Tahapan dari persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala pengawasan/observasi/pemulihan).

Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Prosese ini terbagi dalam 2 fase, yaitu :

  1. Fase laten: berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.
  2. Fase aktif: berlangusng slama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm, kontraksi lbih kuat dan sering, dibagi dalam 3 fase :

  • Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
  • Fase diltasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
  • Fase deselerasi: pembukaa menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Proses di atas terjadi pada primigravida ataupun multigravida, ttapi pada multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada primigravida, kala I berlangsung ±8 jam.

Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:
  1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
  2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
  3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan akibat tertekannya pleksus Frankenhauser.
  4. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi:        * Kepala membuka pintu                                                                                          * Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudin secara berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka, serta kepala seluruhnya.
  5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
  6. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan cara :     * Kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu, kemudian ditarik dengan menggunakan cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.                                                                                       * Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.               * Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
  7. Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 - 2 jam dan multigravida 1,5-1 Jam.

Kala III (Pelepasan Plasenta)
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda di bawah ini :
  1. Uterus menjadi bundar
  2. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
  3. Tali pusat bertambah panjang.
  4. Terjadi semburan darah tiba-tiba
Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan tehnik dorsokranial.

Pengeluaran Selaput Ketuban. Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-kadang masih ada bagian plaenta yang tertinggal. Bagian tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan cara :
  1. Menarik pelan-pelan
  2. Memutar atau memilinny seperti tali
  3. Memutar pada klem
  4. Manual atau digital

Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah dilahirkan. Apakah setiap bagian plasenta lengkap atau tidak lengkap. Bagian plasenta yang diperiksa yaitu permukaan maternal yang pada normalnya memiliki 16-20 kotiledon, permukaan ftal, dan apakah terdapat tanda-tanda plasenta suksenturia. Jika plasenta tidak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi.

Kala III terdiri dari  dua fase, yaitu :



1. Fase Pelepasan Plasenta
    Beberapa cara pelepasan plasenta antara lain :
    · Schultze
Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung. Cara ini merupakan cara yang paling sering terjadi (80%). Bagian yang lepas terlebih duu adalah bagian tengah, lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak plasenta mula-mula bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak ada sebelum plasenta lahir.

· Duncan
Berbeda dengan sebelumnya, pada cara ini lepasnya plasenta mulai dari pinggir 20%. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Pengeluarannya juga serempak dari tengah dan pinggir plasenta.

2. Fase Pengeluaran Plasenta
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta adalah :




· Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas simfisis, tali pusat ditengangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika diam atau maju berarti sudah lepas.

· Klein
Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat kembali berarti belum lepas, diam atau turun berarti lepas. (Cara ini tidak digunakan lagi).

· Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas. Tanda-tanda plasenta lepas adalah rahim menonjol diata simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah secara tiba-tiba.



Kala IV (Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan)
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar sebai-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250cc, biasanya 100-300cc. Jika perdarahan lebih dari 500cc, maka sudah dianggap abnormal, dengan  demikian harus dicari penyebabnya. Penting untuk diingat : Jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan plasenta lahir. Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang terlebih dahulu dan perhatikanlah 7 pokok penting berikut :

  1. Kontraksi rahim : baik atau tidaknya dietahui dengan pemeriksaan palpasi. Jika perlu lakukan massase dan berikan uterotonika, seperti methergin, atau ermetrin dan oksitosin.
  2. Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa.
  3. Kandung kemih ; harus kosong, jika penuh, ibu anjurkan berkemih dan kalau tidak bisa, lakukan kateter.
  4. Luka-luka : jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak
  5. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap
  6. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernpasan, dan masalah lain
  7. Bayi dalam keadaan baik.
Diketik ulang oleh Nurma Diana Poetri
View Post
Yuk,ikut Senam Hamil!

  • Ikuti kelas maternal supaya persalinan lebih lancar, suami ikut berperan, nyeri berkurang, dan ikatan antara suami, istri dan anak meningkat.
  • Kelas matrnal sangat baik dilakukan minimal 4x lebih bai kalau setiap bulan
  • Siapkan pertanyaan yang ingin disampaikan sebelumnya

Manfaat Senam Hamil
  • Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul yang penting dalam proses persalinan
  • Melatih sikap tubuh guna menghindari/memperingan keluhan-keluhan seperti sakit pinggang dan punggung
  • Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stres dan rasa sakit akibat his ketika bersalin)
  • Melatih berbagai tehnik pernapasan yang penting agar persalinan berjalan lancar

Adakah Syaratnya?
  • Lakukan senam hamil sejak usia kehamilan lima bulan, sebaiknya pada kehamilan normal dengan rekomendasi dokter/bidan.
  • Ibu yang baru pertama kali hamil, serta ibu yang pernah mengalami kesulitan dalam persalinan atau melahirkan anak prematur dianjurkan mengikuti senam hamil.



