklampsi yang tanda dan gejalanya merupakan tingginya tekanan tensi darah klien saat hamil. Kehamilan dengan eklampsia perlu mendapatkan perawatan yang intensif.
  • Berat bayi < 2,5 atau 4 kg
Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar untuk masa kehamilan (BBMK), suatu kondisi yang biasanya berulang. Apabila persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal.
  • Masalah lain
Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi berulang. Sebagai contoh, kehamilan ektopik cenderung berulang. Kondisi lain yang cenderung berulang adalah anomali kongenital, diabetes gestasional, dan lainnya. Apabila kondisi-kondisi ini dilaporkan, sedapat mungkin dapatkan salinan catatan medis.

5. Menanyakan Riwayat Kesehatan, yang meliputi :

  • Riwayat kesehatan ibu
® Penyakit yang pernah diderita
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien. Apabila klien pernah menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit yang sama.

® Penyakit yang sedang diderita
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang ia derita sekarang. Tanyakan bagaiaman urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit tersebut. Hal ini diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya. Misalnya klien mengatakan bahwa sedang menderita penyakit DM, maka bidan harus terlatih memberikan asuhan kehamilan klien dengan DM.

® Apakah pernah dirawat
Tanyakan kepada klien apakah pernah dirawat di rumah sakit. Hal in ditanyakan untuk melengkapi anamnesa.

® Berapa lama dirawat
Kalau klien menjawab pernah, tanyakan berapa lama ia dirawat. Hal ini ditanyakan untuk melengkapi data anamnesa.

® Dengan penyakit apa dirawat
Kalau klien menjawab pernah pada pertanyaan apakah ia pernah dirawat, tanyakan dengan penyakit apa ia di rawat. Hal ini diperlukan karena apabila klien pernah dirawat dengan penyakit itu dan dalam waktu yang lama hal itu menunjukkan bahwa klien saat itu mengalami penyakit yang sangat serius.

  • Riwayat kesehatan keluarga
® Penyakit menular
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk smentara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.

® Penyakit keturunan / genetik
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya hemofili, TD tinggi, dsb). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

6. Menanyakan Riwayat Sosial ekonomi, yang meliputi :

Status pernikahan

  • Menikah
Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah menikah ataukah belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil.
  • Usia saat menikah
Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia menikah. Hal ini diperlukan karena apabila klien mengatakn bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan awal ke tempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilannya adalah yang pertama, ada kemungkinan bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaiman asuhan kehamilannya.
  • Lama pernikahan
Tanyakan kepada klien sudah berapa lama ia menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, maka kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan
  • Dengan suami sekarang
Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah dengan suami sekarang, apabila mereka tergolong pasangan muda, maka dapat dipastikan dukungan suami akan sangat besar terhadap kehamilannya.
  • Isteri keberapa dengan suami sekarang
Tanyakan kepada klien istri keberapa dengan suami sekarang. Apabila klien emngatakan bahwa ia adalah istri ke-2 dari suami sekarang, maka hal itu bisa mempengaruhi psikologis klien saat hamil.

Riwayat KB
  • Metode
Tanyakan kepada klien metode KB apa yang selama ini ia gunakanan. Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu ’menanggali’ kehamilan. Seorang wanita yang mengalami kehamilan tanpa menstruasi spontan setelah menghentikan ’pil’, harus menjalani sonogram untuk menentukan EDD yang akurat. Sonogram untuk penanggalan yang akurat juga diindikasikan bila kehamilan terjadi sebelum mengalami menstruasi yang dikaitkan dengan atau setelah penggunaan metode kontrasepsi hormonal lain (misalnya, Norplant dan Depo-Provera).

Ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester pertama, tetepi lebih baik dirujuk ke dokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu. Pelepasan IUD menurunkan risiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD tetap terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester. Riwayat penggunaan IUD terdahulu meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

  • Lama
Tanyakan kepada klien berapa lama ia telah menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
  • Masalah
Tanyakan kepada klien apakah ia mempunyai masalah saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Apabila klien mengatakan bahwa kehamilannya saat ini dikarenakan kegagalan kerja alat kontrasepsi, berikan pandangan-pandangan klien terhadap alat kontrasepsi lain.

Kebiasaan hidup sehat

Pola Nutrisi

  • Jenis makanan
Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan yang biasa ia makan. Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,4-0,8 mg/hari), kalori (ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 2300 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin, dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium).
  • Porsi
Tanyakan bagaimana porsi makan klien. Porsi makanan yang terlalu besar kadang bisa membuat ibu hamil mual, terutama pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit namun sering.
  • Frekuensi
Tanyakan bagaimana frekwensi makan klien per hari. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit dan dengan frekwensi sering.
  • Pantangan
Tanyakan apakah klien mempunyai pantangan dalam hal makanan.
  • Alasan pantang
Diagnosa apakah alasan pantang klien terhadap makanan tertentu itu benar atau tidak dari segi ilmu kesehatan, kalau ternyata tidak benar dan bahkan dapat mengakibatkan klien kekurangan nutrisi saat hamil, bidan harus segera memberitahukannya kepada klien.

« Personal Hygiene

  • Frekwensi mandi
Tanyakan kepada klien sebera sering ia mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan atau hygien terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut atau ringan. Mandi berendam tidak di anjurkan. Hal yang perlu di perhatikan :
Tidak mandi air panas
Tidak mandi air dingin
Pilih antara shower dan bak mandi sesuai dengan keadaan personal
Pada kehamilan lanjut, shower lebih aman dari pada bak mandi.

