PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS

ABSTRAK


viii+61 halaman + 4 diagram + 4 tabel + 13 lampiran

Penyakit HIV/AIDS merupakan virus yang memperlemah system kekebalan tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan infeksi/mudah terkena penyakit. Tanda gejala HIV/AIDS berupa demam, dingin, keringat malam, diare dan kehilangan berat badan. Di Indonesia penderita terbanyak kasus HIV/AIDS yaitu daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, Medan, Jawa Timur, Papua dan Bali. Sekitar 75% terjangkit HIV/AIDS pada usia remaja akibat pergaulan bebas. Dampak seks diluar nikah tidak saja berakibat kehamilan, tetapi juga penularan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di SMA Kemala Bhayangkari II Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Jenis penelitian adalah deskriptif. Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder, populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kemala Bhayangkari II. Jumlah sampel sebanyak 92 siswa dan teknik pengambilan sampel dengan cara Cluster Sampling. 

Hasil yang diperoleh responden yang berpengetahuan baik sebanyak 25 responden (27,17%), responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 40 responden (43,48%), responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (29,35%). Berdasarkan umur mayoritas berpengetahuan cukup terdapat pada responden yang dikatagorikan remaja akhir (17-19 tahun) sebanyak 22 responden (23,91%), responden yang mendapatkan pengalaman mayoritas cukup sebanyak 26 responden (28,26%), responden yang mendapat sumber informasi mayoritas cukup sebanyak 27 responden (29,35%).

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa remaja di SMA Kemala Bhayangkari II Rantau Utara adalah mayoritas berpengetahuan cukup namun masih ada remaja yang berpengetahuan kurang. Untuk itu diharapkan meluangkan waktu untuk mencari informasi tentang kesehatan khususnya tentang HIV/AIDS, bagi sekolah SMA Kemala Bhayangkari II Rantau Utara Penelitian ini dapat berguna sebagai salah satu bahan bacaan bagi siswa-siswi dan referensi di perpustakaan SMA Kemala Bhayangkari II Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu


Kata Kunci : Pengetahuan-Remaja-HIV/AIDS
Daftar pustaka : 24 (2006-2013)

_____________________________________________________________________________




BAB I
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
     HIV/AIDS (Human Immuno deficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemik. Obat dan Vaksin untuk mengatasi masalah tersebut belum ditemukan, yang dapat mengakibatkan kerugian tidak hanya di bidang kesehatan tetapi juga di bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan demografi (Depkes RI 2008).


Penyakit infeksi HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia Terdapat hampir keseluruh dunia tanpa kecuali Indonesia. Masalah yang berkembang sehubungan dengan penyakit infeksi HIV/AIDS adalah angka kejadian yang cenderung terus meningkat dengan angka kematian yang tinggi (Nasronudin, 2007).


Virus HIV menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi untuk kekebalan tubuh. Virus HIV ini ditemukan dalam darah, cairan sperma dan ASI ( Anik Maryunani dkk,2009).


AIDS (Acquired Immune Defesiency syndrom) merupakan kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah lahir, jelasnya AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia yang didapat tetapi di sebabkan oleh virus HIV.


Dari data tersebut terlihat bahwa penderita HIV/AIDS terbanyak berada pada usia produktif, dimana seharusnya masih bias untuk melakukan hal-hal yang positif. Pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan sudah banyak menghibau melalui media cetak maupun elektronik agar menjaga diri untuk tidak tertular atau menular penyakit mematikan ini ( Pudji,2012 ). 


Remaja Indonesia ini nampak lebih bertoleransi terhadap gaya hidup seksual pranikah. Misalnya, penelitian yang dilakukan untuk memperkuat gambaran adanya peningkatan resiko pada perilaku seksual kaum remaja yang mengindikasikan bahwa 5-10% pria muda usia 15-24 tahun yang tidak/belum menikah, telah melakukan aktifitas seksual yang beresiko. Selain itu penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan aktifitas seksual dikalangan kaum remaja, tidak diiringi dengan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi termasuk HIV/AIDS, penyakit menular seksual (PMS) dan alat-alat kontrasepsi (Suryoputro, 2006). 


Berdasarkan cara penularannya, seks bebas atau bergonta ganti pasangan masih menjadi nomor satu dalam menyumbang angka penderita HIV/AIDS. Sementara itu jika dilihat dari kelompok umur, kasus AIDS terjadi pada kelompok umur 18-29 tahun yakni sebesar 46,4%, disusul kelompok umur 30-39 tahun 31,5% dan kelompok umur 40-49 tahun 9,8% ( Pudji,2012).