SENAM HAMIL DI RUMAH
Lazimnya senam hamil dilakukan di rumah sakit, rumah bersalin, atau tempat-tempat tertentu dengan bimbingan seorang guru senam hamil yang berijazah. Namun kadang ibu tidak sempat atau tidak memiliki akses ke tempat senam hamil semacam itu. Jika demikian halnya, ibu dapat pula melakukan senam hamil sendiri di rumah. Senam sebaiknya dilakukan secara teratur dan dalam suasana tenang dengan mengenakan pakaian yang cukup longgar. Senam bisa dilakukan sambil melakukan kegiatan sehari-hari seperti nonton TV, menjahit, dll. Posisi ideal untuk melakukan senam adalah duduk bersila.
View Post
Berat Badan Lahir
Berat badan lahir adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-rata bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat badan ini tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang tua, dan paritas ibu. Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir lebih besar resikonya untuk mengalami masalah (Sylviati, 2008 dalam Siagian, 2010, hal. 5).

Menurut Muslimatun (2010, hal. 2) berat badan lahir adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir. Bayi berat lahir cukup adalah bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.

Berat bayi lahir normal Menurut Rochmah, Vasra, Dahliana dan Sumastri (2012, hal. 1) bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.

Ciri-ciri bayi normal :
  1. Berat badan 2500 – 4000 gram 
  2. Panjang badan lahir 48 – 52 cm 
  3. Lingkar dada 30 – 38 cm 
  4. Lingkar kepala 33 – 35 
  5. Frekuensi jantung 180 denyut/menit, kemudian menurun sampai 120 -140 denyut/menit 
  6. Pernapasan pada beberapa menit pertama cepat, kira-kira 80 kali/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit. 
  7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks kaseosa. 
  8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 
  9. Kuku agak panjang dan lemas 
  10. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki). 

Berat Bayi Lahir Rendah 
a. Defenisi 
Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009, hal.21&22), ada beberapa defenisi mengenai bayi dengan berat lahir rendah : 
  1. Neonatus atau bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahirnya kurang dari 2500 gram 
  2. Istilah prematuritas telah diganti dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi keduanya. 

b. Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 
Menurut Muslimatun (2010) di bagi menurut berat badan lahir : 
  1. Bayi berat lahir rendah (BBLR)/ Low birthweight infant adalah bayi dengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram. 
  2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)/ Very low birthweight infant adalah bayi dengan berat badan lahir 1000-1500 gram. 
  3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR)/Extremely very low birthweight infant adalah bayi lahir hidup dengan berat badan kurang dari 1000 gram. 

Menurut Pantiawati (2010), bayi berat badan rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismatur. 
  1. Prematuritas Murni Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan. 
  2. Dismatur Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan. Hal ini menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin, keadaan ini berhubungan dengan gangguan sirkulasi dan efisiensi plasenta. 

Etiologi 
Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009, hal.23), penyebab berat badan lahir rendah kurang bulan/neonatus kurang bulan-kecil masa kehamilan(NKB-KMK) antara lain disebabkan oleh : 
  1. Berat badan ibu rendah 
  2. Ibu hamil yang masih remaja 
  3. Kehamilan kembar 
  4. Ibu pernah melahirkan bayi prematur/berat badan rendah sebelumnya. 
  5. Ibu dengan inkompeten serviks (mulut rahim yang lemah sehingga tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim) 
  6. Ibu hamil yang sedang sakit. 
  7. Tidak diketahui penyebabnya. 