  • Frekwensi gosok gigi
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia menyikat giginya. Kebersihan gigi sangat penting karena saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis – hiperemesis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil di perlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi.
  • Frekwensi ganti pakaian
Tanyakan kepada klien, seberapa sering ia mengganti pakaiannya. Pakaian yang di kenakan harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Selain itu wanita di anjurkan mengenakan bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi, karena titik berat wanita hamil berubah. Pakaian dalam yang dikenakan harus bersih dan menyerap keringat. Di anjurkan pula memakai pakaian dan pakaian dalam dari bahan katun yang dapat menyerap keringat.
  • Kebersihan vulva
Tanyakan kepada klien apakah ada masalah terhadap daerah vulvanya. Beri anjuran klien untuk lebih menjaga kebersihan vulvanya, hal ini dianjurkan karena untuk menghindari datangnya penyakit-penyakit yang diakibatkan karena kurangnya kebersihan vulva. Pada kehamilan trimester III, kebersihan vulva harus dijaga lebih ekstra, mengingat daerah tersebut akan dilalui bayi saat proses melahirkan. Hal ini sebagai proses pencegahan penularan penyakit dari ibu terhadap BBL.

« Pola aktifitas

Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran kepad klien untuk menghindari mengangakat beban berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan olah raga berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan sebagainya

« Pola Eliminasi

¯ BAB (Buang Air Besar) :

  • Frekwensi
Tanyakan kepada klien, apakah BABnya tertatur. Apabila klien mengatakan terlalu sering, bisa dicurigai klien mengalami Diare (sering dan feses cair), Inkontinensia usus (sering dan pengeluaran feses tidak disadari). Sebaliknya, apabila klien mengatakan terlalu jarang BAB, bisa dicurigai klien mengalami Konstipasi (jarang, feses kering dan keras), Fecal impaction (masa feses keras dilipatan rektum).
  • Warna
Tanyakan kepada klien, apa warna fesesnya.Normalnya feses berwarna kuning kecoklatan coklat muda).
  • Masalah
Tanyakan kepada klien apakah ada masalah-masalah dalam eliminasi feses seperti yang telah disebutkan pada poin frekwensi di atas. Tinadakan-tindakan yang bisa dilakukan bidan untuk mengatasi masalah eliminasi feses diantaranya memberikan gliserin (memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin, bertujuan merangsang peristaltik usus, sehingga klien dapat BAB, menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran yang penuh serat.

¯ BAK (Buang Air Kecil) :

  • Frekwensi
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia berkemih dalam sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau bisa juga karena adanya tekanan dinding uterus yang membesar karena kehamilan terhadap dinding vesica urinaria sehingga organ tersebut hanya bisa menampung sedikit urin dan menyebabkan wanita hamil sering berkemih. Apabila ternyata klien mengalami kesulitan berkemih, maka bidan harus dapat mengambil tindakan, misalnya memasang kateter.
  • Warna
Tanyakan bagaimana warna urin klien. Normalnya urien berwarna bening. Apabila klien mengatakan bahwa urinnya keruh bisa dicurigai klien menderita DM, karena urin yang keruh bisa disebabkan karena menumpuknya glukosa dalam urin yang merupakan tanda dan gejala pada penderita DM.
  • Bau
Tanyakan kepad klien, bagaimana bau urinnya. Bau urin normal seperti bau Amonia ( NH3).
  • Masalah
Tanyakan kepada klien, apakah ada masalah dalam proses eliminasi urin. Masalah-masalah dalam proses eliminasi urin misalnya Disuria (rasa sakit dan kesulitan saat berkemih), Poliuria (produksi urin abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa adanya peningkatan asupan cairan), Urinaria supresi (berhentinya produksi urin secara mendadak) dan sebagainya.

« Pola tidur dan istirahat

  • Tidur siang
Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan karena tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Apabila ternyata klien tidak terbiasa tidur siang, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakannya.
  • Tidur malam
Pola tidur malam perlu ditanyakan karena wanita hamil tidak boleh kurang tidur, apalagi tidur malam, jangan kurang dari 8 jam. Tidur malam merupakan waktu dimana proses pertumbuhan janin berlangsung. Apabila ternyata klien mempunyai pola tidur malam yang tidak mencapai 8 jam, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakan tidur malam dengan pola 8 jam.
  • Masalah
Masalah klien dalam pola istirahat terutama tidur perlu ditanyakan karena mengingat wanita hamil perlu istirahat yang cukup untuk menjaga kehamilannya. Apabila bidan telah mengetahui apa masalah klien dalam istirahat, maka tugas bidan adalah membentu memecahkan persoalan apa yang menjadi penyebab klien susah istirahat. Lingkungan tempat hiburan yang terlau ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan ibu hamil jatuh pingsan.

« Pola seksual : Frekwensi / masalah
Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat perbedaan respons fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dengan wanita tidak hamil. Terdapat empat fase selama siklus respons seksual, antara lain :

1. Fase gairah seksual

Labia mayora
° Nulipara / tidak hamil : pembesaran labia mayora sama.
° Multipara : labia mayora lebih membesar daripada nulipara.

