Trimester
1
1. Sistem
reproduksi
a.
Vulva dan vagina
Pengaruh hormon estrogen,
vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah sehingga nampak semakin
merah dan kebiru-biruan. Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi
selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat
longgar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina. Sel-sel vagina yang kaya
glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang tinggal membentuk
rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang disebut leukore, selama masa hamil pH sekresi
vagina menjadi lebih asam. Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan pH
membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina, khususnya jamur. Leukore adalah rabas mukoit berwarrna
keabuan dan berbau tidak enak.
b. Serviks uteri
Serviks uteri
terbagi menjadi dua bagian yaitu pars
supravaginal dan pars vaginal. Pars vaginal disebut juga porsio,
terdiri dari bibir depan dan bibir belakang porsio. Pada trimester pertama
kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini terjadi
akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot
polos dan jaringan elastis, serabut kolagen bersatu dengan arah paralel
terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak pada dinding kondisi tidak
hamil, tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan. Pada saat kehamilan
mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen.
Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif (dilusi) dalam
keadaan menyebar (dispresi) dan termodel menjadi serat. Dipresi meningkat oleh
peningkatan rasio dekorin terhadap kolagen. Karena serabut terdispresi,
konsentrasi air meningkat seperti juga halnya asam hialuronat dan
glikosaminoglikan. Asam hialuronat disekresikan oleh fibroblas dan memiliki afinitas
yang tinggi terhadap molekul air. Penurunan konsentrasi kolagen lebih lanjut
ini secara klinis terbukti dengan melunaknya serviks.
c. Uterus
Pada minggu pertama kehamilan
uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah alpukat. Seiring dengan
perkembangan kehamilan, daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan
menjadi bentuk sferis pada usia
kehamilan 12 minggu. Panjang uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan
lebarnya sehingga akan berbentuk oval. Ismus uteri pada minggu pertama
mengadakan hipertropi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi
lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda hegar.
d. Ovarium
Pada
permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravididatum, korpus luteum
gravididatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian korpus luteum mengecil
setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan kematangan
folikel baru ditunda, hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang
relatif minimal dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur 16 minggu.
2. Sistem payudara
Payudara akan
membesar dan tegang akibat hormone
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan
asi. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus pada payudara. Somatomamotropin
mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel
sehingga terjadi pembuatan kasein. Dengan demikian payudara dipersiapkan untuk
laktasi. Disamping itu perubahan progesteron dan somatomamotropin terbentuk lemak disekitar alveolus-alveolus,
sehingga payudara menjadi besar. Papila mamae akan membesar, lebih tegang dan
tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mamae karna hiperpigmentasi. Lemak
yang muncul di areola primer disebut lemak tuberkel montgomery. Grandula
montgomery tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mamae. Rasa penuh
peningkatan sensifitas, rasa geli dan rasa berat dipayudara mulai timbul sejak
minggu ke-6 gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil.
Sensifitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam.
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi.
Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali
tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit.
3. Sistem
Endokrin
Perubahan besar
pada sistem endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan,
pertumbuhan normal janin dan nifas. Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat
cepat menjadi dua kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan
hormonal selama kehamilan terutama akibat reproduksi estrogen dan progesteron
plasenta dan juga hormon-hormon yang dikeluarkan oleh janin.
4. Sistem
Perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini hilang dengan dengan tuanya
kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul dan ginjal wanita
harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat
dan juga mengekresi produk sampah janin. Funggsi ginjal berubah karena adanya
hormon kehamilan, peningkatan volume darah, postur wanita, aktivitas fisik dan
asupan makanan. Sejak minggu ke-10 gestasi pelvik ginjal dan ureter
berdilatasi. Ginjal pada kehamilan sedikit bertambah besar, panjang bertambah
1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil.
Protein urinne secara normal disekresikan 200-300 mg/hari, bila melebihi 300
mg/hari maka harus diwaspadai terjadi komplikasi.
5. Sistem
Pencernaan
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan
motilitas otot polos pada traktus
digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin dilambung
sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis yang disebabkan oleh reflek
asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan
menurunnya tonus sfingter esofagus bagian bawah, mual terjadi akibat penurunan
asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat
penurunana motilitas usus besar. Mual yang sering terjadi pada pagi hari
disebut “morning sickness”.
Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompenisasi dari mual dan muntah yang
terjadi, pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual dan muntah. Epulis selama kehamilan akan mucul, tetapi
setelah persalinan akan berkurang secara spontan. Haemoroid juga merupakan
sesuatu yang sering terjadi sebagai akibat konstipasi dan peningkatan tekanan
vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.
6.
