menghitung usia kehamilan
Menghitung usia kehamilan secara umum dilakukan dengan berdasarkan pada siklus menstruasi yaitu pada hari terakhir menstruasi. Dari situlah nantinya akan dapat diketahui usia dan kondisi janin, serta memprediksi hari kelahirannya. Tidak sedikit lho, wanita hamil yang hanya mengira-ngira usia kehamilannya berdasarkan ingatan dan perasaannya saja sehingga tidak benar-benar tahu berapa usia tepat kandungannya itu.
Dengan menghitung usia kehamilan secara tepat, Anda dapat mengetahui tahap perkembangan janin dalam tubuh. Ini akan memudahkan Anda untuk mencari tahu dan memenuhi nutrisi hamil yang dibutuhkan pada saat perkembangan tersebut.
Nah, agar Anda tidak salah dalam memprediksi dan mempersiapkan persalinan nanti ada baiknya Anda menghitung usia kehamilan secara mandiri. Lantas, untuk bisa menghitung usia kehamilan, gimana ya caranya? Ini dia informasinya:

1.  Kalender masa haid
Selain menggunakan alat khusus untuk menghitung usia kehamilan, dapat juga secara manual menggunakan kalender masa haid. Menghitung usia kehamilan dengan cara ini memerlukan ketelitian terutama mengenai siklus menstruasi karena dasar penghitungannya adalah hari terakhir menstruasi.
Dengan menggunakan rumus Naegele, tambahkan tanggal terakhir haid dengan 7, bulan haid dikurangi 3, dan tahun ditambah angka 1. Berikut contoh bagaimana cara menghitung usia kehamilan dalam minggu dengan cara Naegele. Rumus Naegele ini juga bisa digunakan untuk memperkirakan kapan anak Anda akan lahir. Hari perkiraan lahir atau HPL bisa dirumuskan HPHT-7, bulan HPHT-3, dan tambahkan 1 pada tahunnya. Akan tetapi jika bulannya tidak bisa dikurang tiga alias bulan Januari-Maret, maka jumlahkan dengan 9, tetapi pada tahunnya tidak usah ditambahkan 1. Contohnya HPHT adalah tanggal 17 Agustus 2015, maka penghitungannya 17-7 = 10 (tanggal), 8 (Agustus) – 3 = 5 (Mei) dan tahun 15 + 1 = 16. Jadi hari perkiraan lahir atau HPL adalah tanggal 10 Mei 2016. Akan tetapi HPL biasanya diberikan waktu plus minus sekitar 7 hari. Jadi kemungkinan HPL adalah tanggal 3 – 17 Mei 2016. Sedangkan cara menghitung usia kehamilan misalnya HPHT adalah 17 Agustus, berarti 17 September adalah bulan pertama, dan seterusnya.
Sayangnya, cara ini hanya tepat dilakukan untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi secara teratur yaitu antara 28-30 hari saja
contoh:
Jika HPHT anda adalah 16 nov 2008, maka:
16 -11 - 08
+     -    +
7     3    1
23 - 8 -  09 (ini tanggal HPL)


2. Sistem Fundus Uteri
Cara menghitung usia kehamilan dalam minggu selanjutnya adalah dengan cara fundus uteri atau puncak rahim. Anda bisa melakukannya dengan cara meraba bagian rahim terutama pada bagian yang terasa menonjol di bagian perut. Cara menghitungnya bisa Anda lakukan mulai dari tulang kemaluan.
Jika kiranya jarak tulang kemaluan sampai puncak rahim atau fundus uterinya sekitar 28 cm, bisa diperkirakan usia kehamilan Anda sudah memasuki minggu ke-28. Sedangkan pada minggu ke-36 jaraknya akan bertambah menjadi 36 cm. Apabila berat badan Anda normal, Anda bisa hitung jarak tersebut dengan cara meletakkan dua jari mulai dari tulang kemaluan sampai fundus Uteri. Teorinya adalah, setiap dua jari Anda menandakan 2 minggu usia kehamilan Anda.

 http://temubunda.com/wp-content/uploads/2015/06/menghitung-usia-kehamilan-dengan-metode-fundus-jari.jpg



3. Ultrasonografi (USG)
Saat ini berkat kemajuan tekonologi, menghitung usia kehamilan sudah sangat mudah yaitu dengan memanfaatkan metode ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan sebutan USG. Metode ini adalah cara yang paling akurat dalam menghitung usia kehamilan.
Ketepatannya hampir mendekati 95%. Dengan USG ini, Anda juga akan bisa melihat foto janin yang terdapat di dalam perut. Waktu yang terbaik untuk menghitung usia kehamilan dengan USG ini adalah ketika kehamilan memasuki usia 8 hingga 18 minggu.
 http://temubunda.com/wp-content/uploads/2015/06/Menghitung-usia-kehamilan-dengan-metode-USG.jpg

4. Kalkulator kehamilan
Selain dengan metode USG yang canggih, menghitung usia kehamilan juga dapat dilakukan dengan menggunakan kalkulator khusus yang didesain untuk menghitung usia kehamilan. Berkat kecanggihan teknologi, Anda dapat mengakses kalkulator ini dengan mudah di internet.
Melalui kalkulator kehamilan ini, kondisi janin dan Anda juga dapat diketahui. Namun, menghitung usia kehamilan dengan kalkulator kehamilan ini sifatnya hanyalah sebatas gambaran umum saja dari perhitungan standar kehamilan.
 http://www.kabarfemale.com/wp-content/uploads/2015/03/6677688.jpg
 
Apapun cara yang dipilih untuk menghitung usia kehamilan, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah ketepatan dan keakuratannya. Jika Anda kurang yakin dengan penghitungan manual yang dilakukan sendiri, berkonsultasilah pada dokter dan bila perlu lakukan pemeriksaan yang akurat agar dapat mengetahui usia janin dengan pasti
View Post
Sirkulasi Darah Janin
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi, anak dan orang dewasa. Pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta. Dengan tidak berfungsinya mekanisme tersebut,harus terdapat mekanisme yang berfungsi sebagaialat ganti untuk :fadlie.web.id

1. Paru Janin
Terjadi pergantian O2 dengan CO2 melalui plasenta sehinggga paru-paru tidak memerlukan aliran darah

2. Gastro intestinal
Gastro ientestinal yang belum berfungsi sebagaia alat penyerapan nutrisi,maka pembuluh darahnaya belum berfunngsi, kecuali pada janin digunakan untuk tumbuh kembang sendiri.

Perbedaan antara sirkulasi darah janin intra uterine dan ekstra uterine
antara lain adalah :
Aliran darah arteri pulmonalis dari ventrikel kanan,darahnya akan dialirkan menuju aorta melalui erteria duktus Bothaki
Darah dari vena umbilikal melalui liver langsung menuju vena cava inferior melalui duktus venous aranthi
Darah dari vena cava inferior menuju jantung sebagian langsung menuju atrium kiri melalui foramen ovale
Sebagian menuju ventrikel kiri dan selanjutnya ke aorta sebagian besar digunakan untuk konsumsi O2 dan nutrisi susunan saraf pusat jantung .



Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin


a. Foramen Ovale
• Lubang antara atrum kanan dan atrium kirifadlie.web.id
• Aliran daranhnya : atrium kanan kiri
• Setelah janin lahir akan menutup

b. Duktus Arteriosus Bothali
• Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
• Menutup setelah lahir

c. Duktus venousus Aranthii
• Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior
• Menutup setelah lahir

d. Vena Umbilcalis
• Berjumlah dua buah
• Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh ibu ( plasenta ) ke peredaran darh janin

e. Arteri Umbilicalis
• Berjumlah dua buah
• Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu
• Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior

f. Palsenta
• Jaringan yang menempel pada endometrium
• Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu .

Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus )

Darah janin dialirkan ke plasenta melalui aa umbilicaliesyang membawa bahan makanan ang berasal dari ibu .
Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikacalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin .
Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya akan beredar dalam hati dan kemudian dianggkut melalui vena cava hepatica kedalam vena cava inferior. Dan cabang satu lagi ductus venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian O2 dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentrasi O2 menurun .
Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini merupakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang sebahagian menuju ventrikel kanan dan sebahagian besar menuju atrium kiri melalui foramen ovale.
Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah yang tredapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh.fadlie.web.id
Darah ynag berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan,tetapi sebelumnya darah menuju ke aa.hypogastricae ( cabang dari arteri iliaca comunis ) lalu ke aa. Umbilicalles dan selanjutnya ke plasenta.
Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali. Menerima nutrisi dan O2 dari plasenta melalui ductus venousus aranthii, menuju vena cava inferior yang kaya akan O2 dan nutrisi .

http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/06/fetal-circulation.jpg

Sirkulasi Darah Janin Setelah Lahir

Pada saat persalinan sebahagian besar bayi langsung menangis maka akan terjadi perubahan besar terhadap sirkulasi darah, diantaranya adalah :

1. Paru-paru berkembang dengan sempurna dan langsung dapat berfungsi untuk pertukaran O2 dan CO2. Akibat perkembangan paru-paru terjadi perubahan sirkulasi darah diantaranya adalah :
Arteri pulmonalis kini langsung mengalirkan darah ke paru sehingga ductus arteriosus Bothalli akan menutup .
Perkembangan paru-paru menyebabkan tekanan negatif pada atrium kiri,karena drah diserahkan langsung oleh ventrikel kanan dan dialirkan menuju paru-paru yang telah berfungsifadlie.web.id
Akibat tekanan negatif pada atrium kanan, foramen ovale akan menutup dengan sendirinya,dan tidak lagi menjadi tempat aliran darah menuju atrium kiri.

2. Pemotongan Tali Pusat
Tali pusat di potong setelah bayi menangis dengan nyaring sehingga akan menambah jumlah darah bayi sekitar 50 % .
Dengan dilkaukannya pemotongan tali pusat berarti perubahan sirkulasi pada bayi telah berubah menjadi sirkulasi orang dewasa.

View Post
A. Plasenta
1. Struktur
Plasenta (uri) berbentuk bundar atau oval dengan ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm dan berat 500-600 gram. Biasanya uri terbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira 16 minggu dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim. Letak uri dalam rahim yang normal umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak kearah fundus uteri.




Tipe-tipe plasenta:

a) Menurut bentuknya
1). Plasenta normal
2). Plasenta membranasea (tipis)
3). Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)
4). Plasenta spuria
5). Plasenta bilobus
6)plasenta trilobus

b) Menurut pelekatan pada dinding rahim
1). Plasenta adhesiva (melekat)
2). Plasenta akreta (lebih melekat)
3). Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
4). Plasenta perkreta (sampai ke serosa)

Plasenta terdiri atas tiga bagian:

a) Bagian janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri atas:
1). Vili korialis
2). Ruang-ruang interviller

3). Amnion yang melapisi permukaan plasenta. Di bawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat.

b) Bagian maternal (maternal portion)
Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis pada plasenta matang disebut lempeng korionik (basal).

c) Tali pusat 
 
2. Fungsi

a. Nutrisasi, yaitu alat yang memberi makanan pada janin
b. Respirasi, yaitu alat penyalur zat asam dan CO2
c. Ekskresi, yaitu alat pengeluaran sampah metabolisme
d. Imunisasi, yaitu alat penyalur berbagai macam antibodi ke janin
e. Pertahanan, yaitu alat yang menyaring obat-obatan atau kuman-kuman yang bisa melewati uri.
f. Produksi, yaitu alat yang menghasilkan hormon-hormon


Hormon yang dihasilkan:

1). Human chorionic gonadotropin (HCG)
2). Chorionic somatomammotropin (placental lactogen)
3). Estrogen
4). Progesteron
5). Tirotropin korionik dan relaksin

3. Sirkulasi




Plasenta memiliki peran penting dalam kehamilan untuk kelangsungan hidup fetus. Segala nutrien, oksigen dan keperluan fetus dikirimkan melalui darah. Darah ibu dibawa melalui arteri spiral yang berada di desidua basalis kemudian memasuki ruang interviller. Pada sistol darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmhg seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales. Kemudian oksigen, air, glukosa, asam amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu menembus membran dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus dan diteruskan menuju vena umbilikalis. Darah yang membawa bahan kumuh dari fetus dibawa melalui tali pusat menuju villi dan di lepas di ruang interviller. Kemudian memasuki vena maternal pada vena-vena di desidua.

Di tempat-tempat tertentu ada implantasi placenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir placenta di beberapa tempat terdapat pula suatu rung vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.

Darah ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.

Walaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi kedua-dua darah tidak bercampur kerana dipisahkan oleh suatu membran. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin terpisah. Pertukaran terjadi melalui sinstial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisika-kimia.

B. Tali Pusat

1. Struktur
a. Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan fetal janin.
b. Warnanya dari luar putih, merupakan tali yang terpilin.
c. Panjangnya rata-rata 50-55 cm, diameter 1-2,5 cm.
d. Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.
e. Jelly wharton merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.




f. Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu: 2 arteri umbilikalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan. , 1 vena umbilikalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale..

2. Fungsi
a. Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.

b. Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.


3. Sirkulasi

Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti “jari” atau vilus tumbuh dari membran yang menyelimuti fetus dan menembus dinding uterus, yaitu endometrium. Endometrium pada uterus kaya dengan aliran darah ibu. Di dalam vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Oksigen, air, glukosa, asam amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu menembus membran dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus. Darah yang kaya dengan oksigen dan nutrien ini kemudian dibawa melalui vena umbilicalis menuju fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat mengandung bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang terdapat di sekeliling vilus.
View Post

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBtCvCspCNZ4kiCAHrVNUNpNv-QFKCVVsWxC3bE8TrI-v7Yexj6Yk7EmNzXBhuNPjgzrN5GLG_duzslQqp3fyrFcfbsixODPpbV0hRFpMdAIohwdDDdcMaqj0mH6yFNdPQOKsvonDS4y-9/s1600/sirkulasi.jpg 
Pengertian
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.

¥ Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di bagian tengah plasenta.

¥ Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral.

¥ Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-50 cm dan diameternya 1-2 cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relatif banyak, diserta dengan mobilitas bayi yang sering. Sebaliknya, jika oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin), maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian apabila tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di sekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh darah khususnya pada saat persalinan.

2.2 Stuktur Tali Pusat


¥ Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.

¥ Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :

- Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale.

- Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.

¥ Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.

2.3 Fungsi Tali Pusat
Fungsi tali pusat yaitu :

¥ Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.

¥ Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.

2.4 Sirkulasi Tali Pusat

Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien serta penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi masalah dan mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan fetus ialah plasenta. Plasenta yang terdiri daripada tisu fetus dan tisu ibu terbentuk dengan lengkapnya pada ujung minggu yang ke-16 kehamilan.

Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti “Jari” atau vilus tumbuh dari membran yang menyelimuti fetus dan menembusi dinding uterus, yaitu endometrium. Endometrium pada uterus adalah kaya dengan aliran darah ibu. Di dalarn vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Darah yang kaya dengan oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena umbilicalis yang terdapat di dalam tali pusat ke fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang terdapat di sekeliling vilus. Pertukaran oksigen, nutrien, dan bahan kumuh lazimnya berlaku melalui proses resapan. Dengan cara ini, keperluan bayi dapat dipenuhi.

Walaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi kedua-dua darah tidak bercampur kerana dipisahkan oleh suatu membran. Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus. Selain oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga meresap ke dalarn darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi yang dilahirkan daripada jangkitan penyakit.

2.5 Kelainan Letak Tali Pusat

Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti :

1. Insersi tali pusat Battledore ® Pada kasus ini tali pusat terhubung ke palin pinggir plasenta seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini tidak bermasalah kecuali sambungannya rapuh.

2. Insersi tali pusat Velamentous ® Tali pusat berinsersi ke dalam membran agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus melewati membran mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal, tidak berbahaya untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus bila dilakukan tarikan pada penanganan aktif di kala tiga persalinan.

2.6 Pemotongan Tali Pusat

Pemotongan tali pusat menurut standar asuhan persalinan normal pada langkah ke 26 sampai dengan 28 berikut ini :

a) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.

b) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi.

c) Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.

d) Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem. (JNPKR, Depkes RI, 2004).

Sisa potongan tali pusat pada bayi inilah yang harus dirawat, karena jika tidak dirawat maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi.

2.7 Fisiologi Lepasnya Tali Pusat
Perawatan tali pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950an sampai dengan tahun 1960an dimana pada saat itu angka infeksi pada proses kebidanan sangat tinggi. Akan tetapi pada beberapa Negara berkembang masih sering dijumpai terjadinya infeksi tali pusat walaupun antiseptic jenis baru telah diperkenalkan. Selain infeksi, pendarahan pada tali pusat juga dapat berakibat fatal. Akan tetapi pendarahan dapat dicegah dengan melakukan penjepitan tali pusat dengan kuat dan pencegahan infeksi. Peralatan yang digunakan dalam pemotongan tali pusat juga sangat berpengaruh dalam timbulnya penyulit pada tali pusat. Saat dipotong tali pusat terlepas dari suply darah dari ibu.

Tali pusat yang menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh aliran udara yang mengenainya. Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan lembab dan kotor. Sisa potongan tali pusat menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih. Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar. Pada bayi yang dirawat di rumah sakit bakteri Streptococcus aureus adalah bakteri yang sering dijumpai yang berasal dari sentuhan perawat bayi yang tidak steril. Pengetahuan tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat sampai saat ini belum diketahui pasti. Selain Streptococcus aerus, bakteri Escheseria colli juga sering dijumpai berkoloni pada tali pusat.

Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit, sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih menyisakan jaringan dalam jumlah banyak yang disertai dengan timbulnya abdomen pada kulit.

2.8 Perawatan Tali Pusat
Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan (Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah :

o Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.

o Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat.

o Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari.

o Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa.

2.9 Lama waktu Terlepasnya Tali Pusat
Tali pusat orok berwarna kebiru-biruan dan panjang sekitar 2,5 – 5 cm segera setelah dipotong. Penjepit tali pusat digunakan untuk menghentikan perdarahan. Penjepit tali pusat ini dibuang ketika tali pusat sudah kering, biasanya sebelum ke luar dari rumah sakit atau dalam waktu dua puluh empat jam hingga empat puluh delapan jam setelah lahir. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu.

Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau bahkan menariknya. Bila tali pusat belum juga puput setelah 4 minggu, atau adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus, bayi demam tanpa sebab yang jelas maka kondisi tersebut menandakan munculnya penyulit pada neonatus yang disebabkan oleh tali pusat.

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat


Lepasnya tali pusat dipengaruhi oleh beberapa ha diantaranya adalah :

1. Timbulnya infeksi pada tali pusat ® disebabkan karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu/ gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak, daun-daunan, kopi dan sebagainya.

2. Cara perawatan tali pusat ® penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol.

3. Kelembaban tali pusat ® tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.

4. Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus ® Spora C. tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.

3.0 Lilitan tali pusat pada janin


Janin terlilit tali pusat, sebenarnya tidak begitu membahayakan. Tapi kenyataannya ada janin meninggal saat persalinan karena terlilit tali pusat.
Menurut Dr. Nining Haniyanti, SpOG sebenarnya lilitan tali pusat di leher tidak selalu membahayakan janin. Lilitan tali pusat di leher dijumpai pada sekitar 20% dari persalinan normal. Sedangkan lilitan tali pusat dua kali di leher, dijumpai pada 2,5% persalinan dan hanya 0,2% kejadian lilitan tali pusat tiga kali di leher.

ý Penyebab

Adanya lilitan tali pusat di leher dalam kehamilan menurutnya, pada umumnya tidak menimbulkan masalah. Namun dalam proses persalinan dimana mulai timbul kontraksi rahim dan kepala janin mulai turun dan memasuki rongga panggul, maka lilitan tali pusat menjadi semakin erat dan menyebabkan penekanan atau kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke janin akan berkurang, yang mengakibatkan janin menjadi sesak atau hipoksia. Kemungkinan sebab lilitan tali pusat pada janin :

ü Usia kehamilan ® Kematian bayi pada trimester pertama atau kedua sering disebabkan karena puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tersumbat total. Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya bayi masih bergerak dengan bebas. Hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami kekurangan oksigen.

ü Polihidramnion kemungkinan bayi terlilit tali pusat semakin meningkat.

ü Panjangnya tali pusat ® dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat berbeda-beda. Panjang pendeknya tali pusat tidak berpengaruh terhadap kesehatan bayi, selama sirkulasi darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tidak terhambat.

ý Tanda-Tanda Bayi Terlilit Tali Pusat :

Beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu:

· Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai adanya lilitan tali pusat.

· Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.

· Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.

· Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat, umumnya dapat dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal, terutama pada saat kontraksi rahim.

ý Penatalaksaan

Jika bayi terlilit tali pusat, maka harus segera diambil keputusan yang tepat untuk tetap melanjutkan proses persalinan yaitu dengan memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila persalinan masih akan berlangsung lama dan detak jantung janin semakin lambat (bradikardia), persalinan harus segera diakhiri dengan tindakan operasi Cesar.

Sebenarnya bantuan USG, hanya dapat melihat adanya gambaran tali pusat di sekitar leher. Namun, tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau tidaknya lilitan. Dapat saja tali pusat tersebut hanya berjalan di samping leher bayi. Namun, dengan USG berwarna (collor dopper) atau USG 3 dimensi, kita dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau tidak di leher janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut.
View Post
SELAPUT JANIN (AMNION DAN KORION)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan :
1. jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara
2. jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion laeve.
Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
1. desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
2. desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis.
3. desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane).
Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.
http://www.pregmed.org/wp-content/uploads/2015/09/Amniotic-Sac-300x278.jpg

CAIRAN AMNION
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai RONGGA AMNION.
Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).
Asal cairan amnion : diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion


FUNGSI CAIRAN AMNION :
1. Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar
2. Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan).
5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.


KEADAAN NORMAL CAIRAN AMNION :
1. Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
2. Keadaan jernih agak keruh
3. Steril
4. Bau khas, agak manis dan amis
5. Terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.
6. Sirkulasi sekitar 500 cc/jam


KELAINAN JUMLAH CAIRAN AMNION
1. Hidramnion (polihidramnion)
Air ketuban berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat mengarahkan kecurigaan adanya kelainan kongenital susunan saraf pusat atau sistem pencernaan, atau gangguan sirkulasi, atau hiperaktifitas sitem urinarius janin.
2. Oligohidramnion
Air ketuban sedikit, di bawah 500 cc. Umumnya kental, keruh, berwarna kuning kehijauan.
Prognosis bagi janin buruk.
View Post
Dipengaruhi oleh beberapa faktor dan subfaktor antara lain :
1. Faktor ibu
2. Faktor janin
3. Faktor plasenta

Faktor ibu
Keadaan kesehatan ibu saat hamil
Penyakit yang menyertai kehamilan
Penyulit kehamilan
Kelainan pada uterus
Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet
Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan

Faktor janin
Jenis kelamin janin
Penyimpangan genetik : kelainan kongenital, pertumbuhan abnormal
Infeksi intrauterine

Faktor Plasenta
Plasenta adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim, yang ditetapkan dengan indeks plasenta
Indeks plasenta = Berat plasenta
Berat bayi



TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO




Minggu ke-1 :

Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir
Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan
5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.
Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur


Minggu ke-2 :

Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua.
Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi.
Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.
Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometriumMinggu 3:

Sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.