Lebih dari 34 juta orang sekarang hidup dengan HIV/AIDS, 3,3 Juta di antaranya berada di bawah usia 15 tahun. Pada tahun 2011, sekitar 2,5 juta orang yang baru terinfeksi HIV. 330.000 berada di bawah usia 15 tahun. Setiap hari hampir 7.000 orang tertular HIV/AIDS pada tahun 2011, 1,7 juta orang meninggal karena AIDS. 230.000 dari mereka di bawah usia 15 tahun. Sejak awal epidemi, lebih dari 60 juta telah terinfeksi HIV dan hampir 30 juta telah meninggal terkait HIV (Dino Mansur,2012).


Selain disebabkan oleh perilaku seksual, HIV/AIDS bisa disebabkan oleh penggunaan narkoba suntik. Kemungkinan terjadinya peningkatan kejadian HIV/AIDS, khususnya pada remaja merupakan suatu ancaman sekaligus tantangan karena semakin banyaknya pengguna narkoba usia remaja. Di Indonesia, jumlah pengguna narkoba sekitar 35% adalah siswa SMA dan 30% siswa SMP. Kondisi ini juga berhubungan dengan jumlah penderita HIV/AIDS sekitar 80% adalah remaja usia 18-28 tahun (Rahayuwati, 2009). 


Menurut World Health Organization (WHO) dilaporkan bahwa pada tahun 2012 terdapat 3,5 juta orang di Asia Tenggara hidup dengan HIV/AIDS. Beberapa Negara seperti Myanmar, Nepal dan Thailand menunjukkan Tren penurunan untuk infeksi baru HIV, hal ini dihubungkan salah satunya dengan diterapkannya program pencegahan HIV/AIDS melalui program Condom use 100 persen (CUP). Trend kematian yang disebabkan oleh AIDS antara tahun 2002 sampai 2011 berbeda disetiap bagian Negara. Di Eropa Timur dan Asia Tengah sejumlah orang meninggal karena AIDS meningkat dari 7.800 menjadi 90.000, di Timur Tengah dan Afrika Utara meningkat dari 22.000 menjadi 35.000, di Asia Timur juga meningkat dari 24.000 menjadi 56.000 (WHO, Progress Report 2011).


Dari 3795 jumlah penderita HIV/AIDS tersebut 2853 diantaranya diderita laki-laki dan 942 lainnya perempuan. Sedangkan usia anak yang terinfeksi HIV/AIDS yakni 53 diantaranya mengidap HIV dan 16 lainnya AIDS dengan total penderita anak-anak mencapai 69 penderita. Sesuai data diatas, keprihatinan semakin meningkat dengan terjadinya peningkatan penularan HIV dikalangan resiko rendah yakni perempuan dan anak ( Pudhi,2012 ).


Menurut data dari Direktorat Jendral Penanggulangan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI hingga bulan Juni 2011, tercatat anak penderita HIV/AIDS terdapat 742 kasus. Dari angka ini terlihat peningkatan dua kali lebih tinggi di bandingkan tiga tahun sebelumnya, yang hanya 351 kasus. Sedangkan pada tahun 2012, kasus AIDS yang terjangkit pada perempuan ditemukan sebanyak 8.970 kasus. Pencegahan HIV/AIDS sedini mungkin tak hanya menurunkan jumlah penderita, tetapi juga turut membantu pemerintah mencapai Indonesia sehat (MDGS) di tahun 2015 ( Muhammad Hasid,2011 ).


Secara nasional jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Indonesia mencapai 26.483 kasus per juni 2012. Bahkan baru –baru ini kementerian kesehatan mengeluarkan data yang mengejutkan soal penderita HIV/AIDS. Di perkirakan sebanyak lebih dari 200.000 penduduk Indonesia menderita penyakit HIV/AIDS. Daerah penderita terbanyak di DKI Jakarta, Jawa Barat, Medan, Jawa Timur, Papua, dan Bali.


Berdasarkan data yang dihimpun dinas kesehatan Provinsi Sumatra Utara menyebutkan, penularan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga tersebut mencapai 0,38 % penderita dan penularan pada perinatal atau ibu HIV ke anak sebesar 0,71% dan penderita remaja 6,1% dari data kasus HIVAIDS kumulatif dari Dinkes Provsu hingga september 2012 dari 26 kabupaten/kota berjumlah 3795 kasus dengan perincian HIV 1375 kasus dan AIDS 2420 kasus.