Sedangkan bayi yang lahir cukup bulan tetapi memiliki berat badan kurang/neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan (NCB-KMK) antara lain disebabkan oleh : 
  1. Ibu hamil dengan gizi buruk/kurangan nutrisi 
  2. Ibu dengan penyakit hipertensi, preeklampsia, anemia. 
  3. Ibu menderita penyakit kronis, infeksi dan malaria kronik. 
  4. Ibu hamil yang merokok dan penyalahgunaan obat

 Penatalaksanaan pada BBLR yaitu : 
  1. Pemberian ASI. ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi, laktalalbumin, zat kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa dan oligosakarida untuk memacu motillitas usus dan perlindungan terhadap penyakit. Dari segi psikologis, pemberian ASI dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi. Bayi berat lahir rendah rentan terhadap kekurangan nutrisi, fungsi organ belum matang, kebutuhan nutrisinya besar dan mudah sakit sehingga pemberian ASI atau nutrisi yang tepat penting untuk tumbuh kembang yang optimal bagi bayi. 
  2. Pencegahan kehilangan panas. Cara pencegahan pada bayi berat lahir rendah yang sehat yaitu segera setelah lahir bayi dikeringkan dan dibedong dengan popok hangat, pemeriksaan di kamar bersalin dilakukan di bawah radiant warmer (box bayi hangat), topi dipakaikan untuk mencegah kehilangan panas melalui kulit kepala, dan bila suhu bayi stabil, bayi dapat dirawat di boks terbuka dan diselimuti. Sedangkan pada bayi berat lahir rendah yang sakit cara untuk mencegah kehilangan panas yaitu bayi harus segera dikeringkan, untuk menstransportasi bayi digunakan transport inkubator yang sudah hangat, tindakan terhadap bayi dilakukan dibawahradiant warmer, dan suhu lingkungan netral dipertahankan. 
  3. Metode Kanguru. Metode kanguru merupakan salah satu metode perawatan BBLR untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir. Keunggulan metode ini adalah bayi mendapatkan sumber panas alami (36-37 ° C) langsung dari kulit ibu, mendapatkan kehangatan udara dalam kantung/baju ibu serta ASI menjadi encer. 
  4. Pemijatan bayi. Pemijatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah bertujuan untuk memacu pertumbuhan berat badan bayi, membantu bayi melepaskan rasa tegang dan gelisah, menguatkan dan meningkatkan sistem imunologi, merangsang pencernaan makanan dan pengeluaran kotoran, membuat bayi tidur lebih tenang, dan menjalin komunikasi dan ikatan antara bayi atau orang tua. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir 
  1. Usia Ibu. Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggu di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilan secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan, perdarahan, dan bayi lahir ringan (Rochjati, 2003 dalam Siagian, 2010). Pada usia 21-35 tahun resiko gangguan kesehatan pada ibu hamil paling rendah yaitu sekitar 15 %. Selain itu apabila dilihat dari perkembangan kematangan, wanita pada kelompok umur ini telah memiliki kematangan reproduksi, emosional maupun aspek sosial. Meskipun pada saat ini beberapa wanita di usia 21 tahun menunda pernikahan karena belum meletakkan prioritas utama pada kehidupan baru tersebut. Pada umumnya usia ini merupakan usia yang ideal untuk hamil dan melahirkan untuk menekan gangguan kesehatan baik pada ibu dan juga janin (Revina, 2014)  
  2. Penyakit Saat Kehamilan. Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah diabetes militus, cacar air, dan penyakit infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes) (Rochjati, 2003 dalam Siagian, 2010). Diabetes Militus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatnya kadar gula darah) yang terjadi karna kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Bahaya yang terjadi pada janin yaitu abortus, kelainan kongenital, respiratory distress, neonatal hiperglikemia, makrosomia, hipocalsemia, kematian perinatal akibat diabetik ketoasidosism dan hiperbilirubinemia (Zein, 2009, hal. 1&6).  
  3. Kadar Hemoglobin. Data Depkes RI (2008) diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu tersebut menderita anemia berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin.  
  4. Status gizi ibu hamil. Gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri merupaka salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama kehamilan (Riskesdas, 2007).  
  • Perilaku dan Lingkungan Faktor resiko perilaku dan lingkungan meliputi saat hamil terkena paparan asap rokok, status nutrisi buruk, konsumsi alkohol, dan konsumsi norkoba serta faktor risiko fasilitas kesehatan, seperti perawatan kehamailan yang tidak rutin atau tidak sama sekali. Paparan asap rokok Merokok dalam kehamilan mempunyai hubungan yang kuat dengan kejadian solusio plasenta, BBLR dan kematian janin. Akibat merokok aktif tidak jauh berbeda dengan merokok pasif (suami perokok atau bekerja di lingkungan perokok) akan mengalami sulit tidur, tidur kurang nyenyak dan rasa sulit bernafas dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok (Krisnadi, Effendi, Dan Pribadi, 2009, hal. 47).  
  • Status nutrisi buruk Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah (Rukiah, 2013, hal. 91).  
  • Fasilitas kesehatan Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan/kelainan padi ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI, 2008). 