Labia minora : nuli dan multipara sama dan terjadi pembesaran 2 – 3X

2. Fase plateau

Lanjutan dari fasegairah seksual menuju orgamus.
° Terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah sekali bersamaan dengan orgasme.
° Umumnya, wanita hamil dan tidak hamil sama pada fase ini

3. Fase orgasmus

° Merupakan puncak dari respons seksual.
° Pada wanita hamil, terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus.
° Selama trimester III, khususnya pada minggu ke-4 terakhir kehamilan, uterus mengalami spasme tonik, di samping ritme kontraksi yang teratur.

4. Fase resolusi

° Umumnya pada ibu hamil, kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi dibandingkan wanita tidak hamil.
° Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa waktu.

Hubungan seksual dilarang selama kehamilan, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu, seperti :
Sering terjadi abortus / prematur.
Terjadi perdarahan per vaginam pada saat koitus.
Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak.
Terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas)

Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi.

« Merokok / Minuman keras / Obat terlarang

Hal ini perlu ditanyakan karena ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus secara tegas mengingatkan klien harus menghentikan kebiasaan buruk tersebut

7. Menanyakan tempat untuk persalinan
Tempat yang diinginkan klien sebagai tempat persalinan perlu ditanyakan karena untuk memperkirakan layak tidaknya tempat yang diinginkan klien tersebut. Misalnya klien menginginkan persalinan di rumah, bidan harus secara detail menanyakan kondisi rumah dan lingkungan sekitar rumah klien, apakah memungkinkan atau tidak untuk melaksanakan proses persalinan. Apabila tidak memungkinkan, bidan bisa menyarankan untuk memilih tempat lain misalnya rumah sakit atau klinik bersalin sebagai alternatif lain tempat persalinan.

8. Menanyakan petugas untuk persalinan
Petugas persalinan yang diingankan klien perlu ditanyakan karena untuk memberikan pandangan kepada klien tentang perbedaan asuhan persalinan yang akan didapatkan antara dokter kandungan, bidan dan dukun beranak. Apabila ternyata klien mengatakan bahwa ia lebih memilih dukun beranak, maka tugas bidan adalah memberikan pandangan-pandangan bagaimana perbedaan pertolongan persalinan antara dukun beranak dengan tenaga medis dan paramedis yang sudah terlatih. Jangan memaksakan klien untuk memilih salah satu. Biarkan klien menentukan pilihannya sendiri, tentunya setelah kita beri pandangan-pandangan yang jujur tentang perbedaan-perbedaab pertolongan persalinan tersebut.

9. Menanyakan Data Psikologis, yang meliputi :

© Respon ibu hamil terhadap kehamilan

Ada bermacam-macam respon wanita hamil terhadap kehamilannya, diantaranya sebagai berikut.
Respon ibu hamil pada kehamilan yang diharapkan :
Ö Siap untuk kehamilan dan siap menjadi ibu
Ö Lama didambakan
Ö Salah satu tujuan perkawinan

Respon ibu hamil pada kehamilan yang tidak diharapkan :
Ö Belum siap
Ö Kehamilan sebagai beban (mengubah bentuk tubuh, mengganggu aktivitas)
Oleh karena ada bermacam-macam respon ibu hamil terhadap kehamilannya, maka bidan pun harus pintar-pintar mencari celah hati terdalam ibu apabila dia berada pada kondisi kehamilan yang tidak diingnkan agar ia dapat menerima dengan lapang dada kehamilannya tersebut.

© Respon suami terhadap kehamilan
Respon suami terhadap kehamilan perlu diketahui untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan. Mengingat, suami merupakan sumber dukungan utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit kehamilan. Apabila respon suami klien terlihat kurang bahagia menyambut kehamilan klien, maka bidan harus pintar mempengaruhi suami klien agar bisa menerima kehamilan istrinya tersebut dengan kebahagiaan.

© Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana respon dan dukungan keluarga lain misalnya anak (apabila telah mempunya anak), orang tua, serta mertua klien. Apabila ternyata keluarga lain kurang mendukung, tentunya bidan harus bisa memberikan strategi bagi klien dan suami agar kehamilan klien tersebut dapat diterima di keluarga.

Biasanya respon keluarga akan menyambut dengan hangat kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai:
³ Salah satu tujuan dari perkawinan
³ Rencana untuk menambah jumlah anggota keluarga
³ Penerus keturunan
³ Untuk memperkuat tali perkawinan

Sebaliknya, respon keluarga akan dingin terhadap kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai:

³ Salah satu faktor keturunan tidak baik
³ Ekonomi kurang mendukung
³ Ketidakstabilan dalam keluarga
³ Karir belum tercapai
³ Jumlah anak sudah cukup
³ Kegagalan kontrsepsi

© Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan perlu ditanyakan karena untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan apabila ternyata bidan mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi kondisi kehamilan klien yang memerlukan adanya penanganan serius. Misalnya bidan telah mendiagnosa bahwa klien mengalami tekanan darah tinggi yang sangat serius dan berkemungkinan besar akan dapat menyebabkan eklampsia, bidan tentunya harus menanyakan siapa yang diberi hak klien mengambil keputusan, mengingat kondisi kehamilan dengan eklampsia sangat beresiko bagi ibu dan janinnya. Misalnya, klien mempercayakan suaminya untuk mengambil keputusan, maka bidan harus memberikan pandangan-pandangan kepada suami klien seputar kehamilan dengan eklampsia, apa resiko terbesar bagi ibu bila hamil dengan eklampsia. Biarkan suami klien berpikir sejenak untuk mementukan tindakan apa yang seharusnya mereka ambil, meneruskan ataukah tidak meneruskan kehamilan istrinya. 