Di Kabupaten Labuhanbatu tercatat Januari sampai November 2013 tercatat Peningkatan kasus HIV/AIDS terjadi setiap tahunnya. Pengidap HIV/AIDS yang terdektesi adalah sebanyak 18 penderita HIV dan penderita AIDS sebanyak 7 penderita yang ditemukan di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013 selanjutnya khusus pada tahun 2014 distribusi kasus HIV/AIDS berdasarkan faktor resiko jenis kelamin dapat diketahui bahwa perbandingan kasus HIV/AIDS pada penduduk laki-laki dan perempuan terlihat perbedaan cukup bermakna dengan perbandingan 19 laki-laki berbanding dengan 6 perempuan, atas rasio kejadian HIV/AIDS sebesar 3:1 yaitu 3 laki-laki dan 1 perempuan selanjutnya sampai dengan tahun 2013 yaitu 25 kasus HIV/AIDS. Hal ini menunjukan penurunan dari tahun 2012 yaitu 32 kasus HIV/AIDS. Sedangkan jumlah kematian akibat AIDS tercatat tahun 2013 sebanyak 7 kasus dari 7 penderita AIDS. Penderita IMS tercatat 3.588 kasus (Dinkes Labuhanbatu).


Dari survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2015 Di SMA Kemala Bhayangkari II Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu diperoleh data remaja 463 orang terdiri dari kelas X ,XI, XII. Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa dari 10 remaja diketahui sebanyak 3 orang mengerti tentang HIV/AIDS dan 7 orang kurang mengerti tentang HIV/AIDS. 


Berdasarkan hasil survei di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Kemala Bhayangkari II Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015.






1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Kemala Bhayangkari II Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015”



1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Kemala Bhayangkari Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015.



1.3.2 Tujuan Khusus
  1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa SMA Kemala Bhayangkari berdasarkan umur
  2. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa SMA Kemala Bhayangkari berdasarkan pengalaman
  3. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa SMA Kemala Bhayangkari berdasarkan sumber informasi




1.4. Manfaat Penelitian

       Adapun manfaat penelitian dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :


1.4.1 Manfaat Teoritis

     Untuk menambah dan meningkatkan wawasan atau pengetahuan sehingga peneliti mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.


1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan sebagai wadah dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama pendidikan, khususnya mengenai HIV/AIDS.


1.4.2.2. Bagi Remaja 

        Sebagai informasi kepada remaja untuk menambah wawasan lebih jauh tentang pengertian dan bahaya HIV/AIDS.


1.4.2.3. Bagi institusi Pendidikan

          Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu mengenai HIV/AIDS.


1.4.2.3 Bagi Sekolah SMA Kemala Bhayangkari II Rantau Utara 
          Penelitian ini dapat berguna sebagai salah satu bahan bacaan bagi siswa-siswi dan referensi di perpustakaan SMA Kemala Bhayangkari II Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu

_____________________________________________________________________________


BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Kerangkap Konsep

   Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu uraian dari visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti ( Notoadmodjo, 2010 )

Adapun kerangka konsep pada penelitian ini adalah :




Bagan 3.1
Kerangka Konsep


      Variabel Bebas                                                           Variabel Terikat
(  variabel independen )                                              ( variabel dependen )


Keterangan  : kerangka konsep tidak menghubungkan variabel independen dan dependen.


3.2. Defenisi Operasional

   Defenisi Operasional bermanfaat untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel–variabel yang diamati/diteliti. Defenisi Operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel–variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument (alat ukur).

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :



3.2.1 Pengetahuan 
        Pengetahuan adalah pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS yang dinilai dari jawaban terhadap pertanyaan yang di ajukan. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner, dan hasilnya dikategorikan dengan :

a. Baik : Jika jawaban responden benar 21 – 30 ( 70 – 100% )
b. Cukup : Jika jawaban responden benar 11 – 20 ( 37 – 67% )
c. Kurang : Jika jawaban responden benar 1 – 10 ( > 33% )
Skala ukur : Ordinal


3.2.2 Umur
       Umur adalah usia responden yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dengan kategori :

a. 14 – 16 tahun

b. 17 – 19 tahun

Skala ukur : Interval


3.2.3 Pengalaman 
       Suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dengan kategori :

a. Ada
b. Tidak ada

Skala ukur : Nominal


3.2.4 Sumber Informasi
     Sumber informasi adalah pesan atau informasi yang diperoleh remaja tentang HIV/AIDS. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dengan kategori :

a. Ada
b. Tidak ada

Skala ukur : Nominal


3.3. Jenis Penelitian


Jenis Penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.



1.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.4.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Kemala Bhayangkari ll Jl. Cik Ditiro Kompleks Polres Labuhanbatu Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.



3.4.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Juni



3.5. Populasi dan Sampel

3.5.1. Populasi
      Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting dan menentukan keakuratan hasil penelitian (Saryono,2010 ).