Sumber 
  • Kusmiati, Y., Wahyuningsih, PH., Sujiyatini. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya. 
  • Maryunani, A., Nurhayati. (2009). Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit Pada Neonatus. Jakarta : Trans Info Media. 
  • Muslimatun, NW. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya. 
  • Neil, Rose, W. (2007). Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat.
  • Prawirohardjo, P. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
  • Rochmah, Vasra, E., Dahliana, Sumastri. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi & Balita Panduan Belajar. Jakarta : EGC. 
  • Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti, NN. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.
    View Post

    1.     Persalinan Normal
    2.     Partus Normal
    3.     Syok
    4.     DJJ tidak normal
    5.     Abortus
    6.     Solusio Placentae
    7.     Akut Pyelonephritis
    8.     Amnionitis
    9.     Anemia Berat
    10. Apendiksitis
    11. Atonia Uteri
    12. Infeksi Mammae
    13. Pembengkakan Mammae
    14.Presentasi Bokong
    15.Asma Bronchiale
    16. Presentasi Dagu
    17. Disproporsi Sevalo Pelvik
    18. Hipertensi Kronik
    19. Koagulopati
    20.Presentasi Ganda
    21.Cystitis
    22.Eklampsia
    23.Kelainan Ektopik
    24.Ensephalitis
    25.Epilepsi
    26.Hidramnion
    27. Presentasi Muka
    28.Persalinan Semu
    29. Kematian Janin
    30. Hemoragik Antepartum
    31.Hemoragik Postpartum
    32.Gagal Jantung
    33. Inertia Uteri
    34. Infeksi Luka
    35. Invertio Uteri
    36. Bayi Besar
    37. Malaria Berat dengan Komplikasi
    38. Malaria Ringan dengan Komplikasi
    39.Mekonium
    40. Meningitis
    41. Metritis
    42. Migrain
    43. Kehamilan Mola
    44. Kehamilan Ganda
    45.Partus Macet
    46. Posisi Occiput Posterior
    47. Posisi Occiput Melintang
    48. Kista Ovarium
    49. Abses Pelvix
    50. Peritonitis
    51.Placenta Previa
    52.Pneumonia
    53.Pre-Eklampsia Ringan/Berat
    54.Hipertensi Karena Kehamilan
    55. Ketuban Pecah Dini
    56.Partus Prematurus
    57. Prolapsus Tali Pusat
    58. Partus Fase Laten Lama
    59.Partus Kala II Lama
    60. Sisa Plasenta
    61. Retensio Plasenta
    62.Ruptura Uteri
    63. Bekas Luka Uteri
    64.Presentase Bahu
    65. Distosia Bahu
    66.Robekan Serviks dan Vagina
    67. Tetanus
    68.Letak Lintang

    Rujukan :
    1.      WHO, UNFPA, UNICEF, World Bank (2001) I M P A C  (Integrated Management of Preganncy And Childbirth), Managing Complications in Pregnancy and Childbirth : A Guide for Midwives and doctor, Department of Reproductive



    1.      Persalinan Normal
    Persalinan normal adalah melalui vagina dan mengalami kontraksi. Proses persalinan normal juga ada yang perlu dibantu misalnya dengan induksi atau rangsangan / stimulasi agar tanda persalinan muncul.

    2.      Partus Normal
    Partus normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa menggunakan alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), dan proses persalinan berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

    3.      Syok
    Syok adalah kondisi kritis akibat peurunan mendadak dalam aliran darah yang melalui tubuh. Ada kegagalan sistem petedarah darah untuk mempertahankan aliran darah yang memadai sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke organ vital terhambat. Kondisi ini juga mengganggu ginjal sehingga membatasi pembuangan limbah dari tubuh.

    4.      DJJ tidak normal

    5.      Abortus
    Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia, tanpa mempersoalkan penyebabnya, dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan gugur.

    6.      Solusio Placentae
    Solusio plasenta atau disebut juga abruptio placenta atau ablasio placenta adalah separasi premature plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu ke janin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat. Hebatny perdarahan tergantung pada luasnya area plasenta yang terlepas.

    7.      Akut Pyelonephritis
    Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal yang sifatya akut mapun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis.

    8.      Amnionitis

    9.      Anemia berat
    Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Seorang ibu hamil dapat dikategorikan anemia berat jika Hb <7 gr%.

