1.
LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir atau neonatus
meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh
karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat
hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan
angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu
tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan
terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai
berikut :
1. Peredaran darah melalui
plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas (pertukaran
oksigen dengan karbondioksida)
2. Saluran cerna berfungsi untuk
menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk
mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan
homeostasis kimia darah
4.
Hati berfungsi untuk
menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak diperlukan badan
5. Sistem imunologik berfungsi
untuk mencegah infeksi
6. Sistem kardiovaskular serta
endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi organ tersebut diatas.
Banyak masalah
pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan
penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan
maupun sesudah lahir.
Masalah pada
neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan.
Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan
yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih,
kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan,
si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
A.
Pengertian Hipotermia
Ada beberapa definisi mengenai hipotermia antara lain:
•
Keadaan dimana seorang individu
gagal mempertahankan suhu tubuh dalam batasan normal 36-37,5ºC.
•
Keadaan dimana seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami penurunan suhu tubuh terus-menerus dibawah
35, 5ºC per rektal karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor
eksternal.
•
Keadaan dimana seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami penurunan suhu tubuh terus-menerus dibawah
35, 5ºC per rektal karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor
eksternal.
B.
Anatomi Fisiologi
Suhu normal pada neonatus berkisar
antara 36C - 37,50C pada suhu ketiak. Gejala awal hipotermia apabila suhu <
360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba
dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C - <360C).
Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh
pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer)
sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal
penyakit yang berakhir dengan kematian.
Yang menjadi prinsip kesulitan
sebagai akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi
hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis
anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia.
Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan yang dapat ditanggulangi
dengan meningkatkan intake kalori.
C.
Gejala Klinis
Tanda-tanda
klinis hipotermia:
a.
Hipotermia sedang:
·
Kaki teraba dingin
·
Kemampuan menghisap lemah
·
Tangisan lemah
·
Kulit berwarna tidak rata atau
disebut kutis marmorata
b.
Hipotermia berat
·
Sama dengan hipotermia sedang
·
Pernafasan lambat tidak teratur
·
Bunyi jantung lambat
·
Mungkin timbul hipoglikemi dan
asidosisi metabolic
c.
Stadium lanjut hipotermia
·
Muka, ujung kaki dan tangan
berwarna merah terang
·
Bagian tubuh lainnya pucat
·
Kulit mengeras, merah dan
timbul edema terutama pada
·
punggung, kaki dan tangan (sklerema) .
D. Etiologi
1.
Prematuritas
2.
Asfiksia
3.
Sepsis
4.
Kondisi neurologik seperti
meningitis dan perdarahan cerebral
5.
Pengeringan yang tidak adekuat
setelah kelahiran
6.
Eksposure suhu lingkungan yang
dingin
E. Komplikasi
a.
gangguan sistem saraf pusat:
koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
b.
Cardiovascular: penurunan tekanan
darah secara berangsur, menghilangnya tekanan darah sistolik
c.
Pernafasan: menurunnya konsumsi
oksigen
d.
Saraf dan otot: tidak adanya
gerakan, menghilangnya reflex perifer
F. Penanganan
v
Intervensi :
1.
Jelaskan pada anggota keluarga
bahwa neonatus lebih rentan terhadap kehilangan panas.
2.
Ajarkan tanda-tanda awal hipotermia : kulit
dingin, pucat, menggigil.
3.
Jelaskan perlunya minum air 8-10 gelas setiap
hari
4.
Jelaskan perlunya menghindari alkohol pada
cuaca yang sangat dingin.
5.
Ajarkan untuk mengenakan
pakaian ekstra.
v Jalan nafas harus tetap
terjaga juga ketersediaan oksigen yang cukup.
v Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan
suhu tubuh dengan menggunakan selimut hangat (tapi hanya pada bagian
dada, untuk mencegah turunnya tekanan darah secara mendadak) atau menempatkan
pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga minuman hangat(kalau pasien dalam
kondisi sadar).
Daftar Pustaka
Warih
BP, Abubakar M. 1992. Fisiologi pada
Neonatus. dalam : Kumpulan makalah Konas III IDSAI. Surabaya.
Survival
Stresses – Hipothermia penebar maut – Alap2 S-00166 TMS-7 Yogya – 1988
Teknik Persalinan pada presentasi sungsang
Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan
BRACHT )
- Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5 cm.
- Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
- Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin (gambar 1)
- Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
- Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin (gambar 2)
- Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan ( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
- Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
- Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
- Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht
Gambar 2 : Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht
Prognosis
- Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi belakang kepala.
- Prognosa lebih buruk oleh karena:
- Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa “after coming head”.
- Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.
Sebab kematian anak:
- Talipusat terjepit saat fase cepat.
- Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu melahirkan kepala anak pada fase lambat kedua.
- Trauma collumna vertebralis.
- Prolapsus talipusat.
EKSTRAKSI
PARSIAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
= manual aid
Terdiri dari 3 tahapan :
- Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
- Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
- Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
PERSALINAN
BAHU DAN LENGAN
- pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha (gambar 3) .
- Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
- Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:
a.
Lovset.
b.
Klasik.
c. Müller.
1. Persalinan Bahu Dengan
Cara LOVSET.
Prinsip :
Memutar
badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam
sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan
lahir didepan (dibawah simfsis).
