Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial, budaya dan ekonomi.

1. Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Kehamilan
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.

  • Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.
  • Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.
  • Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.
  • Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar.
  • Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun.
Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.
a. Status kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil yaitu:

1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah hyperemesis gravidarum, preeklampsia / eklampsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum, dan gemeli.
2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam kehamilan ini adalah:
· Penyakit atau kelainan alat kandungan, varises vulva, kelainan bawaan, edema vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea, trikominisiasis vaginalis, kandidiasis, amoebasisi, DM, bartholinitis, kista bartholini, kondiloma akuminata, fistula vagina, kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, prolapsus uteri, tumor uteri, mioma uteri, karsinoma servik, karsinoma korpus uteri, dan lain-lain.
· Penyakit kardiovaskular misalnya peyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral isufisisensi, jantung rematik, endokarditis.
· Penyakit darah misal, anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit hodgkin, hemostasis dan kelainan pembekuan darah, purpura trombositopeni, hipofibrinogenemia, iso-imunisasieri-troblastosisfetalis.
· Penyakit saluran nafas misalnya,influenza,bronchitis, pneumoni, asma bronkiale, TB paru.
· Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis, megakolon, tumor usus, hemorroid dan lain-lain
· Penyakit hepar dan pancreas
· Penyakit ginjal dan saluran kemih
· Penyakit endokrin
· Penyakit saraf
· Penyakit menular misalnya, penyakit akibat hubungan seksual, campak, parotitis,malaria dan lain-lain.


Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, anemia berat partus prematurus, asfiksia neonaturum, shock dan perdarahan. Pemahaman mengenai penyakit- penyakit tersebut akan menjadi dasar identifikasi faktor resiko sehingga mampu melakukan deteksi. Proses pengkajian data dan anamnese sangat perlu dalam menggali komponen-komponen penyakit yang menyertai kehamilan.
b. Status gizi
Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Asam folat
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat disebut juga dengan folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100 mg/hari pada wanita normal dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar lebih besar lagi..
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis, solusio plasenta, dan kelainan kongenital pada janin.
Pemberian asam folat diberikan pada masa perikontrasepsi, satu bulan sebelum konsepsi dan 1 bulan post konsepsi, karena neural tube manusia menutup pada minggu ketiga post konsepsi. Minimal pemberian suplemen asam folat yang dimulai 2 bulan sebelum konsepsi dan belanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.


2) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif unutk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.


3) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gran dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
4) Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90 tablet perhari.
5) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg perhari.
6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit menular seksual dan di negara dengan musim dingin yang panjang.
7) Pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme.
8) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan selama hamil.

             Perbandingan kebutuhan gizi wanita normal dan hamil
Makanan
Ibu Normal
Ibu Hamil
Kalori (kal)
2.500
2.780
Protein (gram)
60
72
Kalsium (gram)
0,8
1,5
Feerum (Fe) (mg)
12
15
Vitamin A (IU)
5.000
5.200
Vitamin B (mg)
1,5
1,7
Vitamin C (mg)
70
80
Vitamin D (SI)
2,2
2,5
Riboflavin
15
18
Asam Nikotin

600

Kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari berat badan ideal sebelum hamil. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut:
Usia Kehamilan
Kenaikan Berat Badan
Faktor Kenaikan Berat Badan
Trimester I
± 1 kg
Hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
Trimester II
± 3 kg atau 0.3 kg/ minggu
60% dikarenaka pertumbuhan jaringan pada ibu.
Trimester III
± 6 kg atau 0,3-0,5 kg/ minggu
60% dikarenakan pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu ± 3 kg.

Penilaian Status Gizi:
1)       Berat badan dilihat dari Quetelet atau body mass index.
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah.Indikator untuk penilaian indexs masa tubuh adalah:

Nilai IMT
Kategori
Kurang dari 20
Underweight/ dibawah normal
20-24,9 kg
Desirable/ normal
25-29,9
Moderate obesity/ gemuk/ lebih dari normal
Over 30
Severe obesity/ sangat gemuk
2) Ukuran lingkar lengan atas ( LILA)
Standar minimal untuk lengan atas pada wanita dewasa adalah atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 maka interprestasinya adalah kurang energi kronis.
3) Kadar hemoglobin