Minggu ke 4 :

Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif.
Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).

Minggu ke-5 :

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.
Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada
janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut.
Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.
Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.

Minggu ke-6 :

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang
diukur dari puncak kepala hingga bokong.
Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup.
pada minggu ini.
Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk,
Pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak

Minggu ke-7 :

Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau.
Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil.
Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru

Minggu ke 8

Panjang kira-kira 14-20 mm.
Banyak perubahan yang terjadi pada bayi
Ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga.
Bronchi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang.
Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna

Minggu ke-9 :

Telinga bagian luar mulai terbentuk,
Kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak.
Ia mulai bergerak
Dengan Doppler bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.

Minggu ke-10 :

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit.
Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm.
Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh.
Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu.
Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri

Minggu ke-12 :

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil.
Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh.
Usus bayi telah berada di dalam rongga perut.
Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.
Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.
Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

PERKEMBANGAN JANIN TRIMESTER KEDUA
Ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh. Namun waspadai pertambahan berat badan yang berlebih.
Agar proses tumbuh kembang janin tak terganggu hindari penyakit kronis sebelum kehamilan maupun penyakit infeksi yang mungkin terjadi saat kehamilan. Seperti asma, jantung, TBC, ginjal dan diabetes serta infeksi TORCH-KM (Toksoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes, Klamidia, Mikoplasma).
Gangguan penyakit-penyakit tersebut berpeluang menimbulkan ketidaksempurnaan pada tumbuh kembang tulang belulang janin, klep paru-paru, lever, ataupun gangguan perkembangan otak dan ginjal. Bahkan, demam yang merupakan gejala infeksi/penyakit, seringan apa pun, bisa menyebabkan gangguan pada air ketuban maupun fungsi lain akibat ada gangguan metabolisme tubuh janin.

MINGGU KE-13

Panjang janin (dari puncak kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm
Berat kira-kira 20 gram. Rahim dapat teraba kira-kira 10 cm di bawah pusar.
Pertumbuhan kepala bayi yang saat ini kira-kira separuh panjang janin mengalami perlambatan dibanding bagian tubuh lainnya. Perlambatan ini berlangsung terus, hingga di akhir kehamilan akan tampak proporsional, yakni kira-kira tinggal
sepertiga panjang tubuhnya
Kedua cikal bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan wajah meski masih terpisah jauh satu sama lain.
Sementara telinga bagian luar terus berkembang dan menyerupai telinga normal. Kulit janin yang masih sangat tipis membuat pembuluh darah terlihat jelas di bawah kulitnya.
Seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut lanugo.
Kerangka/tulang belulangnya sudah terbentuk di minggu-minggu sebelumnya dan di minggu-minggu selanjutnya akan berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat cepat, hingga tulangnya jadi lebih keras.

MINGGU KE-14

Panjang mencapai kisaran 80-an mm atau 8 cm
Berat sekitar 25 gram.
Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri dan kanan kepala.
Mata mengarah ke posisi sebenarnya.
Leher terus memanjang sementara dagu tak lagi menyatu ke dada.
Alat-alat kelamin bagian luar juga berkembang lebih nyata, hingga lebih mudah membedakan jenis kelaminnya.

MINGGU KE-15

Panjang janin sekitar 10-11 cm
Berat kira-kira 80 gram.
Kehamilan makin terlihat
Dianjurkan untuk tidak menggunakan jeans
Diperkenankan menggunakan lotion untuk strie namun dianjurkan tak memakai krim jenis steroid semisal hidrokortison yang dikhawatirkan bakal terserap ke dalam sistem peredaran darah ibu dan bisa mengacaukan kerja hormonal.

MINGGU KE-16

Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm
Berat kira-kira 100 gram.
Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana yang biasanya terasa sebagai kedutan.
Rambut halus di atas bibir atas dan alis mata juga tampak melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya. Bahkan, jari-jemari kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku.
Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul belakangan, kini lebih panjang daripada lengan.
Pada usia ini janin memproduksi alfafetoprotein, yaitu protein yang hanya dijumpai pada darah ibu hamil. Bila kadar protein ini berlebih bisa merupakan pertanda ada masalah serius pada janin, seperti spina bifida. Sebaliknya, kadar alfafetoprotein yang rendah bersignifikasi dengan Sindrom Down. Jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat diukur dengan pemeriksaan air ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus lewat dinding perut ibu.

MINGGU KE-17

Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang lebarnya, menjadi 13 cm
Berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan membulat. Akibatnya, rahim terdorong dari rongga panggul mengarah ke rongga perut. Otomatis usus ibu terdorong nyaris mencapai daerah hati, hingga kerap terasa menusuk ulu hati.
Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat ligamen-ligamen meregang, terutama bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini disebut nyeri ligamen rotundum. Oleh karena itu amat disarankan menjaga sikap tubuh dan tak melakukan gerakan-gerakan mendadak atau yang menimbulkan peregangan.
Lemak yang juga sering disebut jaringan adiposa mulai terbentuk di bawah kulit bayi yang semula sedemikian tipis pada minggu ini dan minggu-minggu berikutnya. Lemak ini berperan penting untuk menjaga kestabilan suhu dan metabolisme tubuh.
Pada beberapa ibu yang pernah hamil, gerakan bayi mulai bisa dirasakan di minggu ini. Kendati masih samar dan tak selalu bisa dirasakan setiap saat sepanjang hari. Sedangkan bila kehamilan tersebut merupakan kehamilan pertama, gerakan yang sama umumnya baru mulai bisa dirasakan pada minggu ke-20.

MINGGU KE-18

Taksiran panjang janin adalah 14 cm
Berat sekitar 150 gram.
Rahim dapat diraba tepat di bawah pusar, ukurannya kira-kira sebesar buah semangka. Pertumbuhan rahim ke depan akan mengubah keseimbangan tubuh ibu.
Peningkatan mobilitas persendian ikut mempengaruhi perubahaan postur tubuh sekaligus menyebabkan keluhan punggung. Keluhan ini makin bertambah bila kenaikan berat badan tak terkendali. Untuk mengatasinya, biasakan berbaring miring ke kiri, hindari berdiri terlalu lama dan mengangkat beban berat. Selain itu, sempatkan sesering mungkin mengistirahatkan kaki dengan mengangkat/mengganjalnya pakai bantal.
Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan janinnya kian terjalin erat. Tak mengherankan setiap kali si ibu gembira, sedih, lapar atau merasakan hal lain, janin pun merasakan hal sama.


MINGGU KE-19

Panjang janin diperkirakan 13-15 cm
taksiran berat 200 gram.
Sistem saraf janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin sempurna perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang mestinya bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan.
Jika lubang yang ada tersumbat atau aliran cairan tersebut terhalang oleh penyebab apa pun, kemungkinan besar terjadi hidrosefalus/penumpukan cairan di otak. Jumlah cairan yang terakumulasi biasanya sekitar 500-1500 ml, namun bisa mencapai 5 liter, Penumpukan ini jelas berdampak fatal mengingat betapa banyak jumlah jaringan otak janin yang tertekan oleh cairan tadi.