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMA Kemala Bhayangkari Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 yaitu sebanyak 463 orang.

3.5.2. Sampel
     Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan cara Cluster Sampling ( Pengambilan sampel secara kelompok atau gugus ). Gugusan atau kelompok yang diambil sebagai sampel terdiri dari tiga kelompok yaitu kelas 1, 2 dan 3.

Jumlah populasi dalam masing – masing gugus/kelompok adalah :

a. Kelas 1 berjumlah : 232 siswa
b. kelas II berjumlah : 82 siswa
c. kelas III berjumlah : 149 siswa

Untuk mendapatkan besarnya sampel dari masing – masing gugus/kelompok digunakan rumus :

N
___________
1+(N.e2)

Keterangan :

N = Jumlah populasi dalam gugus/kelompok

n = Jumlah sampel 

20 % = ketentuan yang dapat digunakan dalam pengambilan sampel

( Soekidjo Notoatmodjo, 2010 ) 


Jadi jumlah keseluruhan sampel yaitu : 46 + 16 + 30 = 92 siswa. 

Penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana/ simple random sampling yaitu dengan cara lotre teknik atau undian.



3.6. Alat Pengumpulan Data
     Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner dengan menggunakan pernyataan yang sudah dilengkapi dengan pilihan benar/salah untuk mempermudah responden dalam menjawab kuesioner.

Cara pembuatan kuesioner berdasarkan pada kisi – kisi soal yang berisikan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.


3.7. Jenis dan cara Pengumpulan Data
3.7.1 Jenis – jenis Data
     Pada dasarnya penelitian merupakan proses penarikan kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan. Tanpa adanya data, maka hasil penelitian tidak akan terwujud dan penelitian tidak akan berjalan. Data dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Data primer 
   Data yang langsung di peroleh peneliti melalui wawancara dan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan konsep teoritis yang terdiri dari 30 pertanyaan yang diisi oleh remaja SMA Kemala Bhayangkari II Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.

2. Data Sekunder
  Data sekunder disebut juga data tangan kedua. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari objek penelitiannya. Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.

Data sekunder dalam penelitian berupa data jumlah siswa yang didapatkan dari absensi.


3.7.2. Cara Pengumpulan Data
        Sebelum membagikan kuesioner terlebih dahulu peneliti akan meminta izin kepada kepala sekolah atau guru setelah itu meminta untuk mengumpulkan remaja diruang kelas kemudian menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan, setelah ada kesempatan dilanjutkan dengan penjelasan kuesioner serta meminta responden untuk mendatangani persetujuan menjadi responden ( Informed Consent ) kemudian kuesioner dibagikan kepada responden dan diberikan waktu selama 30 menit.

Setelah selesai menjawab seluruh pertanyaan, kuesioner dikumpulkan kembali untuk diperiksa kelengkapan jawaban responden, jawaban yang telah diisi seluruhnya secara langsung dikumpulkan. Sedangkan jika ada jawaban yang belum lengkap, responden diminta mengisi jawaban yang belum terjawab tersebut.


3.8 . Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data
3.8.1 Pengolahan Data
      Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah sebagai berikut 
1. Pengeditan ( Editting )
  Pada langkah ini peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul sehingga dapat memberikan hasil dan masalah yang diteliti.


2. Pengkodean ( Coding )

Setelah data diperiksa kemudian memberikan kode tertentu dari setiap jawaban responden sesuai dengan variabel yang diteliti, mengelompokannya untuk mempermudah pengelolaan data.

3. Pemberian Skor ( Scoring )
   Melakukan pemeriksaan terhadap jawaban responden yang ada dan memberikan skor yang diperoleh pada kuesioner, lalu mengelompokan sesuai dengan kategori pengetahuan.

4. Pentabulasian ( Tabulating )
  Untuk mempermudah analisis data serta mengambil kesimpulan.data dimasukan kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


3.8.2. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden. Data yang terkumpul disajikan dengan tabel distribusi frekuensi kemudian dicari besarnya presentasi untuk masing-masing jawaban responden. Analisa data kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan keputusan yang ada, selanjutnya adalah apakah hasil tersebut masuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Penetapan kategori ini adalah sebagai berikut :

Jumlah Jawaban benar x 100 %
__________________________________
Jumlah soal

a. Baik : Apabila mendapatkan nilai 70 – 100%, jika jawaban yang benar 21 – 30 soal.

b. Cukup : Apabila mendapatkan nilai 37 – 67%, jika jawaban yang benar 11 – 20 soal.

c. Kurang : Apabila mendapatkan nilai >33%, jika jawaban yang benar 1 – 10 soal.

0 komentar:

Posting Komentar