10. Menanyakan data spiritual
Data spiritual klien perlu ditanyakan apakah keadaan rohaninya saat itu sedang baik ataukah sedang strees karena suatu masalah. Apabila sedang stress, bidan harus pintar memberikan konseling untuk membentu memecahkan masalah klien tersebut dan meminta suami klien untuk terus memberi dukungan. Mengingat, wanita yang sedang hamil dan keadaan rohaninya sedang tidak stabil, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehamilannya.

11. Menanyakan Data Sosial Budaya, yang meliputi :


– Tradisi yang mempengaruhi kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang tentunya dari tiap suku bangsa tersebut mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita saat hamil. Misalnya pada suku Banjar, apabila wanita telah hamil dan usia kandungannya menginjak usia tiga bulan ada sebuah trdisi yang rutin di lakukan yaitu Batapung Tawar Tian Tiga Bulan. Tugas bidan adalah mengingatkan bahwa tradisi-tradisi semacam itu diperbolehkan saja selagi tidak merugikan kesehatan klien saat hamil.

– Kebiasaan yang merugikan kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Dari bermacam-macam kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak positif dan negatif. Misalnya klien mempunyai kebiasaan suka berolah raga, tentunya bidan harus pintar menganjurkan bahwa klien bisa memperbanyak olah raga terbaik bagi ibu hamil yaitu olah raga renang. Sebaliknya apabila klien mempunyai kebiasaan buruk, misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat merugikan, tentunya bidan harus tegas mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut sangat berbahaya bagi kehamilannya.

View Post
Kehamilan adalah proses fisiologi yang normal di alami wanita. Namun demikian bidan sebagai tenaga kesehatan yang memfasilitasi seorang ibu hamil hrauslah faham dan mengerti dengan benar tentang konsep kehamilan dan asuhannya sehingga dapat memberikan asuhan sesuai dengan batas kewenangannya.
1. Filosofi asuhan kehamilan
Filosof asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan dgnan nilai yang dianut dan diyakini kebenarannya dan dijadikan panduan dalam memberikan asuhan kehamilan filosofi asuhan kehamilan dimana tempat tentunya sama hanya aplikasi dilapangan yang berbeda karena filosofi ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan, pendidikan, agama / keyakinan dan tentu saja kebijakan-kebijakan yang berlaku di sautu daerah.
Sehingga filosofi ini menjadi pondasi yang kuat dan bukan hanya kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas asuhan sehingga filosofi ini dirumuskan sebagai berikut :
 
a. Mempertahankan keamanan klien (safety)
Asuhan yang diberikan tidak boleh membahayakan klien
b. Mempertahankan kepuasan klien (satifying)
c. Menghormati martabah manusia dan self determination
d. Menghormati perbedaan kultur dan etnik
e. Berpusat pada kontek keluarga
f. Berorientasi pda promosi di preventive 

Sehingga dan filosofi tersebut bidan harus memiliki kepercayaan yang dipegang dalam memberikan asuhan :
a. Setiap indovidu memiliki hak, kebutuhan, harapan dan keinginan
b. Profesi bidan/kebidanan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi kodisi kehamilan dengan pelayanan yang diberikan pada wanita dan kelaurnya pada proses persalinan 
c. Kesehatan yang akan datang tergantung pada kualitas asuhan yang diberikan pada calon ibu, ayah dan bayi
 2. Lingkup Asuhan Kehamilan

Dari bagan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 6 komponen/ lingkup asuhan yang saling berkaitan satu sama lainnya. Dari lingkup asuhan ini kita dapat melihat kompetisi yang harus dimiliki seorang bidan dalam memberikan asuhan kehamilan.

3. Prinsip pokok asuhan kehamilan
a. Proses kehamilan adalah proses yang fisiologis
Kehamilan bukan suatu penyakit tapi kehamilan adalah proses yang normal dan wajar dialami wanita.
Namun demikian dalam melalui proses tersebut bidan perlu memfasilitasi agar proses yang akan dilalui dipahami dan diterima dengan baik.
b. Non intervensi dan sederhana
Ini bukan berarti tidak boleh memberikan tindakan sama sekali, namun tindakan disesuaikan dengan kebutuhan klien. Dan diusahakan penggunaan tenlogi yang mulai dari yang sederhana lebih dahulu.
c. Aman berdasarkan evidence based
Bahwa asuhan yang diberikan harus didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang sudah dibutikan serta tidak membahayakan klien.
d. Orientasi pada ibu secara komprehensif
Ibu dipandang sebagai makhluk individu maupun makluk sosial yang mempunyai kebutuhan.
e. Menjaga kerahasiaan ibu / privasi
f. Membantu ibu dalam meciptakan proses fisiologis
g. Memberikan infomrasi dan konseling yang cukup
h. Mensuport ibu dan keluarga supaya aktif
Memberdayakan keluarga dalam asuhan yang diberikan
i. Menghormati praktik adat
Dalam memberikan asuhan seorang bidan harus menghargai praktik adat yang dilakukan trutama praktik adat yang mendukung proses asuhan.
j. Menghormati kesehatan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu.
k. Usaha promosi dan preventive


