ABSTRAK

X + 66 Halaman+6 diagram+9 tabel+11 Lampiran

KIPI adalah semua kejadian/insiden (medik) sakit dan kematian yang terjadi setelah menerima imunisasi. Yang diduga disebabkan oleh imunisasai. Biasanya terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. (dapat lebih lama, 6 bulan ).jumlah kasus KIPI di Indonesia pada tahun 2011 yaitu sebanyak 376 kasus,yang meningkat tajam jika dibandingkan angka 68 pada tahun 2010 dan 187 pada tahun 2009 Sebagian kasus KIPI terjadi pada imunisasi tambahan.KIPI yang paling serius pada anak adalah reaksi anafilaksi, angka kejadian reaksi anafilaksis pada DPT diperkirakan 2 dalam 100.000 dosis. Tetapi yang benar-benar reaksi anafilatik hanya 1-3 kasus diantara 1 juta dosis.

Penelitian bertujun untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) diklinik bersalin Hj. Nani AMKeb yaitubersifat deskriptif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Serta pembagian kuesioner pada responden. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 140 responden, dan peneliti mengambil teknik random sampling yaitu 58 responden.

Dari hasil penelitian ibu hamil tentang KIPI(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) berpengetahuan Baik sebanyak 14 responden (24,13%),dan berpengetahuan cukup 31 responden (53,45%) berpengetahuan Kurang sebanyak 13 responden (22,41%).umur dengan mayoritas umur 19-23 tahun berpengetahuan cukup sebanyak 7 responden (12,07%),pendidikan dengan mayoritas pendidikan dasar berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (20,69%), pekerjaan mayoritas tidak bekerja dengan pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (41,38%), dan gravida mayoritas berpengetahuan cukup pada skundigravida sebanyak 7 responden (12,07%) dan sumber informasi mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 16 responden (27,59%).

Dari hasil penelitian berdasarkan variabel bahwa pengetahuan responden mayoritas berpengetahuan cukup diharapkan kepada tenaga kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) khususnya pada ibu hamil agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan juga diharapkan mengikuti kegiatan penyuluhan.


Kata Kunci :Pengetahuan-ibu hamil-KIPI(Kejadian ikutan pasca imunisasi)
Daftar Pustaka :19 (2003-2011)

_____________________________________________________________________________


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 
    Angka Kematian Bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Sebagai upaya menghasilkan generasi sehat memerlukan motivasi dan koordinasi semua pihak terutama orangtua, tenaga kesehatan dan aparat pemerintah untuk mendukung program kesehatan sehingga angka kesakitan dan kematian dapat ditekan secara maksimal. Salah satu program kesehatan untuk menghasilkan generasi sehat dan berkualitas dilakukan melalui kegiatan imunisasi.

   Imunisasi merupakan usaha untuk meningkatkan kekebalan aktif seseorang terhadap suatu penyakit dengan memasukan vaksin dalam tubuh bayi atau anak.

  Pada umumnya terdapat efek samping setelah pelaksanaan imunisasi yang dikenal dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) atau Adverse Events Following Immunization(AEFI ).Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi(KIPI) merupakan semua kejadian/insiden (medik) sakit dan kematian yang terjadi setelah menerima imunisasi. Yang diduga disebabkan oleh imunisasi. Biasanya terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. (dapat lebih lama, 6 bulan ). ( Lisnawati, 2013 )

   Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), berdasarkan Immunization Safety Surveillance WHO (2009), yang mungkin muncul ialah reaksi lokal, seperti sakit, bengkak kemerahan pada tempat suntikan, ruam, dan demam yang kejadiannya mencapai 5-15 persen di dunia.Reaksi lebih berat, seperti kejang demam, penurunan trombosit, anafilaksis (reaksi alergi akut), atau ensefalopati (gangguan otak) sangat jarang terjadi. Risiko ensefalopati 6-12 hari sesudah imunisasi, misalnya, kurang dari 1 dalam 1 juta dosis (WHO, 2009)

   Setiap tahun sekitar 85 -95 % bayi di Negara berkembang mendapat imunisasi rutin, sedangkan sisanya belum terjangkau imunisasi karena menderita penyakit tertentu, sulitnya akses terhadap layanan imunisasi, atau adanya efek samping pasca imunisasi yang sering disebut KIPI, serta sosial-ekonomi dan lain-lain. Artinya setiap tahun ada 10 % bayi (sekitar 450.000bayi) yang belum mendapat imunisasi, sehingga dalam 5 tahun menjadi 2 juta anak yang belum mendapat imunisai dasar lengkap. (www.devinfo.info/immunization).

   Berdasarkan laporan Komnas KIPI terjadi peningkatan jumlah kasus KIPI di Indonesia pada tahun 2011 yaitu sebanyak 376 kasus,yang meningkat tajam jika dibandingkan angka 68 pada tahun 2010 dan 187 pada tahun 2009 Sebagian kasus KIPI terjadi pada imunisasi tambahan. (Komnas KIPI, 2011)

   Di Indonesia sendiri KIPI yang paling serius pada anak adalah reaksi anafilaksi, angka kejadian reaksi anafilaksis pada DPT diperkirakan 2 dalam 100.000 dosis. Tetapi yang benar-benar reaksi anafilatik hanya 1-3 kasus diantara 1 juta dosis. (Ranuh dkk, 2008). 

