A. PENGERTIAN ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA 

1. Anatomi
Yaitu ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh manusia.
2. Fisiologi
Yaitu ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia.
3. Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita
Yaitu ilmu yang mempelajari bentuk, susunan serta fungsi organ reproduksi tubuh wanita
4. Organ reproduksi wanita
Merupakan suatu organ yang terbuka karena berhubungan dengan udara luar. Organ ini sudah ada sejak bayi tetapi baru berfungsi setelah tanda pubertas.


B. FUNGSI ORGAN REPRODUKSI WANITA

1. Memproduksi sejumlah kecil ovum yaitu sel telur matur.
2. Menyediakan tempat yang sesuai untuk fertilisasi ovum oleh spermatozoon.
3. Menyediakan lingkungan yang cocok sehingga embrio mendapatkan nutrisi dan dapat berkembang serta matur.


C. ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
Anatomi organ reproduksi wanita secara garis besar dibagi dalam dua golongan yaitu: genetalia eksterna dan genetalia interna.


1. Genetalia Eksterna (bagian luar)
Meliputi semua organ-organ yang terletak antara os pubis, ramus inferior dan perineum. Antara lain:
a. Mons veneris / mons pubis (daerah tumbuhnya rambut)
Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b. Labia Mayora (bibir besar)
Hasil gambar untuk genitalia eksterna wanitaMerupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan vulva). Permukaan ini terdiri dari :
1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
2) Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak)
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan.
c. Labia Minora atau Nimfae (bibir kecil)
Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut. Dibagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium vagina.
d. Clitoris (kelentit/ jaringan yang berisi saraf)
Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-laki. Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah sehingga sangat peka. Letaknya anterior dalam vestibula. Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
e. Vestibulum (muara vagina)
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil, bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini, dua lubang saluran Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
f. Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)
Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan salurannya keluar antara himen dan labia minora.
g. Hymen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup seluruhnya disebut hymen imperforata dan menimbulkan gejala klinik setelah mendapat menstruasi.
h. Lubang kencing (orifisium uretra externa)
Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Fungsinya sebagai saluran untuk keluarnya air kencing.
i. Perineum (jarak vulva dan anus)
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4cm.Terdapat otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan interna serta dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya.


2. Genetalia Interna (bagian dalam)
Genetalia interna antara kandung terdiri dari :


Hasil gambar untuk genitalia interna wanita
a. Vagina (liang senggama)
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebur rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina, menonjol serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks anterior (depan), forniks posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks sinistra (kiri). Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina adalah:
1) sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu haid dan sekret dari uterus.
2) sebagai alat persetubuhan.
3) sebagai jalan lahir pada waktu partus.


b.Uterus (rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Diding rahim terdiri dari 3 lapisan :
1) Peritoneum
Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
2) Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembulh lymfe dan urat syaraf.
3) Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.
Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus. (pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina). Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.


c.Tuba Uterina (saluran telur)
Tuba uterina atau saluran telur, terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim.Tuba fallopi merupakan tubulo muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan diametrnya 3 dan 8 mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian:
1) Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai dari ostium internum tuba.
2) Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit.
3) Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S
4) Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi,tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan implantasi.


d. Ovarium (indung telur)
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel Graaf).
Sewaktu folikel Graff berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan cairan likuor folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi beberapa lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel Graff mendekati pengembangan penuh atau pematangan, letaknya dekat permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan, sehingga membenjol, seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada permukaan ovarium. Tekanan dari dalam folikel menyebabkannya sobek dan cairan serta ovum lepas melalui rongga peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk corong dari tuba uterina. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.