4. Sejarah asuhan kehamilan
a) Luar Negeri
Eropa
Negeri eropa merupakan pelapor pengawasanasuhan sebelum kelahiran dimana dibuktikan banyak buku dan peneltiian yang dilakukan seperti di Prancis 1988. di hotel Dieu Paris
Wanita-wanita hamil yang diusir ditampung di dalam rumah sakit. Dari wanita-wanita tersebutdikumpulkan jika tidak ada penyakit maka tuap 6 orang wanita hamil ditempatkan dalam 1 tempat tidur.
Jika ada scabies tiap 5 orang ditempatkan dalam 2 tempat tidur jika ada yang berpenyakit kelamin 2 orang dalam 1 tempat tidur.
Dari hasil penelitian tersebut ternyata wanita hamil yang cukup istirahat cukup makan dan rohani tentram melahirkan cukup bulan dan berat yang lebih besar.

b) Dalam Negeri
Di Indonesia asuhan pada ibu hamil sudah dilakukan sejak jaman dahulu dan dilakukan oleh dukun-dukun bayi dan juga dilakukan di rumah sakit dan pendidikan kebidanan.
Pada jaman Jepang pengawasan menurun dikarenakan situasi yang terjadia pada jaman itu.
Setelah perang kemerdekaan, asuhan pada ibu hamil mengamali kemajuan yang pesat.
Oleh pemerintah adanya program KIA dan BKIA menjadi prioritas tinggi keberadaanya kepelosok-pelosok daerah. Sehingga menignkatkan asuhan pada ibu hamil.
Sejal tahun 1995 adanya program bidan desa juga dalam rangka meningkatkan asuhan.
Juga dalam pelaksanaan asuhan selalu mengikuti perubahan jaman dan tuntunan masyarakat.
Awal pemberian asuhan S T à 7 T

5.Tujuan asuhan kehamilan
a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi.
c. Menemukan secara dini adanya maslah atau gangguan dan komplikasi yang mungkin terjadi selam kehamilan
d. Mempersiapkan kehamilan dan perslainan dnegan selamat,baik ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemebrian ASI eksklusif berjalan normal
f. Mempersiapkan ibu dna keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

6. Recofusing antenatal

1. Deteksi anemia dalam kehamilan dengan pemeriksaan Hb pada waktu yang tepat
Baik di negara maju atau di negara berkembang, seseorang di sebut menderita anemia bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10 gr%, disebut anemia berat dan bila kurang dari 6 gr% disebut anemia gravis.
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15 gr% dan hematokrit 35-54%. Angka-angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan 1 dan sekali lagi pada triwulan akhir.
Penyebab anemia umumnya adalah karena kurang gizi, kurang zat besi dalam diet, malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, haid, dll) dan penyakit-penyakit kronik (tbc, paru, cacing usus, malaria, dll).
Dalam kehamilan jumlah darah bertamba (hyperemia/hipervolumia) karena itu terjadi pengenceran darah karena sel-sel darah tidak sebanding pertambahannya dengan plasma darah. Perbandingan pertambahan tersebut adalah plasma darah bertambah 30%, sel-sel darah bertambah 18%, dan hemoglobin bertambah 19%. 

Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas :
1. keguguran
2. partus prematurus
3. inertia uteri dan partus lama, ibu lelah
4. atonia uteri dan menyebabkan pendarahan
5. syok
6. infeksi intrapartum dan dalam nifas
7. bila terjadi anemia gravis (Hb dibawah 4 gr%) terjadi payah jantung
Klasifikasi anemia dalam kehamilan :
1. Anemia defisiensi besi
Merupakan penyebab anemia pada umumnya, anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik atau hipokromik.
2. Anemia megaloblastik
Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. Penyebabnya adalah karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12.
3. Anemia hipoplasti
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru.
4. Anemia hemolitik
Disebabkan peghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.

2. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan dalam kunjungan antenatal
Pengukuran berat badan dan tinggi badan dalam kehamilan penting untuk mengetahui kenaikan berat badan selama kehamilan yang dapat dihitung berdasarkan indeks massa tubuh (IMB atau berat badan untuk tinggi badan) wanita sebelum hamil karena peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan resiko pada janin terutama apabila peningkatan atau penurunan sangat menonjol. Bila sangat kurus maka akan melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), namun berat badan bayi dari ibu hamil dengan berat badan normal atau kurus, lebih dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan berat badan selama hamil.
Indeks massa tubuh atau body mass indeks (BMI) digunakan untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada ibu hamil sesuai dengan kenaikan berat badan yang diharapkan berdasarkan karakteristik BMI karena pentingnya nutrisi berkaitan dengan kualitas hidup yang sangat terkait tidak hanya dengan perawatan prenatal secara umum tetapi juga dengan nutrisi selama masa prenatal dan pascanatal, dan khususnya dengan pengaruh lingungan. Jika nutrisi selama prenatal tidak adekuat maka perhatian pada nutrisi pasca natal lebih ditekankan pada penyelamatan zat-zat yang masih dapat dipertahankan. Cara untuk menghitung BMI yaitu dengan membagi berat badan dengan tinggi badan yang dikuadratkan. BMI dikategorikan menjadi 4 karakteristik yang akan dijabarkan dalam tabel di bawah ini :

 Rekomendasi Rentang Pertambahan Berat Badan Total pada Wanita Hamil, dilihat dari BMI Prakehamilan
 
 