MINGGU KE-20

Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm
Berat sekitar 260 gram.
Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam.
Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar lemak.
Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun meningkat tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan bergizi seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter.

MINGGU KE-21

Beratnya sekitar 350 gram
Panjang kira-kira 18 cm.
Pada minggu ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan.
Dengan perut yang kian membuncit dan keseimbangan tubuh yang terganggu, bukan saatnya lagi melakukan olahraga kontak seperti basket yang kemungkinan terjatuhnya besar. Hindari pula olahraga peregangan ataupun yang bersikap kompetitif, semisal golf atau bahkan lomba lari.

MINGGU KE-22

Berat mencapai taksiran 400-500 gram
Panjang sekitar 19 cm
Ibu kian mampu beradaptasi dengan kehamilannya. Kekhawatiran bakal terjadi keguguran juga sudah pupus.
Keluhan mual-muntah sudah berlalu dan kini nafsu makannya justru sedang menggebu
Mesti berhati-hati agar tak terjadi pertambahan berat badan yang berlebih.
Ciri khas usia kehamilan ini adalah substansi putih mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang disebut vernix caseosa. Fungsinya melindungi kulit janin terhadap cairan ketuban maupun kelak saat berada di jalan lahir.
Di usia ini pula kelopak mata mulai menjalankan fungsinya untuk melindungi mata dengan gerakan menutup dan membuka.
Jantung janin yang terbentuk di minggu ke-5 pun mengalami “modifikasi” sedemikian rupa dan mulai menjalankan fungsinya memompa darah sebagai persiapannya kelak saat lahir ke dunia.

MINGGU KE-23

Tubuh janin tak lagi terlihat kelewat ringkih karena bertambah montok dengan berat hampir mencapai 550 gram
Panjang sekitar 20 cm.
Kulitnya masih tampak keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak sebanyak saat ia dilahirkan kelak.
Wajah dan tubuhnya secara keseluruhan amat mirip dengan penampilannya sewaktu dilahirkan nanti.
Rambut lanugo yang menutup
sekujur tubuhnya kadang berwarna lebih gelap di usia kehamilan ini.



MINGGU KE-24

Janin makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan mencapai 600 gram
Panjang sekitar 21 cm.
Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis pubis/tulang kemaluan.
Kelopak-kelopak matanya kian sempurna dilengkapi bulu mata.
Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai bereaksi dengan menggerakkan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik yang disukainya. Begitu juga ia akan menunjukkan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau teriakan yang tak disukainya.

MINGGU KE-25

Berat bayi kini mencapai sekitar 700 gram
Panjang dari puncak kepala sampai bokong kira-kira 22 cm.
Jarak dari puncak rahim ke simfisis pubis sekitar 25 cm.
Bila ada indikasi medis, umumnya akan dilakukan USG berseri seminggu 2 kali untuk melihat apakah perkembangan bayi terganggu atau tidak. Di antaranya hipertensi ataupun preeklampsia yang membuat
pembuluh darah menguncup, hingga suplai nutrisi jadi terhambat. Akibatnya, terjadi IUGR (Intra Uterin Growth Retardation atau perkembangan janin terhambat). Begitu juga bila semula tidak ada, tiba-tiba muncul gangguan asma selama kehamilan.
Jika dari hasil pantauan ternyata tak terjadi perkembangan semestinya, akan dipertimbangkan untuk membesarkan janin di luar rahim dengan mengakhiri kehamilan. Dengan sejumlah syarat ketat yang mengikuti.

MINGGU KE-26

Di usia ini berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram
Panjang dari bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm.
Denyut jantung sudah jelas-jelas terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit. Ketidaknormalan seputar denyut jantung harus dicermati karena bukan tak mungkin merupakan gejala ada keluhan serius.
Sementara rasa tak nyaman berupa keluhan nyeri pinggang, kram kaki dan sakit kepala akan lebih sering dirasakan si ibu.
Keluhan nyeri di bawah tulang rusuk dan perut bagian bawah, terutama saat bayi bergerak. Sebab, rahim jadi makin besar yang akan memberi tekanan pada semua organ tubuh. Termasuk usus kecil, kantung kemih dan rektum yang menyebabkan ibu hamil jadi terkena sembelit, namun terpaksa bolak-balik ke kamar mandi karena beser.

MINGGU KE-27

Bayi kini beratnya melebihi 1000 gram.
Panjang totalnya mencapai 34 cm dengan panjang bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm.
Di minggu ini kelopak mata mulai membuka. Sementara retina yang berada di bagian belakang mata, membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak.
Jika terjadi “kesalahan” pembentukan lapisan-lapisan inilah yang kelak memunculkan katarak kongenital/bawaan saat bayi dilahirkan. Lensa jadi berkabut atau keputihan.
Walaupun dipicu oleh faktor genetik, katarak bawaan ini ditemukan pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang terserang rubella pada usia kehamilan di minggu-minggu akhir trimester dua.

MINGGU KE-28

Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar.
Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar.
Tubuhnya masih terlihat kurus meski mencapai berat sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm.
Kendati dibanding minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di bawah kulitnya yang terlihat kemerahan.
Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat. Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak matanya pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola matanya sudah hilang.

MINGGU KE-29

Beratnya sekitar 1250 gram
Panjang rata-rata 37 cm.
Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya.
Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski dengan susah payah. Ia pun bisa menangis, kendati masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena perkembangan paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan yang baik dan terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan hidup bayi prematur pun cukup besar.

MINGGU KE-30

Beratnya mencapai 1400 gram
Kisaran panjang 38 cm.
Puncak rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama pada panggul dan perut seiring bertambah besar kehamilan.
Mulai denyutan halus, sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang menimbulkan rasa nyeri.
Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan membentuk simpul-simpul pada tali pusat. Bila sampai membentuk simpul mati tentu sangat membahayakan karena suplai gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling tidak terhambat.

MINGGU KE-31

Berat bayi sekitar 1600 gram
Taksiran panjang 40 cm.
Waspadai bila pada ibu muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg.
Itu sebab, pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke bidan/dokter.
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi aktivitas, bisa membantu.

MINGGU KE-32

Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram
Panjang tubuh 42 cm.
Kunjungan rutin diperketat/lebih intensif dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.

MINGGU KE-33

Beratnya lebih dari 2000 gram
Panjangnya sekitar 43 cm.
Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas dari dinding rahim.

MINGGU KE-34

Berat bayi hampir 2275 gram
Taksiran panjang sekitar 44 cm.
Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung dan organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah tes non-stres dan profil biofisik.

MINGGU KE-35

Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm
Berat 2450 gram.
Mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si bayi untuk
bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan dilakukan lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis yang menyelubungi paru-paru.

MINGGU KE-36

Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram
Panjang 46 cm.
Pemeriksaan rutin diperketat jadi seminggu sekali.

MINGGU KE-37

Dengan panjang 47 cm
Berat 2950 gram,
Di usia ini bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri.
Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil di antaranyadengan posisi sungsang.
Di minggu ini biasanya dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa.

MINGGU KE-38

Berat bayi sekitar 3100 gram
Panjang 48 cm.
Rasa cemas menanti-nantikan saat melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak gangguan emosional.
ibu dapat melakukan relaksasi dengan melatih pernapasan sebagai bekal menjelang persalinan. Meski biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia kehamilan 38 minggu.