D. HORMON-HORMON YANG MEMPENGARUHI ORGAN REPRODUKSI WANITA
1. Gonadotropin
Bertanggung jawab untuk pembentukan hormon progesteron dan estrogen
2. Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium. Fungsinya pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual wanita, yaitu pemmbentukan payudara, lekuk tubuh, dan rambut kemaluan.
3. Progesteron
Mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan
4. FSH (folikel stimulating hormon)
Berfungsi dalam pengeluaran ovum
5. LH (luteinizing hormon)
Merupakan pencetus terjadinya ovulasi atau masa subur
6. Androgen adrenal
Merangsang kelenjar keringat berlebihan yang menyebabkan munculnya jerawat.


E. CIRI-CIRI KEMATANGAN ORGAN REPRODUKSI WANITA
1. Datangnya menstruasi
2. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
3. Pertumbuhanpayudara
4. Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina
5. Panggul mulai melebar
6. Tangan dan kaki bertambah besar
7. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar
8. Vagina mengeluarkan cairan
9. Keringat bertambah banyak
10. Kulit dan rambut mulai berminyak
11. Pantat bertambah lebih besar

  DAFTAR PUSTAKA

Wylie, Linda.2011 Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas. Jakarta : EGC  
Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan ,dan KB. Jakarta : EGC 
Pearce, Evelin C. 2009. .Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia 
 Gibson, John, MD. 2000. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta : EGC 
Bagian 0bstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri fisiologi. Bandung : Elemen
View Post

Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengan tindakan-tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan.

https://rsiaarvitabunda.files.wordpress.com/2012/08/melahirkan-sungsang.jpg
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (2). Tipe letak sungsang yaitu: Frank breech (50-70%) yaitu kedua tungkai fleksi ; Complete breech (5-10%) yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah ekstensi ; Footling (10-30%) yaitu satu atau kedua tungkai atas ekstensi, presentasi kaki.

Letak sungsang terjadi pada 3-4% dari seluruh persalinan. Kejadian letak sungsang berkurang dengan bertambahnya usia kehamilan. Letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu sebesar 25%, pada kehamilan 32 minggu 7% dan, 1-3% pada kehamilan aterm.

Pengertian Kehamilan Sungsang
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Manuab,1998).

Pada letak kepala, kepala yang merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu, sedangkan pesalinan letak sungsang justru kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir. Persalinan kepala pada letak sungsang tidak mempunyai mekanisme “Maulage” karena susunan tulang dasar kepala yang rapat dan padat, sehingga hanya mempunyai waktu 8 menit, setelah badan bayi lahir. Keterbatasan waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme maulage dapat menimbulkan kematian bayi yang besar (Manuaba,1998).

Bentuk-Bentuk Letak Sungsang (Manuaba ,1998)).
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk letak sungsang sebagai berikut :
A. Letak Bokong Murni
1. Teraba bokong
2. Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
3. Kedua kaki bertindak sebagai spalk

B. Letak Bokong Kaki Sempurna
1. Teraba bokong
2. Kedua kaki berada di samping bokong

C. Letak Bokong Tak Sempurna
1. Teraba bokong
2. Disamping bokong teraba satu kaki

D. Letak Kaki
1. Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
2. Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah

Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen, dan pemeriksaan ultrasonografi.
a. Letak Bokong Murni
Flexi pada paha, extensi pada lutut, ini merupakan jenis yang tersering dan meliputi hampir 2/3 presentasi bokong.

b. Letak Bokong Kaki Sempurna
Flexi pada paha dan lutut (Frant Greech).

c. Letak Bokong Tak Sempurna / lutut
Satu atau dua kaki dengan ekstensi pada kaki merupakan bagian terendah (Fn Complek Breech).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja44zudcfqbbrv4Ascs0OOwQIhHqtFL3_kr4NUWkSUi0bO1gTby_GEWweBRc81bfbEb7ioXm_RiUw9BbkVS8Bn3UgtMRqWDuCtgmMVdBL_XIQ70zdcISXxUwDzV4ivyr517cU9hXs6ylwF/s1600/19158.jpg 
Etiologi
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra, myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala.. Implantasi plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong ( Harry oxorn,1996 )

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari

1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus dupleks
4) Mioma bersama kehamilan

b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Plasenta previa

c. Keadaan jalan lahir
1) Kesempitan panggul
2) Deformitas tulang panggul
3) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut janin

Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hedrosefalus atau anesefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidroamnion atau aligohidromion
5) Prematuritas

Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul.