Makanan Sehat
http://www.samishare.com/wp-content/uploads/2014/07/makanan-sehat.jpg
Kurang gizi pada ibu hamil
Bila ibu mengetahui kurang gizi pada kehamilannya maka akan menimbulkan masalah baik pada ibu hamil atau pada janin:
1) Terhadap ibu
Kekuurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain: perdarahan, anemia dan lain-lain
2) Terhadap persalinan
Pengaruh kekurangan gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya ( premature), perdarahan setelah persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

3) Tehadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapt menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal.
c. Faktor-faktor gaya hidup
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh para wanita pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari, keletihan, sakit punggung dan gangguan pencernaan.
Selain itu, ada beberapa gaya hidup yang mempengaruhi wanita hamil antara lain:
1) Kebiasaan minum jamu
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, hal ini terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester satu. 


http://www.harianindo.com/wp-content/uploads/2016/01/Screen-Shot-2015-02-04-at-3.58.53-PM.png 


Efek minum jamu:
a) Bagi janin
· Dapat membahayakan tumbuh kembang janin
· Menimbulkan kecacatan
· Abortus
· BBLR
· Partus prematurus
· Kelainan ginjal dan jantung janin
· Asfeksia neonatorum
· Kematian janin dalam kandungan.
b) Bagi ibu:
· Keracunan
· Kerusakan jantung dan ginjal
· Syok
· Perdarahan.
Efek-efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan zat-zat tertentu pada jamu baik berupa bahan herbal maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu.
2) Mitos
Mengenai mitos atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu. Contoh : ada mitos mitoni, tidak boleh makan makanan yang berbau amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air putih dan sebagainya. Mitos yang mendukung asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang nembahayakan dalan asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan kesehatan yang tepat pada ibu hamil.
3) Aktivitas seksual
Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Larangan dalam aktivits seksual ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido. Namun menurut konsep evidence based menyatakan bahwa pengaruh aktivitas seksual selama masa kehamilan tidak terbukti siknifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan.

4) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan bahwa ibu hamil itu tidak boleh sama sekali melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga ataupun bekerja di luar rumah, yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktifitas bagi ibu hamil adalah tingkat keamanannya bagi ibu hamil. Nasehat yang perlu disampaikan adalah bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktifitas atau pekerjaan tetapi cermati apakah pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan beresiko atau tidak untuk kehamilannya.
5) Senam hamil
Ibu hamil bisa melakukan senam hamil untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisisk ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan pegal-pegal, dan aktifitas otot dan panggul untuk menghadapi persalinan.

http://hamilplus-403a.kxcdn.com/wp-content/uploads/2014/12/senam-untuk-ibu-hamil-source-momjunction-com-300x200.jpg
6) Perokok
Merokok adalah perilaku yang merugikan dan membahayakan bagi ibu hamil. Ibu hamil yang perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir.
Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah:
a) Bagi janin
· BBLR
· Persalinan preterm
· Kematian perinatal.
· Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin dan peningktan denyut jantung janin.
b) Bagi ibu
· Penyakit paru
· Jantung
· Hipertensi
· Kanker dan lain-lain.

Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang penting untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya merokok. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus mendukung upaya untuk menghentikan merokok melalui kegiatan
a) Antenatal care
b) Kelas antenatal bagi perokok
c) Mengurangi periklanan tentang rokok
d) Area bebas rokok
e) Mengembangkan dan mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok di institusi atau tempat kerja masing-masing.

7) Kehamilan di luar nikah dan Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang dikarenakan seks pra nikah atau seks bebas. Selain itu juga bisa terjadi pada ibu dengan status marital atau pasangan suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini dikarenakan oleh kegagalan alat kontrasepsi.
Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah:
a) Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan anak ke oaring alin atau panti asuhan.
b) Berusaha melakukan aborsi atau bunuh diri.
c) Melakukan pekerjaan seorang ibu walau dengan keterpaksaan.