3. Pengukuran tinggi fundus uteri dengan pita ukur
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan pita ukur memberikan manfaat jika pengukuran dilakukan dengan cara yang benar yaitu dengan mengukur jarak antara fundus dan simfisis pubis.
Fungsi pengukuran tinggi fundus uteri yaitu untuk menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan karena tinggi fundus memberikan informasi mengenai pertumbuhan progresif janin dan merupakan cara penapisan mendasar untuk mendeteksi masalah yang terkait dengan tinggi fundus yang terlalu besar dan terlalu kecil untuk perkiraan usia kehamilan menurut tanggal, meskipun secara klinis dengan mengkaji ukuran uterus dan membandingkannya dengan gestasi tidak selalu diperoleh hasil yang akurat karena ukuran dan jumlah janin serta jumlah cairan amnion yang bervariasi, variasi ukuran ibu dan paritas juga mempengaruhi perkiraan. Menurut Spiegelberg dalam Mochtar (1998) dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis maka diperoleh tabel :

Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri
22-28 mgg
24-25 cm di atas simfisis
28 mgg
26,7 cm di atas simfisis
30 mgg
29,5-30 cm di atas simfisis
32 mgg
29,5-30 cm di atas simfisis
34 mgg
31 cm di atas simfisis
36 mgg
32 cm di atas simfisis
38 mgg
33 cm di atas simfisis
40 mgg
37,7 cm di atas simfisis
Tabel Pemantauan Tumbuh Kembang Janin
Usia  kehamilan
Tinggi fundus
Dalam cm
Menggunakan penunjuk-penunjuk badan
12 mgg
-
Hanya teraba diatas simphisis pubis
16 mgg
-
Di tengah antara simpisis pubis dan umbilikus
20 mgg
20 cm (± 2 cm)
Pada umbilikus
22-27 mgg
Usia kehamilan dalam mgg = cm (± 2 cm)
-
28 mgg
28 cm ( + 2 cm )
-
29-35 mgg
Usia kehamilan dalam mgg = cm (± 2 cm)
-
36 mgg
36 cm (± 2 cm)
Pada procesus xipoideus
Menentukan perkiraan berat badan janin (TBBA).
Rumus Johnson – Tausak : BB = (mD – 11/12/13) x 155
Keterangan :
BB : Berat badan
mD : Jarak simfisis – fundus uteri
13 : Bila kepala belum melewati Pintu Atas Panggu (PAP)
12 : Bila kepala masih di atas spina iskiadika
11 : Bila kepala berada di bawah spina iskiadika

4. Posisi yang aman dalam kehamilan
Ibu hamil sebaiknya tidak perlu khawatir bayi dalam kandungannya merasa tidak nyaman atau berbahaya, karena tubuh ibu di ciptakan begitu unik sehingga dapat memberikan perlindungan, juga janin dalam kandungan ibu tidak pernah merasa tidak nyaman karena janin dalam kandungan mengapung dalam cairan ketuban dan mempunyai ruang sendiri untuk bebas. Pada kehamilan trimester awal ibu hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai bergerak posisi apapun yang penting dapat memberikan rasa nyaman untuk ibu. 

Posisi – posisi tidur pada ibu hamil :
1. Tidur dengan posisi tengkurap
Tidur dengan posisi tengkurap aman untuk ibu hamil tapi biasanya pada kehamilan trimester pertama, adanya pembesaran payudara dan juga payudara lebih sensitif akan menimbulkan ketidaknyamanan untuk tidur tengkurap, dan pada saat dimana perut ibu sudah mulai membesar (awal 14 minggu) tidur dengan posisi tengkurap menjadi sangat tidak nyaman karena ibu harus menyokong paha dengan bantal untuk dapat tidur tengkurap karena perut yang mulai membesar. Dari suatu survey ibu hamil yang tidur dengan posisi tengkurap sebelum 16 minggu 1% tapi setelah lebih 16 minggu menjadi 0 %.
2. Tidur dengan posisi terlentang
Tidur dengan posisi telentang dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu ibu hamil untuk tidak tidur telentang, karena dengan tidur posisi telentang anda meletakan seluruh berat rahim ke bagian belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur posisi telentang juga dapat meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir, dan gangguan pencernaan, dan menganggu pernafasan dan sirkulasi. Posisi tidur telentang pada trimester ke dua dan tiga juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Untuk beberapa wanita, menyebabkan penurunan tekanan darah yang membuat mereka merasa pusing, untuk yang lain, malah meningkatkan tekanan darah. Pada kasus kehamilan dengan tekanan darah tinggi tidur dengan posisi telentang sangat TIDAK dianjurkan.
3. Tidur dengan posisi miring ke kiri
Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil, tapi sangat dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi miring ke sisi kiri, karena posisi ini memberi keuntungan untuk bayi anda untuk mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar (vena cava inferior) di bagian belakang sebelah kanan spina yang mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan tangan.
4. Tidur dengan posisi miring ke kanan
Tidur dengan posisi miring ke kanan juga baik, ibu hamil dapat menganti posisi miring ke kanan-kiri untuk membuat tidur lebih nyaman. Jika ibu hamil terbangun malam dan menemukan dirinya tidur telentang, jangan kuatir karena tidak akan mencelakai bayi anda. Kembalikan saja ke posisi miring. Lagipula pada kehamilan lanjut, dimana perut sudah membesar, disertai kondisi lain seperti kram, sering kencing, kontraksi palsu, bayi anda yang menendang perut, rasa asam lambung yang meningkat yang akan menyebabkan ibu akan terbangun beberapa kali di malam hari sehingga ibu sudah pasti akan berubah posisi tidur beberapa kali karenanya dan otomatis tidak seterusnya tidur dengan posisi terlentang. Untuk tidur dengan posisi miring yang lebih nyaman adalah dengan meletakkan bantal diantara dengkul anda dan satu dipunggung ibu atau menggunakan bantal khusus ibu hamil.