  Laporan KIPI Dinas Kesehatan Kota Semarang bulan Juli sampaiDesember 2012ada 3 kasus Yaitu kasus pasca imunisasi DPT yang dilaporkan dariPuskesmas Gayamsari Semarang. Gejala anak yang pertama dan kedua adalahbengkak pada daerah suntikan.Gejala anak yang ketiga adalah bintik-bintikmerah gatal. Dirujuk ke Rumah Sakit dr. Karyadi, Semarang dan akhirnyasembuh (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2012).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.482/MenKes/SK/4/2010, cakupan imunisasi dasar pada tahun 2009 menunjukkan bahwa dari jumlah sasaran 4.461.341 bayi, cakupan imunisasi BCG (93,8%), DPT 1 (69,6%), Polio 1 (76,6%), Polio 4 (92,4%), campak (91%). Dengan angka Drop Out sebesar 43,5%, angka Drop Out ini menggambarkan terdapat sekitar lebih dari satu juta bayi di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap setiap tahunnya, di sebabkan karena adanya efek samping dari imunisasi sehingga berdampak pada cakupan Universal Child Immunization (UCI). Hal ini dapat dilihat dari persentasi UCI di Indonesia tahun 2008 sebesar 68,2% mengalami penurunan menjadi 68% pada tahun 2009 (Profil Kesehatan Indonesia, DepKes RI, 2010).

  Dari beberapa kabupaten yang ada di Sumatera Utara menurut data profil Dinas Kesehatan Provinsi Medan, Kabupaten Nias Selatanmerupakan kabupaten yang masih rendah cakupan imunisasinya di karenakan kurangnya informasi tentang imunisasi sehingga belum mencapai target yang ditetapkan pemerintah (Dinas kesehatan provinsi Medan, 2009).

  Berdasarkan angka kabupaten, pencapaian UCI pada tahun 2013 telah mencapai 84,69%.Data ini jika dibandingkan dengan target persentase pencapaian UCI tahun 2013 (98%) belum mencapai target. Terbukti di tahun 2013 ini persentase cakupan imunisasi di Kabupaten Labuhanbatu adalah BCG (99,67%), DPT1+HB1 (99,28%), DPT3+HB3 (96,66%), Polio 3 (95,265), Campak (96,16), dan Imunisasi Dasar Lengkap berkisar (85,57%). (Profil Dinkes, 2013).

  Dari data Dinas Kesehatan Labuhanbatu Tahun 2013 tidak tercatat tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ( KIPI ) tetapi di Klinik Bersalin Bidan Hj. Nani AMKeb tercatat pada tahun 2013 terdapat 2 bayi yang mengalami efek samping setelah melakukan Imunisasi BCG, efek samping timbul seperti indurasi kemerahan dan disertai PUS ( nanah ) kemudian pecah membentuk luka.

  Dari hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 05 Februari 2015 di Klinik Bersalin Bidan Hj. Nani AMKeb diperoleh data jumlah ibu hamil dari Desember – 05 Februari sebanyak 140 orang, dan hasil dari wawancara 8 orang ibu hamil terdapat 3 orang yang mengetahui KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan 5 orang yang tidak mengetahui KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). 

   Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berkeinginan untuk mengangkat permasalahan tentang “Pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi di Klinik Bersalin Bidan Hj. NaniAMKeb Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015”.


1.2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka perumusan masalah bagi peneliti adalah “ Bagaimana Pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi di Klinik Bersalin Bidan Hj. Nani AMKeb Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015”?


1.3 Tujuan Penelitian 
1.3.1 Tujuan Umum
    Untuk mengetahui Pengetahuan ibu hamiltentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi di Klinik Bersalin Bidan Hj. Nani AMKeb Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015” 


1.3.2 Tujuan Khusus 
  1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengetahuan ibu hamiltentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi berdasarkan Umur 
  2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi berdasarkan Pendidikan
  3. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi berdasarkan Pekerjaan
  4. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengetahuan ibu hamiltentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi berdasarkan Gravida.
  5. Untuk mengetahui Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) pada bayi berdasarkan Sumber Informasi.

1.4 Manfaat Penelitian 
1.4.1 Secara Teoritis 
    Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian tentang Pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi dengan variabel yang berbeda.


1.4.2 Secara Praktis 
1.4.2.1 Bagi Tempat Penelitian
          Untuk memberikan masukan kepada klinik bersalin khususnya tentang KIPI(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).


1.4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan 
     Hasil penelitian ini diharapkan dapatmenambah referensi perpustakaan bagi mahasiswa D-III Kebidanan Akademi kebidanan Ika Bina Labuhanbatu.


1.4.2.3 Bagi Ibu Hamil 
       Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu hamiltentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi di Klinik Bersalin Bidan Hj. Nani AMKeb Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015. 