Pada kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan bila dipertahankan kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila pasanagan tidak mau menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi perkawinan bermasalah dengan beban perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa malu, rendah diri,merasa bersalah atau berdosa, dpresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Dalam hal ini peran bidan juga diperlukan unutk membantu memberikan penyuluhan tentang seks kepada masyarakat khususnya para remaja agar terhindar dari seks bebas. Selain itu bidan juga harus memberikan konseling pada pasangan usia subur untuk memilih alat kontrasepsi yang aman dan nyaman. Dengan demikian masalah hamil di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan tidak lagi terjadi.
d. Subtance abuse
Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu hamil.
1) Penggunaan obat-obat selama hamil
2) Merokok
3) Alkohol dan caffeine
4) Hamil dengan ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA
5) Sinar rontgen atau radiasi
e. Kehamilan di luar nikah dan kehamilan tidak diinginkan
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami para remaja yang dikarenakan sex pranikah, atu sex bebas, juga dapat terjadi pada kasus ibu marital atau pasangan suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini biasanya dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi.
f. Kehamilan dengan kematian janin dalam kandungan
Ibu hamil dan janin mati dalam kandungan akan mengalami proses kehilangan karena sudah ada proses dekat dengan bayinya. Pada proses kehilangan, ibu akan menunjukkan reaksi emosional.
2. Faktor Psikologis/ Jiwa Dalam Kehamilan
Stressor adalah stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
a. Stressor internal
Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan.
b. Stressor eksternal
Status marital, mal adaptasi, relationship, kasih sayang, support mental dan brokenhome.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
3. Faktor Lingkungan Sosial, Budaya Dan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
View Post
Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang terjadi selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik. Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang akan dibahas dibawah ini. 

A. PERUBAHAN PERILAKU PADA IBU HAMIL
Kabar kehamilan akan memberikan kebahagiaan bagi pasangan yang mengharapkan kehadiran sang buah hati. Kehadiran bayi mungil, lucu dan menggemaskan tentunya akan membuat rumah anda semakin ceria, yang tadinya tidak ada jeritan dan tangisan sang buah hati, tiba-tiba rumah anda ada keceeriaan tersendiri. Tak heran jika berbagi upaya dilakukan oleh pasangan demi kehamilan dan kelahiran serta kehadiran sang buah hati yang didambakan. Kehadiran sang buah hati akan semakin anda bersemangat dalam mengarungi bahtera kehidupan dalam mengasuh dan mendidik titipan Illahi.
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis. 

1. Cenderung malas
Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja, melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. Jadi tidak ada salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya dengan menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri. 

2. Lebih sensitive
Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit tersinggung lalu marah. apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang menyenangkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya bakal hilang. Bukan apa-apa, bila suami membalas kembali dengan kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi pertumbuhan janinnya. 

3. Minta perhatian lebih
Perilaku lain yang kerap “mengganggu” adalah istri tiba-tiba lebih manja dan selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih, usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu. Perhatian yang diberikan suami, walau sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya. 

4. Gampang cemburu
Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin, selain perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas. 

5. Akibat hormon progesterone
Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah. Hal ini, disebabkan kerentanan psikis setiap orang yang berbeda-beda. Nah, daya tahan psikis dipengaruhi oleh kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau kemauan ibu untuk belajar menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Biasanya ibu yang menerima atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis, mereka lebih siap. Berbeda dari ibu yang tidak siap, umpamanya karena kehamilannya tidak diinginkan, umumnya merasakan hal-hal yang lebih berat. Begitu pula dengan ibu yang sangat memperhatikan estetika tubuh. Dia akan merasa terganggu dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan. Seringkali ibu sangat gusar dengan perutnya yang semakin gendut, pinggul lebih besar, payudara membesar, rambut menjadi kusam, dan sebagainya. Tentu hal ini akan semakin membuat psikis ibu menjadi tidak stabil. Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama kehamilan. Kala itu pula, ibu masih harus menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan hormon yang terjadi. Lalu berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga karena ibu sudah bisa menyesuaikan dirinya.


B. WASPADAI PERUBAHAN BERLEBIHAN
Perubahan perilaku pada ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun, ada batasan yang mesti diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah “keterlaluan”. Kriteria keterlaluan memang terkesan rancu, tapi yang pasti waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres sehingga perilakunya bisa “membahayakan” janin. Misalnya, kemalasan ibu sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi sudah sering berubah menjadi amukan. kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada aktivitas fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam lambung. Di samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, gelisah, pening, dan mual. Semua dampak ini akhirnya akan merugikan pertumbuhan janin karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa trimester pertama merupakan masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin. Oleh karena itu, walaupun sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak hal yang bisa dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin akan lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak psikis yang negative. 