5. Kunjungan antenatal dan tujuannya pada tiap trimester
Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.
Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan, mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk :
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan dan nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas.
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
2. Pemeriksaan ulang
a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan
b. Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 1 minggu sejak umur hamil 8 bulan sampai terjadi persalinan
3. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu
Pemeriksaan pada setiap wanita hamil juga bisa dilakukan paling sedikit selama 4 kali selama kehamilan, yaitu :
1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke-36)
Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi yang sangat penting, seperti tercantum dalam tabel di bawah ini:

Kunjungan
Waktu
Informasi Penting
Trimester pertama
Sebelum minggu ke-14
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil, mendeteksi masalah dan menanganinya, melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, praktek tradisional yang merugikan, memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi, mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat, dan sebagainya)
Trimester kedua
Sebelum minggu ke-28
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria)
Trimester ketiga
Antara minggu 28-36
Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
Trimester ketiga
Setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi bila terdapat masalah, dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bilamana ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir. 

Konsep pengawasan antenatal meliputi :
a. Anamnesa (data biologis, keluhan hamil, fisiologis dan patologis)
b. Pemeriksaan fisik (pemeriksaan fisik umum dan khusus)
c. Pemeriksaan psikologis (kejiwaan dalam menghadapi kehamilan)
d. Pemeriksaan laboratorium (laboratorium rutin dan khusus)
e. Diagnosis kehamilan (kehamilan normal, kehamilan dengan resiko, kehamilan disertai komplikasi, kehamilan dengan nilai nutrisi kurang, diagnosis diferensial seperti amenorea sekunder, pseodocyesis, dan tumor ginekologis)
f. Penatalaksanaan lebih lanjut (pengobatan penyakit yang menyertai hamil, pengobatan penyulit kehamilan, menjadwalkan pemberian vaksinasi, memberikan preparaat penunjang kesehatan, menjadwalkan pemeriksaan ulang)
g. Pemeriksaan hamil 

7.Standar asuhan kehamilan
Dalam standar pelayanan kebidanan, terdapat enam starnar pelayanan antenatal diantaranya adalah :
a. Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan amsyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan meotivasi ibu, suami dan anggota kelaurganya agar mendorong ibu unuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan natenatal. Pemriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janindnegan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunsiasi, nasehta dan penyuluhan kesehaan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatata data yangtepat pada kunjungn. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujukanya untuk tindakan selanjutnya.
c. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksana abdominla denga seksama dan melakukan palapasi untuk merperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul untuk mendai kelainan serta melakukan tujukan tepat waktu.
d. Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahann, penemuan, epangnann dan atau rujukan semau kasus anemia pada kehamilan sesuai denga ketentuan yang berlaku.
e. Pengelolaan dini hipertensi kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekana darah [ada kehamilan dan emngeanli tadna bahaya serta geajla preskalmpsia lainnya, sera mengambil tindakan yang teapt dan merujuknya.
f. Persiapan perlsainan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persipan perslainan bersih dan aman dan suasanan yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disam[ping persipana transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.

8.Tipe pelayanan asuhan kehamilan
a. Pelayanan asuhan kehamilan mandiri
b. Pelayanan asuhan kehamilan kolaborasi
c. Pelayanan asuhan kehamilan rujukan

https://deaseptiasita99.files.wordpress.com/2015/08/midwives.jpg9.Hak-hak wanita hamil
Ibu hamil memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang melibatkan kesejahteranany dan anak yang akan dialhirkan kelak, kecuali ada kedaruratan medis yang mencegahnya berperan serta. Selain hak-hak yang ditetapkan pada “deklarasi hak-hak pasien” yang disusun oleh Asosiasi Reumah Sakit Amerika. Adapun hak-hak yang harus dimiliki diantarnaya :
a. Hak mendapat informasi dari tenaga jkesehatan profesional yang merawatnya tenatng porensial efek langsung dan tidak langsung, risiko, bahaya yang mengancam dirinya atau bayi, yang dapat terjadi akibat penggunaan obat atau asuhan selama kehamilan.
b. Hak mendapat informasi sebelum melakukan etrapi tidak hanya informasi manfaat, risiko, tanda bahaya terapi tersebut.
c. Hak mendapat informasi dari tenaga kesehatan profesioanl yang memprogramkan atau memberi obat kepadanya bahawa obat apa pupn yang ia terima selama kehamilan.
d. Hak mendapat informasi jika daad indikasi akan dilakukan seksio cesarea
e. Hak mendapat informasi tentang hal-hal yang tidak pasti jika tidak ada peenelitian lanjutan terkendali yang memastikan keamanan obat ataupun lainnya
f. Hak mendapat informasi mengenai merk dagang dan nama obat generik obat yang diberikan
g. Hak untuk membuat keputusan sendiri tanpa ada paksaan dari roang lain
h. Hak untuk enbgethaui nama dan kualifikasi individu yang memebri obat
i. Hak untuk mengetahui sebelum pelaksanaan prosedur telah sesuia dengan prosedur
j. Hak untuk ditemani oleh seraong yang ia sayangi atau orang yang dapat memberi kenyamanan bagi ibu hamil
k. Hak untuk memilih posisi bersalin dan melahirkannya sesuai keingainan
l. Hak untuk memilih dan merawat bayinya ditempatkan
m. Hak untuk mendapat informasi untuk menulis nama orang yang telah membantunya.
n. Hak untuk diberi informasi mengenai aspek yang diketahui aau yang diindikasikan untuk perawatan
o. Hak meminta catatan riwayat medis lengkap mengenai dirinya dan bayinya
p. Hak untuk memiliki akses terhadap catatan riwayat medis lengkapnya.
(Varney, 2007)

10.Tenaga professional
Bidan sebagai tenaga profesional merupakan peran bidan sebagai pelaksanaan, pengelola, pendidik dan peneliti. Adapun pelayanan profesional dilihat berdasarkan sikap dan kemampuan profesional, ditujukan untuk kepentingan yang menerima, serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi dan memberikan perlindungan bagi anggota profesi.