MINGGU KE-39

Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram
Panjang sekitar 49 cm.
Di minggu ini perlu siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi, hingga kekurangan gizi.
Penurunan fungsi plasenta bisa diketahui berdasarkan evaluasi terhadap fungsi dinamik janin, arus darah, napas dan gerak bayi serta denyut jantungnya lewat pemeriksaan CTG (kardiotokografi), USG maupun doppler.
Dari hasil evaluasi tersebut akan dinilai apakah memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi induksi persalinan. Kalau fungsi arus darahnya tak baik, tentu tak dianjurkan lahir per vaginam yang justru berisiko bayi mengalami hipoksia.

MINGGU KE-40

Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm
Berat sekitar 3300 gram.
Betul-betul cukup bulan dan siap dilahirkan.
Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum,
Pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).
View Post
A. Konsepsi, Fertilisasi, dan Implantasi 
http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/05/konsepsi.jpg 1. Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut .
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi ovum.
Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat di hari wanita ovulasi karena sperma dapat hidup tiga hari di dalam vagina, sedangkan ovum hanya bertahan 12 – 24 jam setelah dikeluarkan dari ovarium (ovulasi). Kapan wanita mengalami ovulasi dapat dikenali melalui bentuk cairan vagina yang keluar. Jika terlihat bening, banyak, dan licin, maka kemungkinan besar wanita dalam keadaan subur. Cairan vagina secara bertahap akan menjadi kental dan berwarna putih keruh setelah melewati masa ovulasi. Selain mengamati karakter cairan vagina, ovulasi dapat juga diprediksi melalui perhitungan siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi pada hari ke-12 sampai ke-14 siklus menstruasi, namun cara ini kurang dapat digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Diperkirakan ada 300 juta sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi dan yang dapat ditampung oleh bagian belakang vagina, namun dalam perjalanannya hanya beberapa ribu saja yang dapat mencapai tuba falopi. Lingkungan vagina yang asam dan adanya daya vagosit dari uterus membuat sebagian sperma tidak mampu untuk bertahan hidup, yang akhirnya dikeluarkan lagi melalui vagina 

2. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum terjadi penyatuan sperma dengan ovum sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma sehingga menjadi buah kehamilan. Gambaran proses dari konsepsi sampai dengan fertilisasi adalah sebagai berikut.Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi.
a. Sperma memasuki vagina
Sperma di ejakulasikan di forniks vagina saat coitus, menuju ke ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.
b. Proses kapasitas
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat mencapai ampula tuba.
c. Reaksi akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa menembus lapisan oosit (ovum).
d. Sperma memasuki zona pellusida dan korona radiata.
Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mengencerkan korona radiata dan zona pellusida.
e. Reaks granulla kortikal
Granulla korrtikal merupakan sel-sel granulose yang berada disekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk ke dalam oosit sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk.
f. Fertilisasi
1) Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk pronukleus pria.
2) Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
3) Kedua pronukleus berfungsi
Dalam proses ini akhirnya kedua proneklous bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam setelah konsepsi,mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan – pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan akhirnya dalam waktu 3 hari terbentuk suatu kelompok sel sel yang sama besarnya,disebut morulla. Proses selanjutnya adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba kedalam kavum uteri pada tingkat blastula.


3. Implantasi (nidasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai,disebut trofoblast,yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim,jaringan endometrium berada pada fase sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah kehamilan.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedlam desidua,menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.

Itulah sebabnya kadang kadang pada saatr nidasi terjadi sedikit pendarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda Hartman. Umumnya midasi terjadi pada di depan atau belakang rahim(korpus) dekat fundus uteri.

Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel sel blastula. Sel sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exoceloma membentuk entoderm dan yolk sac,sedangkan sel sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Terbentuklah lempeng embrional diantara amnion dan yolk sac.

Sel-sel trofoblast mesoderma yang tumbuh disekitar mudigah akan melapisi bagian dalam trofoblast,sehingga terbentuklah sekat korionik yang kelak menjadi korion. Sel sel trofoblast tumbuh menjadi 2 lapisan,yaitu sititrofoblast (sebelah dalam ) dan sinsiotrofoblast (sebelah luar).

Vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang cabang dan disebut sebagai korion frondosum,sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leave) kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang. Dalam peringkat nidasi trofoblast dihasilkan hormon Human cholionic gonadotropin (HCG) .

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
Pertumbuhan dan perkembangan embrio
1. Embrio usia 2-4 minggu
a. Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa 1 titik telur menjadi 1 organ yang teerus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.
b. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang diseluruh embrio dan plasenta.
2. Embrio usia 4-6 minggu
a. Sudah terbentuk bakal organ-organ
b. Jantung sudah berdenyut
c. Pergerakan sudah nampak dalam pemeriksaan USG
d. Panjang embrio 0,64 cm
3. Embrio usia 8 minggu
a. Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata dan kaki
b. Pembentukan usus
c. Pembentukan genitalia dan anus
d. Jantung mulai memompa darah
4. Embrio usia 12 minggu
a. Embrio berubah menjadi janin
b. Usus lengkap
c. Genitalia dan anus sudah terbentuk
d. Mengggerakkan anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut membuka
e. BB 15-30 g
5. Embrio usia 16 minggu
a. Gerakan fetal pertama (quickening)
b. Sudah mulai ada mekonium dan verniks caseosa
c. Sistem muskuloskeletal sudah matang
d. Sistem saraf mulai melaksanakan kotrol
e. Pembuluh darah berkembang dengan cepat
f. Tangan janin dapat menggenggam
g. Kaki menedang dengan aktif
h. Semua organ mulai matang dan tumbuh
i. Denyut jantung janin (DJJ) dapat di dengar dengan doppler
j. Berat janin 0,2 kg
6. Janin usia 24 minggu
a. Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukan tulang meningkat
b. Perkembangan pernapasan dimulai
c. Berat janin 0,7-0,8 kg
7. Janin usia 28 minggu
a. Janin dapat bernapas, menelan dan mengatur suhu
b. Surfaktan terbentuk didalam paru paru
c. Mata mulai membuka dan menutup
d. Ukuran janin 2/3 saat lahir
8. Janin usia 32 minggu
a. Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir
b. Mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor
c. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm
9. Janin usia 36 minggu
a. Seluruh uterus serisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutar banyak
b. Antibody ibu ditransfer ke janin, yang akan memberikan kekebalan selama 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri
Struktur dan Fungsi Amnion
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting untuk diketahui. Air ketuban ini dapat dijadika acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin. Beberapa aspek penting yang perlu diketahui adalah sebagai. 