Hal tersebut dapat terjadi
oleh karena :
1) Adanya inklinasi panggul (sudut
antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
2)
Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang
dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Sehingga setiap saat bahu
posterior akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu
anterior
Dilakukan
pemutaran 1800 sambil
melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu belakang menjadi bahu depan
dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Gambar
5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga
bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Gambar 6 Tubuh janin diputar
kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu belakang
kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu
dengan cara Lovset :
- Tehnik sederhana.
- Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
- Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
2.
Persalinan
Bahu Dengan Cara KLASIK
a. Disebut pula sebagai tehnik
DEVENTER.
b. Melahirkan lengan belakang dahulu
dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis.
c. Dipilih bila bahu tersangkut di
pintu atas panggul.
Prinsip :
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
Gambar 7 Melahirkan
lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
Gambar
8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
1) Kedua
pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada
diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin
dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
2) Tangan
kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan
kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah
bagian anak dilahirkan.
3) Untuk
melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.
Dengan
tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan
traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada
punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.
Bila dengan cara
tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan
tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
- Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari lain didepan dada.
- Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2
Keuntungan
:
Umumnya
selalu dapat dikerjakan pada persalinan bahu
Kerugian
:
Masuknya
tangan kedalam jalan lahir meningkatkan resiko infeksi
3.
Persalinan
Bahu Dengan Cara MÜELLER
·
Melahirkan bahu dan lengan
depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ; disusul melahirkan
lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
·
Dipilih bila bahu tersangkut
di Pintu Bawah Panggul
Gambar
9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu
dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas
dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:
1. Bokong
dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
2. Dengan
cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin sampai
bahu depan lahir (gambar 9 )
dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait
lengan depan bagian bawah.
3. Setelah
bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan
dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai arah tanda
panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir
dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak
(inset pada gambar 10)
Keuntungan penggunaan tehnik
ini adalah :
Oleh karena tangan penolong
tidak masuk terlalu jauh kedalam jalan lahir maka resiko infeksi berkurang.
Melahirkan LENGAN MENUNJUK.
Nuchal Arm
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada.
Melahirkan LENGAN MENUNJUK.
Nuchal Arm
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada.
Gambar
11 Lengan menunjuk ( “ nuchal
arm”)
1.
Tubuh janin dicekap
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung anak sejajar
dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
2.
Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan
yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada
(menjadi lengan depan).
3.
Selanjutnya lengan depan
dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK.
Gambar 12 Lengan kiri
menunjuk kekanan
Gambar 13 Tubuh anak
diputar searah dengan menunjuknya lengan (kekanan)
Gambar
14 Menurunkan lengan anak
Bila lengan yang
menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan sinfisis) maka :
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.
Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala.
Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan spontan pervaginam.
Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.
Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala.
Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan spontan pervaginam.
Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.
Gambar 15. Melahirkan lengan
menjungkit
Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan
pertolongan persalinan sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan
lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan
yang menjungkit.
PERSALINAN KEPALA
- Cara MOURICEAU
- Cara PRAGUE TERBALIK
Dengan
tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah
dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan
pada fosa canina.
b. Tubuh
anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
c. Belakang
leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
d. Assisten
membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk
mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
e. Traksi
curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
- Cara PRAGUE TERBALIK
Dilakukan bila occiput
dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap simfisis.
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
EKSTRAKSI
TOTAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
1.
Ekstraksi bokong
2.
Ekstraksi kaki
EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak
bokong murni dengan bokong yang sudah berada didasar panggul.
Tehnik :
Tehnik :
1. Jari
telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir
dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha
dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap
pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan 19)
2. Bila
dengan traksi tersebut trochanter
depan sudah terlihat dibawah
arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan
secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)
3. Setelah
bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin
dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
Gambar 18
Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan
Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkan bokong
EKSTRAKSI KAKI
1. Setelah
persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka
labia.
2. Tangan
yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai
belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha
janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)
3. Tangan
yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk
mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar 22)
4. Setelah
lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan
dituntun keluar dari vagina (gambar
23)
Gambar 21 Tangan dalam mencari kaki
dengan menyelusuri bokong sampai fosa poplitea
|
|
Gambar 22 Bantuan tangan luar
dibagian fundus uteri dalam usaha mencari kaki janin
|
Gambar 23 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang (maneuver Pinard)
1. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24)
4. Setelah bokong lahir,
dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan selanjutnya
untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti yang sudah
dijelaskan.
Gambar 26. Terlihat bagaimana cara
melakukan pegangan pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya digunakan kain
setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak ; Traksi curam bawah
untuk melahirkan lengan sampai skapula depan terlihat .
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah
dengan memegang bokong dan panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan
lakukan gerakan rotasi sebelum skapula terlihat.
Gambar 28. Skapula
sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi
curam bahwa setelah bahu belakang dilahirkan ;Lengan depan dilahirkan dengan
cara yang sama dengan melahirkan lengan belakang.
Sumber Bacaan :
American College of
Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of term singleton
breech delivery. Number 265, December 2001.
Alarab M, Regan C,O’Connel
MP et al: Singleton vaginal breech delivery at term: still a safe option.
Obstet Gynecol 103:407, 2004
Cunningham FG (editorial)
: Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics” 22nd ed
p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
Jones DL : Abnormal
Fetal Presentation in Fundamentals of Obstetric & Gynaecology 7th ed
Mosby, London1997.
Martohoesodo S,
Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN
(ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997
Myersough,PR:
MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London, Bailliere Tindal,1977