Perilaku Profeional yaitu :

§ Bertindak sesuai keahliannya dan dikdukung oleh pengetahuan dan pengalaman dan keterampilan yang tinggi
§ Bermoral tinggi
§ Berlaku jujur, baik kepada orang lain dan diri sendiri
§ Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu pengetahuan profesinya
§ Tidak memberikan janji berlebihan
§ Tidak mealkukan tindakan komersial
§ Memegang teguh etika profesi
§ Menegakan ketentuan hukum yang membatasi gerak dan kewenangnnya

11.Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Berhubung perubahan-perubahan terjadi begitu cepat, maka para bidan harus terus menerus memperbaharui keterampilannya serta harus meningkatkan pengetahuaannya menjadikan bidan praktek harus kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan yang diharuskan, agar supaya bisa menjadi seorang praktisi yang aman saat ia memulai pekerjaanya. Akan tetapi tugas be;aajrnya tersebut barulah merupakn permulaan. Saat penegathuan dan ekterampilannya bertambah meallui pengabdianmnya, ia akan tumbuh dalam memaminkan peran dan tanggung jawab sebagia seorang bidan teruatam dalam amsa asuhan antenatal. Idealnya hal ini haruslah merupakan proses oertumbuhan dan perkembangan langsung seumur hidup. Beberapadari tanggungjawab bidan ini adalah :
a. Menjaga agar pengetahuananya tetap up o date, terus megembnangkang pengetauan, keterampilan dan keamhirannya agar bertambah luas serta mencakup semua aspek dari peran seorang bidan
b. Mengenali baats-batas penegathguan, ketrampilan pribadinya da tidak berupaya melampaui wewenangnya dalam praktek kliniknya.
c. Menerima tangguang jawab untuk mengambil keputusan serta konsekkuensi dari keputusan ersebut
d. Berkomunikasi denga pekerja kesehatan profesional lainnya (bidan, dokter, dan perawat) dengan rasa hormat dan martabat
e. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan sistem perujukanyang optimal
f. Kegiatan memantau mutu, yang bisa mencakup [penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal/perinatal.
g. Beerja bersama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan akses dan mutu asuhan kesehatan
h. Menjadi bagian dari upaya untuk meingkatkan satus wanita serta kondisi hidup mereka serta menghilangkan praktek-praktek kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.

12.Issue terkini dalam asuhan kehamilan
Praktek asuhan yang bermanfaat
§ Sedikitnya harus 4 kali datang berkunjung
§ Mengadakan hubungan atas dasar kepercayaan
§ Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
§ Sceerining penyakit yang ada
§ Pendeteksian secara dini serta penatalakasanaan komplikasi
§ Konseling terpusat pada klien
§ Meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit

Praktek asuhan yang tidak mungkin bermanfaaat
§ Penimbangan rutin
§ Penilaian letak janin seblum minggu ke 36
§ Opname dan istirahat untuk kehmailan kemabar
§ Membatasi kegiatan seksual selam kehamilan
§ Aspirin untuk mecegah eklampsia
§ Suplemen kalcium untuk kaki yang kram
§ Istirahat adanya ancaman keguguran

Bentuk-bentuk ANC yang kemungkinan tidak efektif atau merugikan
§ Pembatasan gizi untuk mecegah preeklampsia atau eklampsia
§ Diuretika untuk tekanan darah tinggi karena kehamilan
§ Mengurangi makan garam untuk mencegah tekana darah tinggi karean kehamilan. 

13.Evidence based dalam praktik kehamilan
Didunia ideal :
§ Asuhan yang paling efektif bagi setiap kondisi akan diketahui
§ Setiap pekerja klinik akan tahu ashuan yang paling efektif bagi setiap asuhan
§ Setiap pekerja klinik akan mempraktekkan asuhan yang paling efektif yang diketahuinya
Didunia Nyata :
§ Banyak yang harus diketahui tapi nyatanya tidak
§ Banyak yang duah diketahui ternyata belum diketahui oleh sebagian besar pekerja klinik
§ Bekerja klinik tidak mempraktekkan apa yang meraka ketahui sebagai bentuk asuhan yang paling efektif 
 
Referensi
1. Varney H. 1997. Varney’s Midwifery. Chapter 18 Jones. Bartlet publistion. Sudbury Masschuset hal 249
2. JHPIEGO : PUSDIKNAKES WHO. 2003. panduan Pengajaran asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan. Buku 2 asuhan antenatal topik I. Jakarta, hal 2
3. Depkes RI. 2003. Dasar-dasar asuhan kebidanan. Direktorat keperawatan dan keteknisian medik. Direktorat perawatan medik. Depkes RI.
4. Depkes RI 2001, Standar Pelayanan Kebidanan.

5. PP IBI 2003. 30 tahun IBI BIdan Menyongsong Masa depan Jakarta.
 
View Post