Mekanisme persalinan letak sungsang

Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung sebagai berikut :
a) Persalinan bokong
b) Persalinan bahu
c) Persalinan kepala
(Manuaba, 1998)

Bokong masuk pintu atas panggul dapat melintang atau miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putaran paksi dalam sehingga trochanter depan berada di bawah simfisis. Dengan trochanter depan sebagai hipomoklion akan lahir trochanter belakang dan selanjutnya seluruh bokong lahir untuk melakukan putaran paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simfisis. Dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan belakang diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan. Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan putaran paksi dalam sehingga suboksiput berada di bawah simfisis. Suboksiput menjadi hipomuklion, berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidung, muka dan kepala seluruhnya. Persalinan kepala mempunyai waktu terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir. Melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan /kematian bayi (Manuaba, 1998).

Diagnosa kedudukan
1. Pemeriksaan abdominal
a. Letaknya adalah memanjang.
b. Di atas panggul terasa massa lunak mengalir dan tidak terasa seperti kepala. Dicurigai bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha teregama di atas tulang-tulang dibawahnya, memberikan gambaran keras menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan diagnostic.
c. Punggung ada di sebelah kanan dekat dengan garis tengah bagian-bagian kecil ada di sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di belakang.
d. Kepala berada di fundus uteri. Mungkin kepala cukup diraba bila kepala ada di bawah tupar/iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih bulat dari paha bokong dan kadang-kadang dapat dipantulkan (Balloffablle) dari pada bokong uteri teraba terasa massa yang dapat dipantulkan harus dicurigai presentasi bokong.
e. Tonjolan kepala tidak ada bokong tidak dapat dipantulkan

2. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas umbilicus dan pada sisi yang sama pada punggung. Pada RSA (Right Sacrum Antorior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadrat kanan atas perut ibu kadang-kadang denyut jantung janin terdengar di bawah umbilicus
3. Pemeriksaan vaginal
1) Bagian terendah teraba tinggi
2) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura dan fantenella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan adanya mal presentasi.
3) Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan tuber ichiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat dikelirukan dengan muka.
4) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan dngan kepala oleh karena tulang yang keras.
5) Sakrum ada di kuadran kanan depan panggul dan diameter gitochanterika ada pada diameter obligua kanan.
4. Pemeriksaan Sinar X
Sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula kelainan-kelainan seperti hydrocephalus.

Menurut Prawirohardjo, berdasarkan jalan lahir yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi menjadi :

1. Persalinan Pervaginam
a. Spontaneous breech (Bracht)
b. Partial breech extraction : Manual and assisted breech delivery
c. Total breech extraction
2. Persalinan per abdominal : Seksio Sesaria


Prosedur persalinan sungsang secara spontan :

1. Tahap lambat : mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan fase yang tidak berbahaya.
2. Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini kepala janin masuk PAP, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit.
3. Tahap lama : lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah sehingga kepala harus dilahirkan perlahan-lahan untuk menghindari pendarahan intrakranial (adanya tentorium cerebellum).


Prosedur Persalinan Bayi Sungsang ( Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)

Langkah klinik
1. Persetujuan tindakan medik
2. Persiapan Pasien :
a) Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b) Mengosongkan kandung kemih , rektum serta membersihkan daerah perenium dengan antiseptic

Instrumen :
a) Perangkat untuk persalinan
b) Perangkat untuk resusitasi bayi
c) Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d) Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e) Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f) Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g) Alat-alat infus
h) Povidon Iodin 10%
i) Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi

Persiapan Penolong
a) Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata pelindung
b) Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air mengalir
c) Keringkan tangan dengan handuk DTT
d) Pakai sarung tangan DTT / steril
e) Memasang duk (kain penutup)
4.Tindakan Pertolongan Partus Sungsang
a) Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
b) Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c) Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.

