Tahapan Persalinan

Tahapan dari persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala pengawasan/observasi/pemulihan).

Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Prosese ini terbagi dalam 2 fase, yaitu :

  1. Fase laten: berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.
  2. Fase aktif: berlangusng slama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm, kontraksi lbih kuat dan sering, dibagi dalam 3 fase :

  • Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
  • Fase diltasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
  • Fase deselerasi: pembukaa menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Proses di atas terjadi pada primigravida ataupun multigravida, ttapi pada multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada primigravida, kala I berlangsung ±8 jam.

Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:
  1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
  2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
  3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan akibat tertekannya pleksus Frankenhauser.
  4. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi:        * Kepala membuka pintu                                                                                          * Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudin secara berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka, serta kepala seluruhnya.
  5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
  6. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan cara :     * Kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu, kemudian ditarik dengan menggunakan cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.                                                                                       * Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.               * Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
  7. Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 - 2 jam dan multigravida 1,5-1 Jam.

Kala III (Pelepasan Plasenta)
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda di bawah ini :
  1. Uterus menjadi bundar
  2. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
  3. Tali pusat bertambah panjang.
  4. Terjadi semburan darah tiba-tiba
Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan tehnik dorsokranial.

Pengeluaran Selaput Ketuban. Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-kadang masih ada bagian plaenta yang tertinggal. Bagian tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan cara :
  1. Menarik pelan-pelan
  2. Memutar atau memilinny seperti tali
  3. Memutar pada klem
  4. Manual atau digital

Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah dilahirkan. Apakah setiap bagian plasenta lengkap atau tidak lengkap. Bagian plasenta yang diperiksa yaitu permukaan maternal yang pada normalnya memiliki 16-20 kotiledon, permukaan ftal, dan apakah terdapat tanda-tanda plasenta suksenturia. Jika plasenta tidak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi.

Kala III terdiri dari  dua fase, yaitu :



1. Fase Pelepasan Plasenta
    Beberapa cara pelepasan plasenta antara lain :
    · Schultze
Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung. Cara ini merupakan cara yang paling sering terjadi (80%). Bagian yang lepas terlebih duu adalah bagian tengah, lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak plasenta mula-mula bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak ada sebelum plasenta lahir.

· Duncan
Berbeda dengan sebelumnya, pada cara ini lepasnya plasenta mulai dari pinggir 20%. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Pengeluarannya juga serempak dari tengah dan pinggir plasenta.

2. Fase Pengeluaran Plasenta
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta adalah :




· Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas simfisis, tali pusat ditengangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika diam atau maju berarti sudah lepas.

· Klein
Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat kembali berarti belum lepas, diam atau turun berarti lepas. (Cara ini tidak digunakan lagi).

· Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas. Tanda-tanda plasenta lepas adalah rahim menonjol diata simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah secara tiba-tiba.



Kala IV (Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan)
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar sebai-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250cc, biasanya 100-300cc. Jika perdarahan lebih dari 500cc, maka sudah dianggap abnormal, dengan  demikian harus dicari penyebabnya. Penting untuk diingat : Jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan plasenta lahir. Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang terlebih dahulu dan perhatikanlah 7 pokok penting berikut :

  1. Kontraksi rahim : baik atau tidaknya dietahui dengan pemeriksaan palpasi. Jika perlu lakukan massase dan berikan uterotonika, seperti methergin, atau ermetrin dan oksitosin.
  2. Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa.
  3. Kandung kemih ; harus kosong, jika penuh, ibu anjurkan berkemih dan kalau tidak bisa, lakukan kateter.
  4. Luka-luka : jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak
  5. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap
  6. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernpasan, dan masalah lain
  7. Bayi dalam keadaan baik.
Diketik ulang oleh Nurma Diana Poetri