1. Menyimak informasi seputar kehamilan
Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah, koran, tabloid, atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar masalah yang terjadi maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan. Ibu pun jadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu terhadap perubahan pada dirinya, tak mustahil akan timbul berbagai perasaan yang mungkin saja sangat mengganggu kondisi psikis. 

2. Kontrol teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi, ibu bisa menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu penanganan lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi. 

3. Perhatian suami
Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu. Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari pasangan. 

4. Jalin komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi komunikasikanlah hal itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Dukungan dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang dipendam sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu jadi berkepanjangan. 

5. Beraktivitas
Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan gejolak perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik. 

6. Perhatikan kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan memperhatikan asupan gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan.
7. Relaksasi
Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.


C. PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGI PADA KEHAMILAN
Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang terjadi selama ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik. Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang akan dibahas dibawah ini.
1. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia hamil.Trimester pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian.
Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
a. Taking on
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
b. Taking in
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
c. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu. Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan. 

Bentuk motivasi:
1. Motivasi suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksualnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang diberikan oleh suami pada saat ini, bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada :
a) Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
b) Menempatkan nilai – nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan menjadi orang tua.


2. Motivasi keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional. Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit,kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
a) Stress di dalam individu
b) Stress yang disebakan oleh pihak lain
c) Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.
Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan saat – saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat hidup masih relatif normal, luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan pasangannya. Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang normal.
Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini berbeda- beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.
Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus untuk wanita hamil.
Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.


1. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.
a. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase yaitu prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut : 

1) Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih saying kepada anak yang akan dilahirkannya. 

2) Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal).
b. Menjaga agar ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci untuk menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar belakang masalah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasihat kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.
c. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus berkembang. Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energi bertambah dan peningkatan libido.
d. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring perubahan yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa bingung akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya adalah orang yang sering mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapi kehamilan dan persiapan penerimaan bayi yang akan dilahirkan.
e. Berhubungan seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan yaitu suatu peningkatan libido yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah. Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks dapat mempengaruhi kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering diajukan adalah kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh karena berada di belakang serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus. Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan prematur.
Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi.
Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimester kedua. Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormone selama hamil. Karena respon terhadap hormon berbeda, reaksi masing – masing ibu hamil pun berbeda.
2. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.


D. PERAN BIDAN DALAM PERSIAPAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER I, II, III
1. Mempelajari keadaan lingkungan penderita
Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan, perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi dan perlu penanggulangan. Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan.
2. Informasi dan pendidikan kesehatan
a. Mengurangi pengaruh yang negatif
Kecemasan dan ketakutan sering dipengaruhi oleh cerita – cerita yang menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi kehamilan dan persalinan kepada penderita.
b. Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan.
c. Menganjurkan latihan – latihan fisik seperti senam hamil untuk memperkuat otot – otot dasar panggul, melatih pernafasan, teknik mengedan yang baik dan latihan – latihan relaksasi.

3. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin

4. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang bersalin, alat – alat kebidanan dan tenaga kesehatan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpwxLnWMG3UUtBvWoXyPEU5J0LKDicGbYyAfREiMRBchIrI0-OkhsxvVn_2oXd1L7hyphenhyphenESMf3iY-yOhtf2zKFzngxw2pCgW-PDjzF2BNMDCr6NTQzCDcB1s8Epxjqld8dkVhOlerPseBJg/w1200-h630-p-nu/pregnancydepression.jpg
View Post
Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat hamil, bersalin dan nifas adalah perubahan yang hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil yaitu sebagai berikut : 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh48z_diSR3dkAtB536alQIWjNhrucDRB6P7B1hV4PSUS_G7yqwVou_M9uxhq-u_F6G6hPnu2G_lL9Fp-2LkLu1HHbIwb4qCmmTf2GzbcxbuxA-txNWNUPY9KQulLMVAiFZtzXIOCQBQK2s/s1600/Perubahan+Fisiologis+Pada+Ibu+Hamil.jpg 

1. Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin(Manuaba, 2010) 


2. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan progesterone. 

3. Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010) 

4. Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 179), pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena – vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar. 

5. Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010; h. 93). 

6. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15–20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010; h. 71-72). 

7. Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 185), seiring dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar. 

Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesa-ran uterus. 

8. Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94). 

9. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba, 2010, 94). 

10. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010, 95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada trimester ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
1. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang janin.
2. Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
3. Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
f. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu. 

Perubahan Fisiologi Sistem Kekebalan pada Ibu Hamil
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah . Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya imunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi. Kekebalan ini dapat melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.
2.3 Perubahan pada Sistem Pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh peningkatan hormon progresteron dan tekanan uterus yang membesar terhadap organ saluran pencernaan
Perubahan Sistem Pencernaan Yang Dirasakan Ibu Hamil : 

1. Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap saat siang ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning Sickness”. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi. 

2. Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral. Wasir (Hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah. 

  Perubahan Sistem Muskoloskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara hormonal dengan efek relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya pusat gravitasi.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil 

Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan, tulang pubik melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964). Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut. 

  Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi dari pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh hormonal terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.
Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya kardiac output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
2. Trimester II & III Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas bawah karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik atau pada vena cava inferior.Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh hormon estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan ephitel tersebut.Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal. Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi tidur terlentang.Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana meningkatnya aliran darah ke daerah kulit.Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena bagian bawah meningkat sejalan tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis karena pengaruh hormon estrogen. 

  Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
Seperti pada perubahan fisiologis, perubahan psikologis pada ibu hamil juga mengalami perubahan jika dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil. Perubahan psikologis pada ibu hamil dapat di bagi dengan melihat waktu kehamilan yaitu Trimester I, Trimester II, dan Trimester III.
Perubahan psikologis pada ibu hamil terbagi atas tiga periode di atas (Trimester I Trimester II, dan Trimester III). Masing-masing periode membawa perubahan sendiri-sendiri. 

Trimester I
1. Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
2. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara.
3. Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.
4. Hasrat unt melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini.
5. Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
6. Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
7. Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
8. Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga dan ketidakstabilan emosi dan suasana hati. 

Trimester II

1. Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi.
2. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat.
3. Pada TM II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
4. Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
5. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
6. Libido dan gairah seks kemungkinan meningkat.
 
 
Trimester III

1. Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
3. Rasa tidak nyaman timbul karena ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian yang khusus diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan keluarga.
4. Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar dan perut ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
5. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal dan semakin ingin menyudahi kehamilannya tidak sabaran dan resah.
6. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.
2.7 Pengaruh Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Terhadap Janin yang Dikandung
1. Masalah psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika masalah ini terjadi saat trimester 1 maka akan berpengaruh fatal pada proses pembentukan organnya.
2. Trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu memicu kelahiran prematur dan tidak berkembangnya janin (Shinto,2009).
3. Setelah trimester pertama pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah lebih kuat menghadapi pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar dan bereaksi terhadap sentuhan dari luar dan sudah bisa merasakan kondisi psikologis ibunya.
4. Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bisa membuat pertumbuhan janin optimal.
2.8 Kiat untuk Menghadapi Kondisi Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
1. Dapatkan informasi dari berbagai sumber tentang perubahan kondisi fisik dan psikologis pada saat kehamilan, terutama ibu hamil untuk anak pertama.
2. Komunikasi dengan suami segala hal yang di alami oleh ibu hamil, agar terjadi saling pengertian dan dukungan dari keluarga tentang perubahan yang dialami.
3. Untuk menjaga kesehatan dan perkembangan janin yang normal, rajin chek up kehamilan.
4. Makan makanan yang sehat, bergizi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi.
5. Tetap menjaga penampilan
6. Kurangi kegiatan yang bisa membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin.
7. Dengarkan music agar lebih rileks menghadapi setiap perubahan yang ada.
8. Senam hamil kemungkinan besar dapat membantu ibu hamil menormalkan perubahan psikologis.
9. Latihan pernapasan yang teratur untuk mempersiapkan fisik pada waktu melahirkan.


Perubahan Lain yang Terjadi
Perubahan lainnya adalah :
1. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.
3. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
4. Tidak sabaran dan resah.
5. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.
6. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.