_________________________________________________________________________________


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep

     Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Singkatnya, kerangka konsep membahas saling ketergantungan antara variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti. (Sekaran, 2006)

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dengan judul Pengetahuan Ibu hamil tentang KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) pada bayi adalah sebagai berikut :



Variabel Independen                                       Variabel Dependen 

( Variabel Bebas )                                           (Variabel Terikat)




Keterangan : tidak saling berhubungan antara variabel independen dengan dependen 


3.2 Defenisi Operasional 
    Definisi operasional adalah uraian tentang batasan varibel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012 ) 

Adapun defenisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut : 
1. Pengetahuan ibu hamil tentang KIPI 
    Pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) pada bayi adalah hasil tahu dari responden yang sekedar menjawab pertanyaan yang di ajukan melalui kuesioner tentang KIPI, hasil ukur dengan kategori : 
  1. Pengetahuan baik, jika responden dapat menjawab dengan benar 21-30 soal, dan mendapat nilai ( 70%-100% ) 
  2. Pengetahuan cukup, jika responden dapat menjawab dengan benar 11-20 soal, dan mendapat nilai ( 37%-67% ) 
  3. Pengetahuan kurang, jika responden dapat menjawab dengan benar 0-10 soal, dan mendapat nilai ( 0%-33% ) 
Skala ukur : Ordinal 
Alat ukur : Kuesioner 

2. Umur 
  Umur adalah usia responden yang terhitung sejak ia lahir sampai saat dilakukan penelitian. Hasil pengukuran nilai dalam bentuk angka, dengan kategori sebagai berikut : 

1. 19-23 tahun 
2. 24-28 tahun 
3. 29-33 tahun 
4. 34-38 tahun 
5. 39-43 tahun 

Skala ukur : Interval 
Alat ukur : Kuesioner 

3. Pendidikan 
   Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang telah diikuti oleh responden, yang dikategorikan: 

1. Pendidikan Dasar :( SD, SMP ) 
2. Pendidikan Menengah :( SMA, Sederajat ) 
3. Pendidikan Tinggi :( D III, Perguruan Tinggi ) 
Skala ukur : Ordinal 
Alat ukur : Kuesioner 
 
4. Pekerjaan 
  Pekerjaan adalah suatu pekerjaan dalam hal untuk mendapatkan upah, gaji / tindakan untuk melangsungkan kehidupan, dengan kategori : 
 1. Bekerja 
     a. PNS 
     b. Wiraswasta 
     c. Karyawan 
     d. Bertani 

2. Tidak bekerja 
    a. IRT 

Skala ukur : Nominal 
Alat ukur : Kuesioner 

5. Gravida 
    Gravida adalah keadaan ibu hamil dengan jumlah kehamilannya, yang dikategorikan : 
  1. Primigravida ( Ibu hamil pertama kali ) 
  2. Skundigravida ( Ibu hamil kedua kali ) 
  3. Multigravida ( Ibu hamil lebih dari tiga kali ) 
  4. Grandemultigravida ( Ibu hamil lebih dari lima kali ) 
Skala Ukur : Ordinal 
Alat ukur : Kuesioner 

6. Sumber informasi 
  Sumber informasi adalah asal pesan atau informasi yang diperoleh oleh responden berdasarkan: 

1. Ada 
- Media cetak : surat kabar, buku, majalah, koran, dan tabloid 
- Media elektronik : televisi, radio, internet 
- Tenaga kesehatan : dokter, bidan, perawat 

2. Tidak ada 
Skala ukur : Nominal 
Alat ukur : Kuesioner 


3.3 Jenis penelitian 
    Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu menggambarkan pengetahuan ”Ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi di Klinik Bersalin Bidan Hj. Nani AMKeb Rantau utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015”. 


3.4 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 
3.4.1. Lokasi Penelitian 
       Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di Klinik Bersalin Bidan Hj. Nani AMKeb Jalan Nenas Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015. 

3.4.2. Waktu Penelitian 
       Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 – Juni 2015 dengan jadwal dan waktu penelitian adalah sebagai berikut :




3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
     Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditari kesimpulannya. ( Aziz, 2011 )

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Klinik Bersalin Bidan Hj. Nani AMKeb kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 yaitu sebanyak 140 ibu hamil.


3.5.2 Sampel
      Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Aziz, 2011)

Besar sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 58. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Solvin (menurut Nursalam, 2003 ) yakni sebagai berikut :

N
___________
1+(N.e2)
Keterangan : 
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
E = standar error (10%)

Maka n = 58.3 (dibulatkan)
        n = 58

Tekhnik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah tekhnik Simple Random Sampling artinya pengambilan data secara acak sehingga unit sampling mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sample.


3.6 Jenis, cara dan alat pegumpulan Data
3.6.1 Jenis Data

1.Data primer

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari Responden melalui kuesioner Data ini harus dicari melalui narasumber yaitu orang kita jadikan objek penelitian/ orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data ( Saryono,2010 )

2.Data sekunder

Data yang di peroleh dari kumpulan sumber dari catatan, media, laporan, di klinik bersalin bidan Hj. Nani AMKeb Data sekunder juga dapat sebagai data penunjang atau penguat sebagai bukti kebenaran data tersebut ( Saryono, 2010 ).


3.6.2 Cara Pengumpulan Data
        Pengumpulan data dilakukan di klinik bersalin Hj. Nani Am.Keb Kelurahan Padang bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu yaitu dengan cara memberikan undangan kepada responden( ibu hamil ) dengan maksud agar responden datang ke klinik bersalin Hj. Nani Am.Keb pada hari yang ditentukan dengan tujuan mengisi kuesioner dan memberikan penyuluhan tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada bayi. Sebelum responden menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner, peneliti menjelaskan tata cara pengisian kuesioner, dan responden diminta menandatangani kesediannya untuk menjadi responden dalam penelitian. 

Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Setelah kuesioner disebarkan kepada responden, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner serta meminta responden untuk menandatangani persetujuan menjadi responden (informand consent ).

Setelah selesai menjawab seluruh pernyataan kuesioner, dikumpulkan kembali untuk diperiksa kelengkapan jawaban responden. Jawaban yang telah diisi seluruhnya secara langsung dikumpulkan. Sedangkan jika ada jawaban yang belum lengkap, responden diminta mengisi jawaban yang belum di jawab tersebut.Cara pembuatan kuesioner berdasarkan kisi – kisi soal yang berisikan tentang pengetahuan ibu hamil tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi )


3.6.3 Alat pengumpulan data 
         * Kuesioner 
Adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup maupun terbuka. Terbuka artinya responden dapat menuliskan jawabannya sesuai apa yang diinginkannya berupa uraian, sedangkan tertutup artinya responden harus memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. (Sugiyono. 2011)


3.7 Pengolahan Data dan Teknik Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
     Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan langakah – langkah sebagai berikut :

1. Editing
   Pada langkah ini peneliti melakukan pengecekan terhadap kuesioner yang bertujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti.

2. Coding 
  Pada langkah ini penulis melakukan pengkodean dengan cara merubah jawaban responden kedalam bentuk angka, misalnya nama responden dirubah menjadi 1, 2, 3, …………….30 untuk memperoleh analisa.

3. Skoring 
  Melakukan pemeriksaan terhadap jawaban responden yang ada dan memberikan skor yang diperoleh dari kuesioner dan mengelompokkan sesuai dengan kategori pengetahuan.

4. Tabulating 
   Untuk mempermudah analisa data serta mengambil kesimpulan, data dimasukkan ke dalam bentuk table distribusi frekuensi, dan di hitung persentasenya untuk setiap variabel yang diteliti.

3.7.2 Teknik Analisa Data
      Analisa dilakukan dengan melihat presentase data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan materi dan kepustakaan yang ada.

 Jumlah Jawaban benar x 100 %
__________________________________
Jumlah soal



Menurut Arikunto ( 2006 ) penutup kategori nilai / skor adalah sebagai berikut :

a. Baik : Jika dapat menjawab 21-30 soal dan mendapat nilai 70% – 100%

b. Cukup : Jika dapat menjawab 11-20 soal dan mendapat nilai 37% – 67%

c. Kurang : Jika dapat menjawab 0-10 soal dan mendapat nilai 0% – 33%


Setelah diperoleh kategori pengetahuan dari masing – masing responden, kemudian dilakukan persentase.
View Post
WHO (World Health Organization) mengemukakan tujuan maternity care (pelayanan kebidanan) :

1. Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalinan.
2. Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan 
3. Perawatan neonatus-bayi
4. Pemeliharaan dan pemberian laktasi.

Dalam pengertian yang lebih luas pelayanan kebidanan bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kesehatan sebelum perkawinan dan memberi pengertian tentang konsep keluarga sebagai unit terkecil kehidupan, pengertian keluarga dalam kedudukan sosial-budaya, meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, dan menanamkan pengertian tentang program keluarga berencana dan merencanakan keluarga (Manuaba,2012).

Dari pengertian dan tujuan pelayanan kebidanan tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah berikut (Manuaba,2012) :

a. Antenatal Care : pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada                         pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

b. Prenatal care : pengawasan intensif sebelum kelahiran

c. Antepartal care : Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibunya.

Dalam pelaksanaan sehari-hari, ketiga istilah tersebut sulit di cari batasannya sehingga secara umum disebut pemeriksaan antenatal. Setiap ibu hamil harus melakukan pemeriksaan antenatal (pengawasan antenatal) untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,2012).


Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk (Manuaba,2012):

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.

2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.

3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.

4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Dengan memerhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut (Manuaba,2012) :

1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

2. Pemeriksaan ulang :
    a. Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan.
    b. Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan.
    c. Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.

3. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu.
   Dalam menggali berbagai aspek kehamilannya dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan laboratorium khusus yaitu pemeriksaan reaksi serologis, pemeriksaan faktor rhesus, hepatitis, dan AIDS (Manuaba,2012).

Pada kehamilan muda, dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besarnya rahim dan pemeriksaan spekulum untuk menilai keadaan serviks, vagina dan sekitarnya, dan pemeriksaan sitologi. Setelah pemeriksaan dilakukan, dapat ditetapkan kehamilan yang dihadapi, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu. Suami-istri dapat dinasihati untuk hidup sehat dan harmonis, tentang makanan yang diperlukan bagi kehamilan, dan jadwal untuk melakukan pemeriksaan ulang (Manuaba,2012).

Pada pemeriksaan ulang perlu, diperhatikan agar putting susu sejak dini mendapat pemeliharaan yang baik. Putting susu yang masuk, perlu dilakukan tindakan operasi. Tindakan ringan adalah menarik puting susu dengan menggunakan pompa susu (Manuaba,2012).
View Post
Defenisi Kehamilan

    Kehamilan merupakan masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakir dibagi dalam tiga trimester yaitu trimester pertama di mulai dari konsepsi 3 bulan, trimester kedua dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan, trimester ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawihardjo,2011).

    Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya dia siap menjadi orang tua. Secara bertahap, ia berubah dari seseorang yang bebas dan berfokus pada diri sendiri menjadi seorang yang seumur hidup berkomitmen untuk merawat seorang individu lain. Pertumbuhan ini membutuhkan pengawasan tugas-tugas perkembangan tertentu : menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur kembali hubungan antara ibu dan anak perempuan serta antara dirinya dan pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir dan mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Rukiyah.A,2011).

     Menentukan kehamilan yang sudah lanjut memang tidak sukar, tetapi menentukan kehamilan awal seringkali tidaklah mudah, terutama bila pasien baru mengeluh terlambat haid beberapa minggu saja. Keadaan ini akan lebih sulit lagi bila pasien sengaja menyembunyikan kehamilannya, misal pada orang yang sangat ingin hamil. Akhirnya semua ini bergantung pada kemampuan bidan untuk mengenal tanda dan gejala kehamilan ditambah dengan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium. Secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat di bagi dalam kategori besar yaitu tanda yang tidak pasti dan tanda-tanda kepastian hamil. Berikut akan dibahas mengenai tanda-tanda kemungkinan atau tanda tidak pasti dan tanda pasti hamil. Bahasan ini sangat bermanfaat bagi bidan agar tidak keliru dalam menegakkan suatu kehamilan yang pasti (Yuni,2009).

  • Tanda yang tidak pasti hamil

  1.  Amenorhea (tidak mendapat haid).
     Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele : TTP = (hari HT +7) dan (Bulan HT -3) dan (tahun HT + 1)(Amru,2012)

    Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid (Yuni,2009).

    Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi, mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegele dapat ditentukan perkiraan persalinan, Amenorea (tidak haid), gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi (Rukiyah.A,2011) 


2.Mual dan muntah
  Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis gravidarum (Amru,2012)

Mual Muntah Pada Awal Kehamilan
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan, menimbulkan mual dan muntah terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness, akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang. Nausea (enek) dan emesis (muntah), dimana enek pada umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis, sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik, bila malampaui sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum (Rukiyah.A,2011).

Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makan-makanan yang ringan, mudah dicerna dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaan ini masih dalam batas normal orang hamil, bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti muntah (Yuni,2009)


3 Mengidam ( ingin makanan khusus )
  Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu bau-bauan apabila ibu hamil mencium bau – bauan mereka akan merasa muntah, itulah ibu hamil mempunyai makanan yang berciri khas pada saat hamil triwulan pertama (Amru,2012).

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu seperti buah-buah yang masih mentah dan halnya yang asam-asam misalnya mangga muda, wanita hamil suka mengkonsumsi makanan khusus juga itu dikatakan dengan mengidam pada saat hamil triwulan pertama (Manuaba,2012).

4 Pingsan 
  Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan. Sinkope atau pingsan biasanya terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu (Manuaba,2012)

Pingsan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai., sesak dan padat dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat- tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, maka dari itu ibu hamil pada triwulan pertama harus istirahat yang cukup. Pingsan akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu (Rukiyah.A,2011)


5.Tidak ada selera makan (anoreksia)
  Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan akibat mual muntah sehingga nafsu makan berkurang bahkan tidak mau makan, di anjurkan pada ibu hamil triwulan pertama untuk makan sedikit tapi sering, kemudian nafsu makan timbul kembali pada triwulan ketiga (Amru,2012).

Anoreksia (tidak nafsu makan) pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan (Rukiyah.A,2011).


6. Lelah (fatigue)
   Ibu hamil biasanya mudah merasakan lelah karena aktifitasnya sehari-hari, maka di anjurkan untuk mengatur pola istirahatnya yaitu 2 jam di siang hari dan 8 jam malam hari agar perkembangan dan pertumbuhannya sehat dan selalu aktif. Ibu hamil harus mengurangi kegiatan sehari-hari terutama untuk ibu hamil trimester pertama yang sangat rentan dan mudah lelah (Amru,2012).


7.Perubahan payudara
  Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara, Hal ini juga termasuk dari tanda yang tidak pasti hamil (Amru,2012)

Payudara tegang merupakan pengaruh estrogen-progesteron dan menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama (Manuaba,2012).


8. Sering Miksi
   Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin (Amru,2012).

Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala ini bisa timbul lagi karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing (Rukiyah.A,2011).


9.   Pigmentasi Kulit
     Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang disebut striae gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut (Yuni,2009)

Pigmentasi karena hormon steroid plasenta (cloasma gravidarum, areola mammae, linea nigra). Pigmen kulit terdapat pembesaran payudara, disertai dengan hyperpigmentasi putting susu dan areola mammae (daerah kehitaman disekitar putting susu), Mammae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang alveoli di mammae (Rukiyah.A,2011).