    10.  Apendiksitis
    Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab paling umum dari apendisitis adalah abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi (Wilson&Goldman,1989).

    11.  Atonia Uteri
    Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 deti setelah dilakukannya pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir).

    12.  Infeksi Mammae
    Infeksi Mammae adalah stafilokokus aureus yang masuk melalui luka puting susu.

    13.  Pembengkakan Mammae
    Payudara bengkak adalah kondisi ketika payudara menjadi keras dan terasa sakit pada wanita yang baru saja melahirkan atau tengah dalam masa menyusui.

    14.  Presentasi Bokong
    Presentasi bokong yaitu dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu (memanjang), kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah vakum uteri atau di daerah pintu atas panggu/simfisis.

    15.  Asma Bronchiale
    Asma Bronchiale adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respontrachea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manisfestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.

    16.  Presentasi Dagu
    Pada presentasi bahu, titiknya adalah tulang belikat. Bila dagu berada di belakang, berikan kesempatan kepada dagu untuk memutar ke depan. Pada posisi menoposterior persisten, usahakan untuk memutar dagu ke depan dengan satu tangan yang dimasukkan ke dalam vagina.

    17.  Disproporsi Sevalo Pelvik
    Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.

    18.  Hipertensi Kronik
    Hiprtensi kronis adalah hipertensi yang dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002). Hipertensi kronis jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, sulit membedakan antara preeklampsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian, tangani sebagai hipertensi karena kehamilan.

    19.  Koagulopati

    20.  Presentasi Ganda
    Presentasi ganda adalah keadaan dimana di samping bagian terendah janin teraba anggota badan, antara lain dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau keadaan dimana di samping bokong janin dijumpai tangan.

    21.  Cystitis
    Cystitis adalah peradangan pada kandung kemih. Kondisi ini lebih sering mempengaruhi wanita, tetapi dapat mempengaruhi baik jenis kelamin dan semua kelompok umur.
    22.  Eklampsia
    Eklampsia adalah komplikasi akut dan mengancam nyawa kehamilan, ditandai dengan munculnya tonik-klonik, biasanya pada pasien yang telah mengembangkan preeklampsia.

    23.  Kelainan Ektopik

    24.  Ensephalitis
    Encephalitis adalah infeksi jaringan atas oleh berbagai macam mikroorganisme (Ilmu Kesehatan Anak, 1985).

    25.  Epilepsi
    Epilepsi adalah kelainan yang disebabkan oleh terbentuknya sinyal listrik di dalam otak yang menyebabkan timbulnya kejang berulang.

    26.  Hidramnion
    Hidramnio adalah kelebihan cairan ketuban.

    27.  Presentasi Muka
    Presentasi muka ialah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksimaksimal sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap ke bawah.

    28.  Persalinan Semu

    29.  Kematian Janin

    30.  Hemoragik Antepartum
    Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, R, 1998).

    31.  Hemoragik Postpartum
    Perdarahan postpatum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir) (Winkjosastro, 2000).

    32.  Gagal Jantung

    33.  Inertia Uteri
    Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis obstetri, 305).

    34.  Infeksi Luka

    35.  Invertio Uteri
    Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri.

    36.   Bayi Besar

    37.  Malaria Berat Dengan Komplikasi

    38.  Malaria Ringan Dengan Komplikasi

    39.  Mekonium
    Mekonium adalah feses (tinja) pertama bayi yang baru lahir, yang kental, lengket, dan berwarna hitam kehijauan. Mekonium terbuat dari cairan ketuban, lendir, lanugo (rambut halus yang menutupi tubuh bayi), empedu, dan sel-sel yang berasal dari kulit dan saluran usus. Feses bayi biasanya berubah dari mekonium ke tinja kuning kehijauan dalam 4 – 5 hari.

    40.  Meningitis
    Meningitis adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.

    41.  Metritis
    Metritis adalah radang miometrium. Mimetritis akut biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi post partum. Metritis adalah infeksi post partum. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas.

    42.  Migrain

    43.  Kehamilan Mola
    Kehamilan mola merupakan komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester satu. Hasilkonsepsi pada kehamilan mola tidak berkembang menjadi embrio setelah pembuahan tetapi terjadi villi koriales disertai dengan degenerasi hidropik. Rahim menjadi lunak dan berkembang lebih cepat dari usia kehamilan yang normal, tidak dijumpai adanya janin, dan rongga rahim hanya terisi oleh jaringan seperti buah anggur. Kehamilan mola hidatidosadisebut juga dengan kehamilan anggur.