Melahirkan bayi :
I. Cara Bracht
  1. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
  2. Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
  3. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
  4. Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
  5. Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
  6. Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.

II. Cara Klasik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan Bracht baht dan tangan tidak bisa lahir.
Prosedur :
  1. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
  2. Tali pusat dikendorkan.
  3. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atasa. Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang. b. Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
  4. Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
  5. Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
III. Cara Muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir. Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.

IV. Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala / nuchal arm)
  1. Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan. Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang muchal.
  2. Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara Klasik atau Muller.

V. Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi. Keadaan bayi / ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
  1. Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
  2. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik turun ke bawah sampai pangkal paha lahir.
  3. Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
  4. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.
  5. Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus cunam ke bawah.
  6. Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller atau Lovset.

VI. Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
  1. Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha atau krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain menekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.
  2. Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telujuk penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
  3. Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau Lovset.

Cara Melahirkan Kepala Bayi
Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid bila dengan Bracht kepala belum lahir).
  1. Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah memegang kuda (Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi di atas tangan kanan).
  2. Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
  3. Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi
  4. Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
  5. Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut..

DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG;1998.Ilmu KebidananPenyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta,EGC.
Oxorn,Harry&Forte,William R;1996.Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi.Jakarta,Yayasan
Essentia Medica.
.Prawirohardjo, Sarwono;2002.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal.Jakarta,JNPKKR_POGI.
Cunningham FG et al. Premature Rupture of the Membrane. Williams Obstetric, 22st ed. Mc.Graw Hill Publishing Division, New York, 2005.
Wiknjosastro H. Distosia Pada Kelainan Letak Serta Bentuk Janin. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2005.
Fischer Richard et al, Breech Presentation, e medicine, January 2002.
View Post
Jadwal kunjungan ibu nifas paling sedikit sebanyak 4 kali kunjungan yang dilakukan untuk menilai stastus ibu dan bayi barulahir serta menangani masalah-masalah yang terjadi pada ibu dan bayi, kunjungan dalam masa nifas anatara lain yaitu(Yetti Anggraini, 2014).
a.    Kunjungan Pertama (6-8 jam setelah persalinan)
Yang bertujuan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk jika perdarahan berlanjut, pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan berhasil dilakukan, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap sehat sehat agar bayi tidak mengalami hipotermi dan bila petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal dengan ibu untuk 2 jam pertama sudah kelahiran atau sampai bayi dan ibu dalam keadaan stabil.
b.    Kunjungan Kedua (6 hari setelah persalinan)
Pada kunjungan ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada tali pusat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu, mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara yang bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar (Ai Yeyeh, 2012).
c.    Kunjungan Ketiga (2 minggu setelah persalinan)         
Disini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi untuk menjaga kesehatan bayi dan menjaga bayi agar tetap hangat.
d.   Kunjungan Keempat (6 minggu setelah persalinan)
Pada kunjungan ini bidan menanyakan pada ibu tentangg penyulit yang ia atau bayi alami dan memberikan konseling untuk menggunakan kontrasepsi secara dini untu menjarangkan kehamilan.
Kebutuhan padamasa nifas
1.    Nutrisi dan Cairan
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada masa menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolism, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan di konsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur, dan pelindung (YettiAnggraini, 2014).
a.    Sumber tenaga (Energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembentukan jaringan baru.zat nutrisi yang mengandung sumber energy adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian,kentang,umbi,sagu,jagung,tepung roti,mie,dll. Lemak hewani yaitu mentega,dan keju. Lemak nabati yaitu minyak kelapa sawit, minyak  sayur dan margarin.
b.    Sumber Pembangun(Protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati.protein hewani adalah telur,daging,ikan, udang karang,susu,dan keju. Sedangkan protein nabati adalah tempe,tahu,kacang-kacangan dll.