Sistem
Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak
banyak perubahan pada muskuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormon estrogen
dan progesteron, terjadi relaksasi dan jaringan ikat, kartilago, dan ligamen
juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Keseimbangan kadar kalsium selama
kehamilan bisa normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk susu
terpenuhi. Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron terjadi relaksasi
dari ligamen-ligamen dalam tubuh menyebabkan peningkatan mobilitas dari
sambungan otot terutama otot pada pelvic. Perubahan-perubahan tersebut dapat
meningkatkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian belakang yang tambah
sering dengan penambahan umur kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran
uterus ke posisi anterior, lordisis menggeser pusat daya berat kebelakang ke
arah dua tungkai, sendi sakroiliaka, sakrokoksigeus, dan pubis akan meningkat
mobilitasnya yang diperkirakan karna pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut
dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan
tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan.
7. Sistem
Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula mamae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Volume plasma maternal mulai meningkat pada saat usia kehamilan 10
minggu. Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara 20-100%,
selain itu pada minggu ke-5 kardiac output akan meningkat dan perubahan ini
terjadi untuk menguragi resistensi vaskuler sistemik.
8. Sistem
Integumen
Perubahan keseimbangan hormon
dan peregangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem
integumen selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan
ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan
kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan
sirkulasi dan aktivitas. Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan
striae-gravidarum atau tanda regangan.
9. Sistem Metabolisme
Sistem metabolisme adalah
istilah untuk menunjukan perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi di dalam
tubuh untuk pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan,
metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar dimana kebutuhan nutrisi
makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI .
10. Sistem
Berat Badan Dan Indeks Masa Tubuh
Pada dua bulan
pertama kenaikan berat badan belum terlihat, tetapi baru nampak dalam bulan
ketiga.
11. Sistem
Darah Dan Pembekuan Darah
Darah adalah
jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan
yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat sel darah. Volume
darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55% nya adalah cairan,
sedangkan 45% nya terdiri atas sel darah. Susunan darah terdiri dari air 91,0%,
protein 8,0%, dan mineral 0,9%.
12. Sistem
Pernafasan
Penigkatan volume nafas satu menit disebut
hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi karbon dioksida di
alveoli menurun. Disamping itu terjadi desakan diagfragma karena dorongan rahim
yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu sebagai kompensasi terjadi desakan
rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat.
Trimester
II
1.
Sistem
reproduksi
a.
Vagina dan Vulva
Karena hormon
estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat
genitalia membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenisasi dan nutrisi
pada alat-alat genitalia tersebut meningkat. Peningkatan vaskularisasi vagina
dan visera panggul lain menyebabkan sensivitas yang menyolok. Peningkatan
sensivitas dapat meningkatkan keinginan
dan bangkitan seksual, khususnya pada trimester kedua kehamilan. Peningkatan
kongesti ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang berat dapat
menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises biasanya
membaik selama periode pasca partum.
b. Serviks Uteri
konsistensi serviks
menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak.
c. Uterus
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30
x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Hal ini memungkinkan bagi
adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat itu rahim membesar akibat
hipertropi dan hiperplasi otot polos, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik dan endometrium menjadi desidua.
d. Ovarium
Pada usia kehamilan
16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi korpus luteum
graviditatum.
2.
Sistem
Payudara
Pada kehamilan setelah 12 minggu, dari puting susu
dapat mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum.
Colostrum ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi. Selama trimester kedua
dan ketiga pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat secara
progresif. Kadar hormon luteal dan plasenta pada masa hhamil meningkatkan
proliferasi ductus lactiferus dan jaringan lobulus alveolus sehingga pada
palpasi payudara penyebaran nodul kasar peningkatan jaringan glandular
menggantikan jaringan ikat, akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan lebih
jarang.
3.
Sistem
Endokrin
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron
serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Selain itu hormon-hormon maternal
maupun hormon-hormon plasenta juga didistribusikan dalam jumlah besar kedalam
sirkulasi janin, dan aktifitasnya juga mempengaruhi pertumbuhan janin.
4. Sistem Perkemihan
Kandung kencing
tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena uterus sudah mulai
keluar. Pada trimester kedua kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari
panggul sejati kearah abdomen, uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung
kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditujukan
hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat
mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih
dapat menurun. Hal ini memungkinkan
distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran
uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
5. Sistem
Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh
hormon progesteron yang meningkat selain itu perut kembung juga terjadi karena
adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut mendesak organ-organ
dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral. Wasir cukup sering dalam
kehamilan, sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena
dibawah uterus termasuk haemoroid. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran
balik asam gas ke dalam esofagus bagian bawah.
6. Sistem
Muskuloskeletal
Selama trimester
kedua mobilitas persendian akan berkurang terutama pada persendian siku dan
pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan
konektif/jaringan yang berhubungan disekitarnya.