  • Tanda- tanda kemungkinan hamil.
Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Amru,2012 sebagai berikut :
a. Perut membesar 
b. Uterus membesar, Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.
c. Tanda Hegar

Ditemukannya serviks dan isthmus uteri sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudan difleksikan. Dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual saat usia kehamialn 4 minggu sampai 6 minggu.

d. Tanda Chadwick 
  Perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio, vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen.

e. Tanda piskacek
    Pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina. Biasanya tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.

f. Reaksi kehamilan positif
  Dasar dari tes kehamilan adalah cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya Human Chorionic Gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pagi hari. Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat membantu membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.
View Post
ABSTRAK

ix+68Hal+6Diagram+6Tabel+9Lampiran

    Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misterius bagi pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi ibu maupun janinnya, Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang bermutu sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Pada umumnya dalam periode kehamilan akan terjadi perubahan kondisi fisik dan fisiologis seperti mual dan muntah, tanda-tanda Kehamilan memang sangat dibutuhkan untuk mengetahui kehamilan seorang ibu, hal ini karena wanita atau ibu hamil memang sangat rentan dan membutuhkan perlakuan yang benar pada masa awal kehamilannya. Penanganan dan perlakuan yang benar pada awal kehamilan adalah salah satu kunci keberhasilan dalam persalinan nanti serta mempengaruhi perkembangan janin di dalam tubuh sang ibu.

     Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur (istri) tentang tanda-tanda kehamilan, dengan jenis penelitian deskriptif. Metode Pengambilan sampel yaitu dengan cara random sampling sebanyak 60 sampel, dengan menggunakan jenis data primer dan sekunder.

 Hasil Penelitian yang diperoleh berdasarkan tingkat pengetahuan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 30 responden (50%), berdasarkan umur yaitu kelompok umur 35-38 tahun mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 9 responden (15%), berdasarkan pendidikan mayoritas berpengetahuan cukup yaitu pendidikan menengah sebanyak 11 responden ( 18,33%), berdasarkan pekerjaan mayoritas berpengetahuan cukup yaitu tidak bekerja sebanyak 30 responden (50%), berdasarkan gravida mayoritas berpengetahuan cukup yaitu scundigravida sebanyak 15 responden (25%), berdasarkan sumber informasi mayoritas berpengetahuan cukup yaitu mendapat sumber informasi sebanyak 29 responden (48,30%).

  Diharapkan kepada masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (Istri) agar lebih memahami tentang tanda-tanda kehamilan sehingga dapat mencegah terjadinya kematian ibu dan anak.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pasangan Usia Subur (Istri), Tanda-tanda kehamilan
Daftar Pustaka :13 (2009-2015)
_____________________________________________________________________________



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misterius bagi pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi ibu maupun janinnya.Oleh karena itu, pelayanan kesehatan yang bermutu sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut (prawihardjo, 2011).

    Pada umumnya dalam periode kehamilan akan terjadi perubahan kondisi fisik dan fisiologis seperti mual dan muntah, tanda-tanda Kehamilan memang sangat dibutuhkan untuk mengetahui kehamilan seorang ibu, hal ini karena wanita atau ibu hamil memang sangat rentan dan membutuhkan perlakuan yang benar pada masa awal kehamilannya. Penanganan dan perlakuan yang benar pada awal kehamilan adalah salah satu kunci keberhasilan dalam persalinan nanti serta mempengaruhi perkembangan janin di dalam tubuh sang ibu (Suparyanto, 2011).

      Apabila tidak dijaga dengan baik akan menyebabkan kelainan bahkan juga kematian. Hal inilah yang kemudian membahayakan diri janin karena ibu cenderung tidak menjaga asupan nutrisi yang dimakannya atau bahkan tetap melakukan hal-hal yang dilarang pada kehamilan muda. Karena ibu hamil tidak menjaga kondisinya akan keluar flek-flek darah yang kemudian hanya dianggap sebagai menstruasi biasa/menstruasi yang sedikit terlambat dari jadwal yang biasanya ternyata ibu mengalami abortus dan kelainan yang menimbulkan kematian(Sofyan, 2010).

   Menurut World Health Organization(WHO)Tahun 2010 Kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. Sebab kematian ini yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan. Angka kematian yang tinggi mencapai 500/100 ribu kelahiran hidup, umumnya mempunyai sebab pokok yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, sehingga angka kematian ibu (AKI) di dunia adalah 500.000 jiwa pertahun, Kematian ibu tersebut terjadi di Negara berkembang sebesar 99% (Saifuddin,2010).

   Di Negara berkembang dan Negara majuterdapat lebih dari 150 juta ibu hamil, salah satu resiko yang akan menyebabkan kematian adalahibu saat hamil dan melahirkan, Sekitar 500.000 di antaranya akan meninggal akibat penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, dan 50 juta lainnya akan menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi (Widya, 2011).

  Saat ini Angka Kesakitan Ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 125/100.000, penyebab langsung kesakitan ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan abortus. hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Sarwono,2002).

   Indonesia menargetkan Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 102/100 ribu kelahiran hidup pada akhir 2015. Namun kenyataannya hingga kini AKI malah menunjukkan peningkatan hingga mencapai 359/100 ribu kelahiran hidup. Bahkan, Sumut merupakan salah satu kontributor terbesar dalam AKI, yakni sekitar 249/100 ribu kelahiran hidup (Sumarmiati,2011).

  Jika dibandingkan indeks pembangunan manusia dengan negara pendamping kita, terlihat AKI terendah di Singapura dan beberapa negara lain menunjukkan angka yang cukup baik. Tapi Indonesia, malah meningkat. Dengan sasaran MDGs sebesar 102/100 ribu kelahiran hidup pada akhir tahun 2015, tapi hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 malah menunjukkan peningkatan menjadi 359/100 ribu kelahiran hidup. Oleh karena itu, diperlukan upaya keras dan komitmen bersama untuk dapat mencapai target pada tahun 2015. Di antaranya dengan menyukseskan program KB. AKI terbanyak hingga saat ini masih ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumetera Utara (Sinar Indonesia Baru,2015).