    44.  Kehamilan Ganda
    Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil kembar tentunya menjadi keajaiban. Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu dan janinnya, sejalan dengan perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan kehamilan biasa.

    Mengandung bayi kembar merupakan berita besar bagi seorang ibu. Kehamilan kembar memang tidak pernah bisa diduga, ada yang berasumsi bahwa seorang ibu bisa memiliki bayi kembar karena keturunan, tetapi hal tersebut juga masih belum bisa dipastikan.

    45.  Partus Macet
    Partus macet adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin (anak).

    Partus macet adalah persalinan dengan tidak ada penurunan kepala > 1 jam untuk nulipara dan multipara. (Sarwono, 2008)




    46.  Posisi Occiput Posterior
    Posisi belakang kepala oksiput posterior menetap adalah ubun-ubun kecil menetap di belakang karena tidak ke depan ketika mencapai dasar panggul. Kepala janin akan lahir dalam keadaan muka di bawah simfisis pubis.

    47.  Posisi Occiput Melintang

    48.  Kista Ovarium
    Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan kista tidak berbahaya. Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium.

    49.  Abses Pelvix
    Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS).

    50.  Peritonitis
    Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Peradangan ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya apendisitissalpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.

    Pada keadaan normal, peritoneum resisten terhadap infeksi bakteri secara inokulasi kecil-kecilan. Kontaminasi yang terus menerus, bakteri yang virulen, penurunan resistensi, dan adanya benda asing atau enzim pencernaan aktif merupakan faktor-faktor yang memudahkan terjadinya peritonitis.

    51.  Placenta Previa
    Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri internum. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan. Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi.

    52.  Pneumonia
    Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing. Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru, biasanya terjadi selama 6 minggu atau lebih setelah pengobatan selesai.

    53.  Pre-Eklampsia Ringan/Berat
    Pre eklampsia ringan adalah sindrom spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada organ-organ akibat vasospasme dan aktivasi endothel.
    Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau disertai udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih

    54.  Hipertensi Karena Kehamilan
    Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil akan sangat membahayakan baikkehamilan itu sendiri maupun bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika darah yang dipompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan, hingga hal ini dapat membuat adanaya tekanan dan merusak dinding arteri di pembuluh darah. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90 mmHG (berarti 140 mmHg tekanan sistolik dan 90 mmHg tekanan diastolik). Hipertensi pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40, kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.

    55.  Ketuban Pecah Dini
    Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartus yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara < 5 cm. Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput janin.

    56.  Partus Prematurus
    Partus prematurus yaitu persalinan yang terjadi pada kehamilan 37 minggu atau kurang, merupakan hal yang berbahaya karena mempunyai dampak yang potensial meningkatkan kematian perinatal.

    57.  Prolapsus Tali Pusat
    Prolapsus tali pusat adalah tali pusat dijalan lahir dibawah presentasi janin setelah ketuban pecah. Prolapsus tali pusat merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dalam bidang obstetri karena insidensi kematian perinatal tinggi.

    58.  Partus Fase Laten Lama
    Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif

    59.   Partus Kala II Lama

    60.   Sisa Plasenta
    Sisa plasenta adalah sisa plasenta dan selaput ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum dini dan perdarahan postpartum lambat

    Tertinggalnya sebagian plasenta sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta.

    61.  Retensio Plasenta
    Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi, atau 1 -2 jam post partum tanpa perdarahan yang berlebihan jika home birth Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan dan infeksi. Panjang rata-rata waktu untuk kelahiran plasenta normal dalam homebirth saat menyusui bayi yang baru lahir pada persalinan berkisar dari 15 menit hingga 45 menit. 
    62.  Ruptura Uteri
    Ruptura uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miomentrium. Penyebabnya adalah disproporsi jani dan panggul, partus macet atau traumatik.

    63.  Bekas Luka Uteri

    64.  Presentase Bahu
    Presentasi bahu adalah ketika bahu, lengan atau tangan keluar pertama pada saat partus. Jenis presentasi ini jarang terjadi, kurang dari 1% kasus dan lebih umum pada kelahiran prematur atau kehamilan kembar.

    65.  Distosia Bahu
    Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.

    66.  Robekan Serviks dan Vagina
    Robekan jalan lahir adalah terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, serviks, portio septum rektovaginalis akibat dari tekanan benda tumpul

    67.  Tetanus

    68.   Letak Lintang

    Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
    View Post