DAFTAR PUSTAKA
Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis. Salemba medika. Jakarta
Purwaningsih W. Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika. Yogyakarta
Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Aprillia Y. Hipnostetri: rileks, nyaman, dan aman saat hamil & melahirkan. Jakarta: Gagas Media; 2010.
Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.
Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP; 2009. Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
View Post

Menentukan kehamilan dan periode kehamilan

I. Menentukan usia kehamilan
Kehamilan dimulai dari adanya konsepsi, yaitu pertemuan antara sel ovum dan sel spermatozoa. Setelah bertemu dinamakan zygot dan beberapa jam zygot ini akan membalah diri 2,4,8 dst. Dalam 3hari disebut morula. Sekitar hari ke 6 hasil konsepsi ini tiba diuterus dan siap untuk berimplantasi. Tahap ini dinamakan tahap germinal (1 sampai 10 hari). Kemudian kehamilan akan masuk ketahap embrionik dari hari ke 10 sampai minggu ke8 dan akan terus berlanjut sampai mencapai aterm. Lamanya kehamilan dari ovulasi sampai aterm ± 280 hari (40minggu).

Kita bisa menentukan usia kehamilan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Hari pertama haid terakhir
Dengan menghitung lamanya ibu tidak haid (amenorrhoe) menggunakan rumus neagle,yaitu :
Hari bulan tahun
+7 -3 +1
Kita akan mendapatkan tanggal taksiran prsalinan (TP)

2. Tinggi fundus uteri (TFU)
Dengan melakukan palpasi pada abdoment ibu menggunakan cara leopold.
  • Sebelum bulan ke 3 TFU belum teraba.
  • 12 minggu TFU setinggi 1 sampai 2 jari diatas sympisis
  • 16 minggu TFU setinggi petengahan pusat - sympisis
  • 20 minggu TFU setinggi 3 jari dibawah pusat
  • 24 minggu TFU setinggi pusat
  • 28 minggu TFU setinggi 3 jari diatas pusat
  • 32 minggu TFU setinggi pertengahan pusat – prosessus xipoideus
  • 36 minggu TFU setinggi 3 jari dibawah prosessus xipoideus
  • 40 minggu TFU setinggi pertengahan pusat – prosessus xipoideus

3. Dari mulainya ibu merasakan gerakan janin
Pada PP ibu merasakannya pada usia kehamilan ±5 bulan (20 minggu). Pada MP usia kehamilan lebih kurang 4 bulan (16 minggu).

4. Dengan menggunakan rumus mac donald – spiegelberg
Caranya dengan mengukur tinggi fundus dalam cm pita pengukur, kemudian hasil dibagi 3,5. Hasilnya dalam hitungan bulan.

5. Dari saat mulainya bunyi jantung anak
Secara manual bisa didengar pada akhir bulan ke5, dengan USG / DOPTON pada akhir bulan ke3.

6. Dari masuknya kepalake pintu atas panggul
Pada PP kepala masuk PAP pada minggu ke 36

7. Dengan USG
Bisa mulai dilakukan pada usia kehamilan 5 – 6 mg. Yang dinilai adalah :
a. Diameter kantong gestasi
b. Jarak kepala – bokong
c. Diameter biparietal dan femor.

8. Dengan rontgen foto
Dasarnya adalah ossifikasi pada tulang. Pusat ossifikasi adalah pada os kuboid pada kehamilan 34mg,distal femos 36mg dan proximal tibia 38mg.

9. Amnio sintesis
Cairan amnion dipulas dengan highsulfat blue. Bila terdapat sel-sel lemak, cairan amnion akan berwarna jingga. Interprestasinya adalah:
  • Kehamilan > 36mg, sel lemak > 10 %
  • Kehamilan > 39mg, sel lemak > 50 %
  • Kehamilan <>
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij_xRN7mDfKHyKx65cmxkzVhkoUFLTn0wrmB1kClT1kzQmnm2pUF30pPu8DgMU3gc-Cf5ohu5ElJQ9OviQ3baeP6SazxkF3-2EAUXeiO3HoDlV8dv6CPDRy8PoSRjDXZr7klla64cZ57g/s1600/Tips+dan+Cara+Mudah+Menghitung+Usia+Kehamilan.jpg
10. Dengan menentukan kadar Heat Stabile Alkali Phospatase (HSAP)
Mulai kehamilan 26 mg – kehamilan 42mg, kadar alkali phospatase dan tahan panas akan naik secara terus menerus setiap minggunya. Pada post maturitas didapatkan kadar HSAP yang lebih rendah dari kehamilan normal 40 – 42 mg.