 1. Struktur amnion
a. Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc
b. Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis
c. Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat janin 1,008
d. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, samurat, kreatinin, sel-sel epiter, rambut lanugo, ferniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6% g/ liter
2. Fungsi amnion
a. Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus
b. Memungkinkan janin bergerak bebas
c. Menstabilkan seluruh tubuh janin tetap hangat
d. Menahan tekanan uterus
e. Sebagai pembersih jalan lahir
3. Cara Mengenali Amnion
a. Dengan kertas lakmus
b. Makroskopis, berbau amis, adanya lanugo dan ferniks caseosa, serta bercampur mekonium
c. Mikroskopis, terdapat lanugo dan rambut
d. Laboratorium, kadar ureumrendah di bandingkan dengan air kemih (urine)
Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat
Tali pusat merupakan bagian janin yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin meskipun tidak menutup kemungkinan juga tali pusat ini dapat menyebabkan penyulit persalinan, misalnya pada kasus lilitan tali pusat. Beberapa hal penting perlu diketahui mengenai tali pusat antara lain sebagai berikut.
1. Struktur tali pusat
a. Terdiri dari 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis
b. Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion
c. Di dalamnya terdapat jaringan yang lembek, yang dimanakan selai Warthon yang berfungsi untuk meliondungi 2 arteri dan 1 vena umbilikalis yang berada dalam tali pusat
d. Panjang rata-rata 50 cm
2. Fungsi tali pusat
a. Media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin
b. Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabulisme ke butuh ibu ; serta
c. Media transportasi zat anti bodi ibu ke janin
3. Sirkulasi tali pusat
a.kedua arteri dan satu vena yang berada dalam tali pusat menghubungkan sistem kardiovaskular janin dengan plasent
Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta
1. Struktur
a. Berbentuk budar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm
b. Berat rata-rata 500 g
c. Letak plasenta umumnya didepan atau dibelakang uterus, agak keatas ke arah fundus
d. Terdiri atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut
1) Pars maternal: bagian plasenta yang menempel pada desidua. Terdapat kotiledon (rata-rata 20 kotiledon) dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin
2) Parsfeta: terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusan)
a) Insersio sentralis, penanaman tali pusat ditengah plasenta
b) Insersio marginalis, penanaman tali pusat dipinggir plasenta
c) Insersio velamentosa, penanaman tali pusat diselaput janin/ selaput amnion
2. Fungsi
a. Memberi makan pada janin
b. Ekskresi hormon
c. Respirasi janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antar janin dan ibu
d. Membentuk hormon ekstrogen
e. Menylurkan berbagai antibody dari ibu
f. Sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikro organisme/kuman
3. Sirkulasi
a. Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan dengan tekanan sistol 70-80 mmHg
b. Pada saat inilah terjadi petukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan membuang CO2 dan mengikat O2

http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/06/fetal-circulation.jpgSirkulasi Darah Fetus
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk kedalam tubuh janin sebagia besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior.
Dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologis ke atrium kiri melalui koramen ovale yang berada antara kedua atrium ini. Selanjutnya darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan secara bersama-sama dengan darah yang berasal dari vene kava superior.
Oleh karena tekanan paru-paru belum berkembang, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan yang seharusnya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, akan mengalir ke duktus bottali sebelum mencapai aorta. Sebagian kecil ke paru-paru, dan selanjutnya ke atrium kiri melalui vena vulmonalis.
Udara dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi ke oksigen pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, kandungan. Begitu janin dilahirkan, segera bayi akan menghisap udara dan menangis dengan kuat. Dengan demikian paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seolah-olah aka terisap oleh paru-paru.dengan demikian duktus bottali tidak akan berfungsi lagi. Demikian pula karena tekanan artrium meningkat, maka foramen ovale akan menutup dan tidak berfungsi lagi.
Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obliterasi. Dengan demikian setelah bayi lahir, kebutuhan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna malalui proses pencernaan.
Menentukan Usia Kehamilan dan Hari Perkiraan Persalinan
Menentukan usia kehamilan merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan oleh bidan. Hal tersebut berguna dalam menegakan diagnosis kehamilan. Implementasinya adalah ketika menghitung tafsiran berat janin kemudian disesuaikan dengan usia kehamilan,lalu dianalisis apakah ada ketidaksesuaian atau tidak. Hasilnya dijadikan acuan dalam pemberian asuhan. Begitu juga dengan menentukan hari perkiraan lahir, karna hal ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pasien dan keluarga untuk mempersiapkan diri baik fisik,mental,maupun materi. Sedangkan bagi bidan APL ini dijadikan sebagai acuan dalam menentukan diagnosis dalam proses persalinan ( misalnya persalinan preterm atau postterm).
1. Cara menentukan usia kehamilan
Ada dua cara yang dpat dilakukan guna menentukan usia kehamilan,yaitu sebagai berikut
a. Menggunakan suatu alat khusus ( skala yang sudah disesuaikan )
1) Tentukan terlebih dahulu (HPHT)
2) Lihat dalam skala,akan terlihat usia kehamilan sekaligus HPL-nya
3) Menggunakan cara manual (menghitung)
4) Tentukan HPHT terlebih dahulu
5) Tentukan tanggal pemeriksaan hari ini
6) Buat daftar jumlah minggu dan kelebihan hari setiap bulan. Sebagai contoh :
Bulan desember berjumlah 31 hari, maka menjadi 4 minggu tambah 3 hari.
7) Daftar jumlah minggu dan hari dibuat mulai dari sisa hari dalam bulan HPHT sampai dengan jumlah minggu dan hari dibulan saat pasien melakukan pemeriksaan
Setelah daftar selesai dibuat,jumlahkan minggu dan harinya,hasil akhir di konpersasikan dalam jumlah minggu
Contoh kasus :
Pada tanggal 20 maret 2009 Ny. Ani datang ke bidan Titin dengan keluhan tidak menstruasi selama 6 bulan. Menstruasi terakhir tanggal 09 oktober 2008. Maka langkah penghitungan usia kehamilannya adalah sebagai berikut .
1) HPHT = 9 OKTOBER 2008
2) TANGGAL PERIKSA = 20 MARET 2009
3) Daftar jumlah minggu dan hari :
a) Oktober = sisa hari ( 31 – 9 =22 atau 3 minggu +1 hari )
b) November = 30 hari ( 4 minggu + 2 hari )
c) Desember = 31 hari ( 4 minggu+ 3 hari )
d) Januari = 31 hari ( 4 minggu + 3 hari )
e) Februari = 28 hari (4 minggu )
f) Maret = sampai dengan tanggal periksa, 20 hari (2 minggu + 6 hari )
4) Dijumlah menjadi 21 minggu + 15 hari atau 23 minggu + 1 hari


2. Menentukan HPL
Untuk HPL biasanya digunakan rumus Neagle.sebagai berikut.
HPL =HPHT+7 HARI-3 BULAN
Namun ,rumus ini tidak bisa digunakan pada :
1) Ibu dengan riwayat haid yang tidak teratur
2) Ibu hamil saat masih menyusui dan belum haid sesudah melahirkan ; serta
3) Ibu hamil karena berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid
Penentuan hari lahir pada pasien dengan keadaan diatas dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan USG .
Contoh kasus :
HPL Ny.Ani adalah sebagai berikut
20 – 3 – 2008
+7 – 3 + 1
27 – 12 – 2009
Jadi, HPL nya adalah tanggal 27 Desember 2009. Bulan 3 – 3 = 0 , maka mengambil 1 tahun (12 bulan , yang ditambah 3 menjadi 15 bulan ) , 15 – 3 = 12 atau bulan ke 12 , yaitu bulan desember, tahun ditambah 1.
View Post


Kala tiga persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala pengeluaran plasenta. kala tiga dan empat persalinan merupakan kelanjutan dari kala satu (kala pembukaan) dan kala dua (kala pengeluaran bayi) persalinan. Dengan demikian, berbagai aspek yang akan dihadapi pada kala tiga dan empat, sangat berkaitan dengan apa yang telah dikerjakan pada tahap-tahap sebelumnya.

Tujuan

Menguraikan fisiologi kala tiga dan kala empat persalinan, upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan seperti Manajemen aktif Kala III (MAK III), serta pencegahan, identifikasi, dan penanganan segera penyulit lainnya, dan rujukan optimal ke fasilitas kesehatan yang sesuai.

Batasan
Kala III Persalinan dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
Kala IV Persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.


Fisiologi Kala Tiga Persalinan
PENGERTIAN
  1. Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir.
  2. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Cara-cara Pelepasan Plasenta :
  1. Metode Ekspulsi Schultze. Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta. Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan per vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat di fundus.
  2. Metode Ekspulsi Matthew-Duncan. Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini patologik.Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral. Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah anak lahir lengkap.
Beberapa Prasat untuk mengetahui apakah plasenta lepas dari tempat implantasinya :
  1. Prasat Kustner. Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.
  2. Prasat Strassmann. Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.
  3. Prasat Klein. Wanita tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.