c.    Sumber pengatur dan pelindung (Mineral,air dan vitamin)
Mineral air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolism darah dalam tubuh, beberapa mineral yang penting seperti zat kapur untuk pembentukan tulang, fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi, zat besi untuk pembentukan sel darah merah, yodiun untuk mencegah timbulnya kelemahan mental, kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan gizi anak, serta vitamin seperti A, B1, B2 B3, B6, B12, C, D dan vit K. untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
2. Eliminasi
Pengeluaran air seni akan menigkat 28-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume darah menigkat pada saat hamil dan tidak diperlukan lagi pada saat persalinan. Oleh karena itu ibu perlu balajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil pada saat ada rasa sakit pada perineum yang terdapat jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancer sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid (wasir). Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisaasi dini, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum.
3. Ambulasi
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini yaitu beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik. Jika tidak ada kelainan lakukan mobilisasi sedinimungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal, ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan pengeluaran cairan vagina (lokhea).
4. Menjaga Kebersihan Diri
Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.


a.    Kebersihan alat genitalia
Setelah melakirkkan biasanya perineum menjadi agak bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atauepisiotomi. Sebaiknya pada masa ini ibu menjaga kebersihan alat genitalia dengan mencucinya menggunakan sabun dan air, kamudian daerah vulva sampai anus harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali selesai buang air besar maupun kecil, dan mengganti pembalut minimal 3 kali sehari. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah alat genitalia. Mengajarkan ibu membersihkan alat kelamin dengan caramembersihkan daerah dekat vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudianmembersihkan daerah sekitar anus. Sarankan ibu memngganti pembalut setidaknya dua kali sehari dan kain dapat digunakan ulang setelah di cuci. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau mencuci menggunakan sabun.
b.    Pakaian
Sebaiknya pakaianterbuat dari bahan yang menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya pakaian agak  longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lokhea. Pakaian yang digunakan dalam keadaan longgar, dalam keadaan kering da juga terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak (disamping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil.
c.    Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu biasanya akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga rambut menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Perawatan rambut perlu diperhatikan oleh ibu yaitu mencuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut dan hindari penggunaaan pengering rambut.

d.   Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk mnenghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki dan tanga ibu. Oleh karena itu minggu-minggu pertama setelah persalinan ibu akakn merasa banyak mengeluarkan keringat yang lebih benyak dari biasanya. Usahakan lah ibu lebih sering mandi dan menjaga kulit tetap kering.
e.    Istirahat
Wanita pasca persalina harus cukup istirahat. Delapan jam pasca persalinan, ibu harus tidur telentang untuk mencegah terjadinya perdarahan. Sesudah delapan jam, ibu boleh miring ke kiri atau kekanan untuk mencegah thrombosis. Ibu dan bayi di tempatkan pada satu kamar. Pada hari kedua bila perlu dilakukan senam, pada hari ke tiga pada umumnya sudah dapat duduk, hari ke empat berjalan dan hari ke lima sudah dapat pulang, makan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, protein dan cukup vitamin.
f.     Sexsual