11. Dengan menentukan ratio lesitin – spingomielyn
  • < 34 mg, ratio L / S 1:1
  • 34 mg, ratio L > S (L 4mg/100 cc dan S 2,5mg/100cc)
  • 35 mg, ratio L > S (L 7mg/100cc dan S 2mg/100cc)
  • 40mg,ratio L > S (L 9mg/100cc dan S 5mg/100cc)
Ratio lesitin – spingomielyn
Pada kehamilan > 34 mg terjadi peningkatan kadar lesitin diikuti penurunan kadar spingomielyn. Kadar lesitin – spingomielin ini merupakan suatu ukuran untuk menilai kematangan fungsional paru janin. Lesitin merupakan bagian dari lipoprotein, yaitu posfatidikolin. Lipoprotein ini penting untuk melindungi surfaktan paru – paru janin. Surfaktan alveolus janin mulai terbentuk pada saat usia kehamilan 28 mg. 90 % surfaktan adalah lipid. Apabila lesitin ini kurang kurang maka bayi berkemungkinan mengalami resiko sindroma distress pernapasan. Spingomielin yang merupakan bagian dari lipoprotein yaitu fosfatidikolin yang juga meliputi surfaktan paru-paru janin. Apabila kadar lesitin lebih tinggi dibanding spingomielin ini pertanda paru – paru janin baik / matang.


Guna menentukan usia kehamilan
  1. Untuk menentukan kapan taksiran partus.
  2. Untuk menilai apakan pertumbuhan janin cukup baik, fungsi placentanya cukup baik dengan melihat perkembangan tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan usia kehamialan.
  3. Untuk menentukan kehamilan lewat waktu.
  4. Untuk dijadikan acuan dalam menentukan sikap, misalnya pada kasus HAP, preeklamsia / eklampsia, KPD, kehamilan dengan penyakit / penyulit (jantung, DM)

II. Menentukan periode kehamilan
Ditinjau dari lamanya kehamilan, kita bisa menentukan periode kehamilan dengan membaginya dalam 3 bagian yaitu :
  • Kehamilan triwulan I, antara 0-12 mg
  • Kehamilan triwulan II, antara 12-28 mg
  • Kehamilan triwulan III, antara 28-40 mg
Masing-masing bagian mempunyai perkembangan yang berbada.
  • TRIWULAN I
Masa ini disebut juga masa organogenesis, dimana dimulainya perkembangan organ-organ janin. Apabila terjadi cacat pada bayi nantinya, pada masa inilah penentuanyan.Jadi pada masa ini ibu sangat membutuhkan cukup asupan nutrisi dan juga perlindungan dari trauma. Pada masa ini uturus mengalami perkembangan pesat untuk mempersiapkan plasenta dan pertumbuhan janin. Selain itu juga mengalami perubahan adaptasi dalam psikologisnya. Dimana ibu ingin lebih diperhatikan. Emosi ibu labil. Ini akibat pengaruh adaptasi tubuh terhadap kehamilannya.
  • TRIWULAN II
Di masa ini organ–organ dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi viabilitasnya masih diragukan. Apabila janin lahir, belum bisa bertahan hidup dengan baik. Pada masa ini ibu sudah merasa nyaman dan bisa beradaptasi dengan kehamilannya.
  • TRIWULAN III
Pada masa ini perkembangan kehamilan sangat pesat. Masa ini disebut masa pematangan. Tubuh sudah siap untuk proses persalinan. Payudara sudah mengeluarkan kolostrum. Pengeluaran hormon estrogen dan progesteron sudah mulai berkurang. Terkadang akan timbul kontraksi / his pada uterus. Janin yang akan lahir dalam masa ini telah dapat hidup / viable.

Guna menentukan periode kehamilan
  1. Untuk menentukan tahap perkembangan dalam kehamilan.
  2. Untuk memeudahkan dalam pemberian jadwal kunjungan ANC pada ibu.
  3. Sebagai pedoman dalam memberikan asuhan kebidanan agar bisa mengkaji kebutuhan ibu sesuai denganm perkembangan masa kehamilannya.
View Post