Pada Kala III Persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan plasenta menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas (dengan gaya gravitasi) plasenta akan turun ke bawah uterus atau ke dalam vagina.

Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal di bawah ini:

· Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat (diskoid) dan tinggi fundus berada 3 jari di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah alpukat dan fundus setinggi pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan)

· Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld)

· Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di retroplasenter (diantara tempat implantasi dan permukaan maternal plasenta) akan melepas plasenta (dengan gaya gravitasi) dari tempat perlekatannya di dinding uterus. Jika kumpulan darah (retroplasenter pooling) dalam ruang antara dinding uterus dan plasenta telah melebihi kapasitas tampunya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.



View Post
PROSES KONSEPSI

Untuk mempelajari proses konsepsi , sebaiknya terlebih dahulu memahami ovum dan sperma

OVUM
  1. Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis
  2. Dikeluarkan ovarium saat fase ovulasi ,satu kali  setiap siklus haid dan akan habis jika sudah masuk masa menopouse
  3. Ovum mempunyai waktu hidup 24-48 jam setelah dikeluarkan dari ovarium
  4. Mempunyai lapisan pelindung yaitu sela sela granulosa dan zona pellusida yang harus bisa ditembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu kehamilan
SPERMA
  1. Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya disebut spermatogenesis
  2. Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada ovum dan tetap berproduksi meskipun pada lansia
  3. Kemampuan fertilisasi selama 2-4 hari ,rata rata 3hari
  4. Terdapat 100 juta sperma pada setiap milliliter air mani yang dihasilkan rata rata 3cc tiap ejakulasi
  5. Mengeluarkan enzim hailuronidase untuk melunakkan korona radiata atau sel sel granulosa
  6. Mempunyai morfologi yang sempurna ,yaitu kepala : berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus) diliputi lagi oleh akrosom dan membran plasma. Leher : menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor : panjang kurang lebih 10x bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. 
Secara garis besar proses kehamilan meliputi beberapa tahap yaitu:
  • FERTILISASI : Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dengan spermatozoa.Bagaimana proses terjadinya fertilisasi?  
  1. Ketika sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium, maka sel telur akan menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk).
  2. Apabila pada keadaan tersebut terjadi hubungan seksual, maka spermatozoa akan dapat membuahi ovum dalam saluran tuba fallopi tersebut.
  3. Spermatozoa akan bergerak dengan bantuan bagian ekornya.
  4. Pergerakan tersebut dapat mencapai 12 cm per jam di sepanjang tuba fallopi (saluran oviduk).
  5. Pergerakan spermatozoa dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim dan dinding tuba falopi.
  6. Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer agar spermatozoa dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemui dan membuahi sel telur.
  7. Kejadian ini dapat digambarkan seperti seseorang yang berenang di sungai yang searah dengan arus sungai itu, sehingga perenang akan lebih cepat tiba di tempat tujuan.
  8. Di depan sudah dijelaskan bahwa prostaglandin yang terdapat di dalam semen dapat merangsang pergerakan dinding rahim
  9. Untuk dapat membuahi sel telur, jumlah spermatozoa tidak boleh kurang dari 20 juta.
  10. Dari jumlah tersebut hanya satu yang akan membuahi sel telur, dan yang lain akan mati dan terserap oleh tubuh.
  11. Ibarat perlombaan, hanya satu yang akan menjadi pemenang, dan itulah yang akan membuahi sel telur.
  12. Sesaat sebelum terjadinya fertilisasi, sperma melepaskan enzim pencerna yang bernama hialuronidase yang bertujuan untuk melubangi protein penyelubung telur.
  13. Setelah dinding sel telur berlubang, maka sel sperma masuk ke dalam sel telur.
  14. Bagian yang masuk adalah kepala dan bagian tengah, sedangkan ekor dari sel sperma terputus dan tertinggal.
  15. Akhirnya, terjadilah pembuahan itu.
  • Dari pembuahan tersebut akan dihasilkan zigot yang bersifat diploid dan memiliki kromosom sebanyak 23 pasang atau 46 kromosom di antaranya 44 kromosom tubuh dan 2 kromosom kelamin ( 44A XX or 44 AXY)
  • Di dalam 46 kromosom ini terdapat semua rumus untuk membentuk seorang manusia. Untuk mengetahui lebih jelas tentang proses fertilisasi.
Selanjutnya, zigot hasil pembuahan tersebut akan mengalami pembelahan secara mitosis. Sel akan langsung mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel menjadi dua, lalu menjadi empat, delapan dan seterusnya.
  • Pembelahan sel diatas berlangsung di sepanjang saluran tuba fallopi, sambil berjalan menuju uterus.
  • Di sepanjang tuba fallopi terdapat rambut-rambut getar yang selalu bergerak melambai ke arah rahim (uterus) yang ber-fungsi untuk memudahkan pergerakan zigot menuju rahim (uterus). Selama berjalan menuju rahim, zigot aktif membelah.
  • Pada saat itu dibutuhkan makanan untuk menjamin kehidupannya.
  • Sumber makanannya adalah kuning telur, yang menyediakan makanan selama perjalanan zigot sampai dapat tertanam di dalam rahim.
  • Apabila perjalanan yang dilakukan zigot normal, dalam waktu 6 hari zigot sudah tertanam di dalam dinding rahim.
  • Tetapi pada kasus yang tidak normal, dapat terjadi pergerakan zigot di sepanjang tuba falopi terlalu lambat dan bahkan zigot terhambat, akhirnya akan tertanam di dinding tuba falopi.
  • Keadaan ini sering disebut dengan istilah hamil di luar kandungan.
  • Jika ini terjadi maka zigot tidak akan dapat tumbuh dengan normal, dan jika terjadi pertumbuhan pada zigot maka keadaan ini akan membahayakan ibunya karena janin tersebut akan dapat memecahkan saluran tuba falopi.
  • Semakin cepat kelainan ini diketahui semakin baik hasil penanggulangannya.
Tahap-tahap pembelahan zigot dimulai dari morula, kemudian berkembang menjadi blastula, selanjutnya blastula ini akan bergerak ke bagian rahim (uterus) dan sesampainya di rahim zigot yang aktif membelah akan mengebor lapisan lendir rahim dengan menggunakan enzim yang dapat melebur sel-sel pada lapisan tesebut. Proses pengeboran ini dapat terjadi
selama 4 - 5 hari, kemudian blastula akan tertanam pada dinding rahim.

  • IMPLANTASI :
  1. Peristiwa ini disebut implantasi, yang terjadi setelah 1 minggu terjadinya fertilisasi.
  2. Pada saat ini, korpus iuteum menghasilkan hormon progesteron, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rahim.
  3. Setelah terjadi perlekatan zigot di dalam dinding rahim, hormon estrogen dan progesteron mengatur agar menstruasi tidak terjadi.
  4. Blastula meneruskan pembelahan secara terus-menerus yang menghasilkan gastrula, kemudian terjadi Defrensialisasi dan Specialisasi menjadi embrio dan akhirnya embrio akan berkembang menjadi janin di dalam rahim.
  5. Proses perkembangan embrio terlihat fase yang terjadi meliputi fase morula, blastula,gastrula, dan embriogenesis.
  6. Pada proses awal pembentukan zigot sampai tertanamnya di dalam rahim merupakan masa kritis, artinya kesalahan kecil sekalipun dapat berakibat fatal.(Aborsi)
  7. Semua sistem terkait harus berjalan dengan tepat demi kelangsungan hidup sel-sel janin tersebut.
  8. Setelah menemukan tempat tinggal yang aman dalam dinding rahim, janin tersebut Selanjutnya akan dihidupi oleh cairan khusus yang dihasilkan dinding rahim.
View Post