    Dari data Dinkes Labuhanbatu angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas. Jumlah kematian maternal di Kabupaten Labuhanbatu mengalami turun naik pada tahun 2009 sampai 2013. Jumlah kematian ibu tahun 2012 sebesar 33 kasus kematian, menurun tahun 2013 menjadi 16 kematian maternal. Data Dinkes Labuhanbatu jumlah Pasangan Usia Subur di Labuhanbatu Tahun 2013 sebanyak 80.956 orang.

   Data Puskesmas Sigambal Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu jumlah ibu hamil sebanyak 182 orang dan Pasangan Usia Subur (Istri) sebanyak 1.388 orang. Angka Kematian Ibu (AKI) terkait juga dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas. Jumlah kematian ibu di Puskesmas Sigambal Untuk Kelurahan Urung Kompas Tahun 2014 adalah 2 orang.

  Berdasarkan hasil survey awal di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu terdapat sebanyak 195 orang Pasangan Usia Subur (Istri), dan dari hasil wawancara yang saya lakukan terhadap 6 orang Pasangan Usia Subur (istri) 2 orang yang mengetahui tanda-tanda kehamilan dan 4 orang yang tidak mengetahui tanda-tanda kehamilan.

   Berdasarkan hasil uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan pasangan Usia Subur (Istri) Tentang Tanda-Tanda Kehamilan di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau selatan Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015.


1.2 Perumusan Masalah
   Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan masalah “ Bagaimana Pengetahuan Pasangan Usia Subur (istri) tentang Tanda-Tanda Kehamilan di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum

    Untuk Mengetahui Pengetahuan Pasangan Usia Subur (istri) tentang Tanda-Tanda Kehamilan di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan khusus 

a. Untuk Mengetahui Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Istri) Tentang Tanda-TandaKehamilandi Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Umur

b. Untuk Mengetahui Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Istri) Tentang Tanda-Tanda Kehamilandi Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Pendidikan

c. Untuk Mengetahui Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Istri) Tentang Tanda-Tanda Kehamilandi Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Pekerjaan

d. Untuk Mengetahui Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Istri) Tentang Tanda-Tanda Kehamilan di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Gravida

e. Untuk Mengetahui Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Istri) Tentang Tanda-Tanda Kehamilandi Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Sumber Informasi


1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam melakukan penelitian.


1.4.2 Praktis
a. Bagi institusi pendidikan 
Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi Mahasiswa Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu

b. Bagi Pasangan Usia Subur (Istri)
Dapat menambah pengetahuan dan sebagai informasi bagiPasangan Usia Subur (istri) tentang Tanda-Tanda Kehamilan di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015.


_____________________________________________________________________________



BAB III
METODE PENELITIAN 

3.1 Kerangka konsep

   Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dengan judul Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Istri) Tentang Tanda-Tanda Kehamilan di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu pada bagan di bawah (Hidayat, 2011) :

Bagan 3.1
Kerangka Konsep



Keterangan : Kerangka konsep tidak menghubungkan antara variabel independen dan variabel dependen


3.2 Defenisi Operasional

   Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,2011).

3.2.1 Pengetahuan adalah Pemahaman Pasangan Usia Subur (Istri) tentang Tanda-Tanda           kehamilan yang dinilai dari jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. Alat ukur             yang digunakan dengan menggunakan kuesioner, dan hasilnya dikategorikan dengan :

1) Baik : Jika jawaban responden benar 21-30 (70-100%)
2) Cukup : Jika jawaban responden benar 11-20 (37-67%)
3) Kurang : Jika jawaban responden benar 0-10 (0 - 33%)
Skala Ukur : Ordinal

3.2.2 Umur adalah Umur Pasangan Usia Subur (Istri) yang dihitung sejak lahir sampai pada       saat penelitian. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dengan             kategori :
1) 19 – 22 tahun
2) 23 – 26 tahun
3) 27 – 30 tahun
4) 31 – 34 tahun
5) 35 – 38 tahun
6) 39 – 42 tahun
7) 43 – 45 tahun
8) 46 – 49 tahun

Skala Ukur : Interval

3.2.3 Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang diselesaikan Pasangan Usia Subur     (Istri) di tandai dengan ijazah. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dengan kategori:

1) Pendidikan dasar (SD, SMP, Sederajat)
2) Pendidikan Menengah (SMA, SMK, Sederajat)
3) Perguruan tinggi (DI,DIII,SI)

Skala Ukur : Ordinal

3.2.4 Pekerjaan adalah kegiatan Pasangan Usia Subur (Istri) yang dilakukan baik yang               menghasilkan pendapatan ataupun yang tidak menghasilkan pendapatan. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesiner dengan kategori :

1) Bekerja
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai swasta
c. Wiraswasta

2) Tidak bekerja

Skala Ukur : Nominal

3.2.5 Gravida adalah jumlah kehamilan yang dialami Pasangan Usia Subur (Istri) dan akan         melahirkan seorang anak baik hidup ataupun meninggal. Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dengan kategori :

1) Nuligravida
2) Primigravida
3) Scundigravida
4) Multigravida
5) Grandegravida

Skala Ukur : Ordinal

3.2.6 Sumber Informasi adalah pesan atau informasi yang diperoleh Pasangan Usia Subur            (Istri). Alat ukur yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dengan kategori :

1) Ada sumber informasi

a. Media cetak : Surat kabar, majalah, buku, Koran, dan tabloid.
b. Media elektronik : Televisi, radio, internet
c. Tenaga Kesehatan : Dokter, Bidan, Perawat, dll

2) Tidak ada sumber informasi

Skala Ukur : Nominal

3.3 Jenis penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian berdasarkan deskriptif yaitu untuk mengetahui Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Istri) Tentang Tanda-Tanda Kehamilan Di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015.