Setelah persalaina pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai pasangan. Namun segera setelah ibu merasa percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa ia sudah kehilangan aspek lain dalam hidupnya yang juga penting. Oleh karena itu diperlukan pemahaman pada istri oleh suami. Anjurkan pada ibu dan suami sebaiknya melakukan hubungan seksual secara fisik, aman untuk melalui hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, begitu ibu merasa aman untuk melalukan hubungan suami istri maka hal itu dapat diperbolehkan. Dan waktu yang paling tepat untuk melakukannya ialah setelah 40 hari setelah persalinan karena pada saat sebelum 40 hari tubuh masih berjuang untuk melakukan pemulihan.
View Post
a.    Pengertian masa nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Darah nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim karena hamil. Maka itu termasuk darah nifas juga (Yetti Anggraini, 2014).
1.    Tahapan Masa Nifas
a.    Periode intermediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, tekanan darah, dan suhu.
b.    Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
c.    Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
d.   Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan seharihari serta konseling KB (Yetti Anggraini, 2014).
b.   Fisiologi Nifas
Selama hamil terjadi perubahan pada system tubuh wanita diantarany perubahan pada system reproduksi, pencernaan, integumen, perkemihan,endokrin, musculoskeletal, kardiovaskuler, tanda-tanda vital.
1.    Perubahan Sistem Reproduksi
a.    Involusio Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidus yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati).Perubahan ini diketahui dengan melakukan pemeriksaan  palpasi dimana TFU nya (tinggi fundus uteri).Perubahan normal pada uterus selama postpartum yaitu pada saat setelah bayi dan plasenta lahir tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, 6 hari kemudian dipertengahan pusat dan simpisis, 2 minggu kemudian tidak teraba, 6 minggu kemudian semakin bertambah kecil, dan 8 minggu kemudian kembali dalam keadaan normal (Yetti Anggraini, 2014).
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus MenurutMasa Involusi
1.     Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus.
2.     Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram.
3.     Uri lahir 2 jari bawah pusat 700 gram.
4.     1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram.
5.     2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 300 gram.
6.     6 minggu Bertambah kecil 40-60 gram.
7.     8 minggu Sebesar normal 30 gram. (Yetti Anggraini, 2015).
b.    Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Pengeluaran lokhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya sebagai berikut:
a)   Lokhea rubra/kruenta
Lokhea ini keluar dari hari pertama sampai hari ke tiga berwarna merah kehitaman terdiri dari darah segar, jaringan sisa sisa plasenta lemak bayi dan sisa mekonium.
b)   Lokhea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post pastum.
c)    Lokhea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.