7. Sistem
Kardiovaskuler
Pada usia kehamilan
16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi. Setelah 24 minggu
tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum
aterm. Peruabahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung.
Peningkatan volume darah dan curah jantung
juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama
masa hamil.
8. Sistem
Integumen
Akibat peningkatan
kadar hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun meningkat. Terjadi
perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh FSH dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striaegravidarum livide
atau alba, aerola mamae, papila mamae, linea nigra, pipih (chloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan hilang.
9. Sistem
Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate(BMR) meninggi, BMR
meningkat hingga 15-20% akan tetapi apabila dibutuhkan akan dipakailah lemak
ibu untuk mendapattkan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. BMR kembali setelah
hari ke-5 atau ke-6 pasca partum. Peningkatan BMR mencerminkan kebutuhan
oksigen pada janin, plasenta, uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat
peningkatan kerja jantung ibu.
10. Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh
Kenaikan
berat badan 0,4-0,5 kg/minggu selama kehamilan.
11. Sistem
Darah dan Pembekuan Darah
Pembekuan darah
adalah proses yang majemuk dan berbagai faktor diperlukan untuk melaksanakan
pembekuan darah. Protombin yang kemudian diubah menjadi zat aktif trombin oleh
kerja trombokinase. Trombokinase atau trombokiplastin adalah zat penggerak yang
dilepaskan kedarah ditempat yang luka.
12. Sistem Pernafasan
Karena adanya penurunan tekanan
CO2 seorang wanita hamil sering mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan
usaha bernafas.
Trimester III
1.
Sistem
Reproduksi
a.
Vulva dan vagina
Dinding vagina mengalami banyak
perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat,
dan hipertropi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya
dinding vagina.
b. Serviks Uteri
Pada saat kehamilan mendekati
aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya
menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan menyebar
(dispersi). Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan sehingga siklus
kehamilan yang berikutnya akan berulang.
c. Uterus
Pada akhir
kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis dan seiring
perkembangannya uterus akan menyentuh dinding abdomen, mendorong usus kesamping
dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus
akan berotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya
rektosigmoid di daerah kiri pelvis.
d. Ovarium
Pada trimester
ketiga korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah digantikan oleh
plasenta yang telah terbentuk.
2.
Sistem
Payudara
Pada trimester
ketiga pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara semakin meningkat.
Pada kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat
encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih
kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut colostrum.
3. Sistem
Endokrin
Kelenjar tiroid
akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari
hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Pengaturan konsentrasi
kalsium sangat berhubungan erat dengan magnesium, posfat, hormon pada tiroid,
vitamin dan kalsium. Adanya gangguan pada salah satu faktor itu akan
menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi plasma hormon pada tiroid akan menurun pada trimester
pertama dan kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi penting dari hormon
paratiroid ini adalah untuk memasok janin dengan kalsium yang adekuat. Selain
itu juga diketahui mempunyai peran dalam produksi peptida pada janin, plasenta,
dan ibu.
4. Sistem
Perkemihan
Pada kehamilan
kepala janin mulai mulai turun ke pintu atas panggul. Keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Pada
kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi
daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam
volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.
5. Sistem
Pencernaan
Biasanya terjadi
konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut
kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga
perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus
besar, kearah atas dan lateral.
6. Sistem
Muskuloskeletal
Sendi pelvic pada
saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara bertahan dan
peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita
berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul
miring kedepan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat badan pada
akhir kehamilan membutuhkan pemyesuaian ulang. Pusat gravitasi wanita
bergeserkedepan.
7. Sistem
Kardiovaskuler
Selama kehamilan
jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar 5000-12000 dan mencapai puncaknya
pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000. Penyebab peningkatan
ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah
melakukan pelatihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami
perubahan. Pada kehamilan, terutama pada trimester ketiga terjadi peningkatan
jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.
8. Sistem
Integumen
Pada kulit dinding
perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan. kusam dan kadang-kadang
juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae
gravidarum. Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.
9.
Sistem
Metabolisme
Dengan terjadinya
kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan
ASI.
10.
Sistem
Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh
Kenaikan berat
badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.
11.
Sistem
Darah Dan Pembekuan Darah
Diduga terutama tromboplastin
terbentuk karena terjadi kerusakan pada trombosit, yang selama ada garam
kalsium dalam darah, akan mengubah protombin menjadi trombin sehingga terjadi
pembekuan darah.
12.
Sistem
Pernafasan
Pada 32 minggu
keatas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar kearah diagfragma
sehingga diagfragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan wanita hamil
kesulitan bernafas (Suryati Romauli, 2011).