3.4 Lokasi dan Waktu penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
    Lokasi Penelitian dilakukan di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015.

3.4.2 Waktu Penelitian
        Waktu Penelitian dimulai bulan Mei – juni 2015


Tabel 3.4.2

Rencana Jadwal Penelitian
No
Jenis Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1.
Pengajuan Judul




























2.
Survey awal




























3.
Penelusuran kepustakaan




























4.
Penyusunan proposal penelitian




























5.
Seminar proposal




























6.
Perbaikan proposal dan izin penelitian




























7.
Pengumpulan data




























8.
Pengolahan Data




























9.
Analisa Data




























10.
Penyusunan KTI





























11.
Sidang KTI




























12.
Perbaikan KTI































3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi
      Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur (Istri) di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 sebanyak 152 orang.

3.5.2 Sampel
     Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Cara menentukan sampel dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto, 2006 : 

N
___________
1+(N.e2)
Keterangan : 
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
E = standar error (10%)


n= 152
    ____
1+ (152 .0,12) 

= 152
____________
1+ (1,52 . 0,01)

= 152
________
1+ (152)

= 152
_______
2,52

= 60,3

n= 60 orang

Jadi, dari jumlah populasi Pasangan Usia Subur (Istri) di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu yang dijadikan sampel sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.

3.6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
3.6.1 Jenis Data
      Pada dasarnya, penelitian merupakan proses penarikan kesimpulan dari data yang telah di kumpulkan tanpa adanya data maka hasil penelitian tidak akan terwujud dan penelitian tidak akan berjalan. Data dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Data Primer
   Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari responden dengan menggunakan kuesioner tertutup yang dibuat langsung oleh peneliti berdasarkan konsep teoritis (Saryono,2011).

  Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan wawancara dan menggunakan kuesioner.

2. Data Sekunder 
   Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian yang berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saryono,2011). 

Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari Internet, Koran, Kantor Kelurahan Urung Kompas, Dinas kesehatan Labuhanbatu, Puskesmas sigambal.

3.6.2 Cara Pengumpulan Data
    Pengumpulan data dilakukan di Lingkungan Suka Dame Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu yaitu dengan cara datang ke perwiritan kemudian sebelum responden menjawab pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner, peneliti menjelaskan tata cara pengisian kuesioner dan responden diminta menandatangani kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian.

     Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Setelah kuesioner disebarkan kepada responden, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner serta meminta responden untuk menandatangani persetujuan menjadi responden (informed consent), serta memberikan waktu untuk menjawab selama 30 menit setelah selesai menjawab seluruh pernyataan kuesioner, dikumpulkan kembali untuk diperiksa kelengkapan jawaban responden. 

3.7 Pengolahan dan Teknik Analisa Data
3.7.1 Pengolahan data
      Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan cara manual,melalui langkah-langkah sebagai berikut (Notoatmodjo,2010) :

1. Proses Pengeditan (Editing)
   yaitu dilakukan untuk memeriksa kuesioner atau pengecekan kelengkapan data-data yang telah dikumpulkan bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengisian data kemudian diperbaiki atau dilakukan pendataan ulang dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengelolaan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti.

2. Proses Pengkodean (Coding) 
   yaitu data yang diperoleh dari setiap pertanyaan kemudian diberi kode sesuai dengan petunjuk dalam rangka mempermudah perhitungan, seperti nama responden di rubah menjadinomor kode responden yaitu 1,2,3, dan seterusnya.

3. Pemberian skor (Scoring)
    yaitu melakukan pemeriksaan terhadap jawaban responden yang ada dan memberi skor yang diperoleh pada kuesioner lalu mengelompokkan sesuai dengan kategori pengetahuan.

4. Proses Pentabulasian (Tabulating)
   yaitu dilakukan untuk memasukkan atau mengelompokkan data kedalam master tabel atau tabel distribusi frekuensi berdasarkan variabel yang ada sehingga lebih memudahkan dalam menganalisa data.

3.7.2 Analisa Data
     Analisa dilakukan dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan materi dan kepustakaan yang ada.

    Proses analisa dalam penelitian adalah dengan melakukan tabulasi terhadap data yang masuk dalam kategori benar dan salah, kemudian dilakukan scoring.

Persentase dapat diperoleh melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Jawaban benar x 100 %
__________________________________
Jumlah soal


1) Baik : Jika jawaban responden benar 21-30 (70-100%)
2) Cukup : Jika jawaban responden benar 11-20 (37-67%)
3) Kurang : Jika jawaban responden benar 0-10 (0 - 33%)








View Post