d)   Lokhea alba/putih
Lochea ini mengandug leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik, dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu postpartum (Reni Yuli, 2015).
c. Perubahan pada serviks
Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk servik agak  menganga seperti corong, segera setelah bayi baru lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapt mengadakan kontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks berbentuk semacam cincin.Muara serviks yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi baru lahir, tangan dapat masuk kedalam rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post partum, serviks sudah menutup kembali (Yetti Anggraini, 2014).
d. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, sera pereganganyang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
2.    Perubahan Sistem Pencernaan
Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari,gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan anema. Rasa sakit di daerah perineum dapat menghalangi keinginan untuk buang air besar (BAB) sehingga pada masa nifas sering timbul keluhan konstipasi akibat tidak teraturnya buang air besar (Reni Yuli, 2015).
3.    Perubahan Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama hal ini dikarenakan kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresiantara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.Pada kasus dengan riwayat persalinan yang menimbulkan trauma pada ureter, misalnya pada persalinan macet atau bayi besar maka trauma tersebut akan berakibat timbulnya retensio urine pada masa nifas  (Reni Yuli, 2015).
4.    Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi dieresis akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke 5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi  daripada kadar normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pembuluh darah pada ambulasi dini.Tonus otot polos pada dinding vena mulai membaik volume darah mulai berkurang, viskositas darah kembali normal dan curah jantung serta tekanan darah menurun sampai ke kadar sebelum hamil. Pada beberapa wanita kadang-kadang masih terdapat edema residual di kaki dan tangan yang timbul pada saat kehamilan dan meningkat nya asupan cairan pada saat persalinan, dari kongesti yang terjadi akibat mengejan yang berkepanjangan pada kala dua atau bisa juga di akibatkan oleh imobilitas relative segera pada masa nifas. Terdapat sedikit peningkatan resiko trombosisi vena profunda dan embolus.
5.    Sistem Musculoskletal
Kadar relaksin dan progesterone berkurang hingga mencapai kadar normal dalam waktu 7 hari, namun akibat yang di timbulkan pada jaringan fibrosa, otot dan ligament memerlukan waktu 4-5 bulan untuk berfungsi seperti sebelum hamil. Pada masa nifas awal ligament masih dalam kondisi terpanjang dan sendi-sendi berada didalam kondisi kurang stabil. Hal ini berarti wanita berada dalam kondisi paling rentan mengalami masalah musculoskletal. Ambulasi dini bisa dimulai 4-8 jam nifas dengan ambulasi dini akan membantu mencegah komplikasi dan mempercepat involusi.
6.    Perubahan Sistem  Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam nifas. Progesteron turun pada hari ke 3 nifas. Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur  hilang.
a.    Hormon Plasenta
Human Chorionik Gonadotropin (hCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 masa nifas.
b.    Hormon oksitosin
Oksitosin dikeluarkan dari hipotalamus posterior untuk merangsang kontraksi otot uterus dan pada payudara untuk pengeluaran air susu.
c.    Hormon pituitary
Prolaktin dalam darah meningkat dengan cepat pada wanita yang tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat  pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hinggaovulasi terjadi.
d.   Hipotalamik Pituitari Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi. Diantara wanita laktasi sekitar 15% menstruasi setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
7.    Perubahan Sistem Integumen
Perubahan system integument pada masa nifas diantaranya adalah :
a.    Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit. Hal ini menyebabkan ibu nifas yang semula memiliki hyperpigmentasi pada kulit saat kehamilan secara berangsur-angsur menghilang sehingga pada bagian perut akan muncul garis garis putih yang mengkilap dan dikenal sebagai striae albican.
b.    Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.
8.    Perubahan Tanda-Tanda Vital
a.    Suhu Tubuh
Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 370c-37,50c. Kemungkinan disebabkan karena dari aktifitas payudara. Bila kenaikan mencapai 380c pada hari ke-2 sampai hari-hari berikutnya, perlu diwaspadai adanya infeksi atau sepsis pada masa nifas.
b.    Denyut Nadi
Setelah persalinan jika ibu dalam keadaan istirahat penuh, denyut nadi sekitar 60x/i dan terjadi  terutama pada minggu pertama nifas. Frekuensi nadi normal yaitu 60-80x/i.Denyut nadi pada masa nifas umumnya lebih stabil dibandingkan suhu badan. Pada ibu yang nervous nadinya akan lebih cepat kira-kira 110x/i, bila disertai peningkatan suhu tubuh bisa juga terjadi syok karena infeksi.
c.     Tekanan Darah
Tekanan darah <140 1-3="" adanya="" bila="" bisa="" dan="" darah="" dari="" diperlukan="" diwaspadai="" hari="" jika="" kemungkinan="" lanjut.="" lebih="" masa="" meningkat="" menjadi="" mmhg="" nifas.="" nifas="" o:p="" pada="" penanganan="" perdarahan="" perlu="" persalinan="" pre-ekslamsia="" rendah="" sampai="" sebaliknya="" sebelum="" tekanan="" timbul="" tinggi="" yang="">
d.   Respirasi
Respirasi normal atau lambat karena ibu dalam keadaan pemulihan atau keadaan istirahat . pernafasan yang normal setelah persalinan adalah 16-24x/I atau rata-ratanya 18x/i. jika ditandai trachipneu  maka perlu dikaji tanda pneumorial  atau penyakit nifas lainnya.  Bila respirasi cepat pada masanifas (30x/i) kemungkinan adanya syok.
9.    Sistem Hematologi

Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer, karena cairan darah ibu banyak sementara sel darahnya berkurang. Bila dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin akan tampak sedikit menurun  dari angka normalnya sekitar 11-12%. Jika hemoglobin nya terlalu rendah maka bisa jadi anemia.Penurunan volume  dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit  dan hemoglobin pada hari ke 3-7 masa nifas dan kembali normal  dalam 4-5 minggu masa nifas (Reni Yuli, 2015).
View Post